21 - Kabar mengejutkan - 🦋🦋🦋

6 2 0
                                    

  Fiona akhirnya terbangun setelah tidur selama hampir 2 jam lamanya. Begitu kelopak matanya terbuka, Fiona tidak melihat Ethan di sampingnya. Fiona menatap ke sekeliling kamar, dan tidak melihat Ethan di mana pun. "Ke mana dia?" gumamnya penasaran.

  Fiona menghela nafas berat sambil memijat keningnya yang sedikit pusing. Fiona bukan hanya merasa pusing, tapi Fiona juga merasa jika seluruh tubuhnya terasa lelah dan sakit, terutama di bagian selangkangan dan pahanya. 

  Fiona menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya, dan baru saja akan menuruni tempat tidur begitu mendengar suara pintu terbuka. Fiona menghela nafas lega ketika tahu jika orang yang baru saja datang adalah Ethan. 

  "Kenapa? Apa kamu berpikir kalau orang lain yang datang?" Meskipun hanya sekilas, tapi tadi Ethan bisa melihat dengan jelas betapa tegangnya wajah Fiona. 

  Fiona menjawab pertanyaan Ethan dengan anggukan kepala. 

  Ethan menghampiri Fiona. "Ayo kita mandi dulu." 

  "Aku mau mandi sendiri." Yang saat ini ada dalam pikiran Fiona adalah, jika ia mandi berdua dengan Ethan, maka ia dan Ethan bukan hanya mandi, tapi akan melakukan hal yang lebih dari sekedar mandi.

  "Aku tahu apa yang ada dalam pikiran kamu Fiona," ucap Ethan sambil tersenyum tipis. "Tapi kamu harus tahu kalau aku juga tahu, saat ini kamu sangat lelah, jadi aku tidak akan melakukan hal-hal lainnya selain mandi." 

  "Aku mau mandi sendiri!" Fiona tetap menolak tegas ajakan Ethan untuk mandi bersama. Fiona bukan hanya ingin menghilangkan rasa lengket ditubuhnya, tapi Fiona juga mau menjernihkan pikirannya, karena itulah Fiona tidak mau Ethan ikut mandi bersamanya. 

  "Baiklah kalau itu memang mau kamu." Ethan tidak mau memaksa Fiona, karena mungkin nanti akhirnya ia dan Fiona akan bertengkar. 

  Ethan menuruni tempat tidur, lalu berdiri di hadapan Fiona dengan kedua tangan terulur, berniat untuk membantu Fiona. 

  "Enggak usah, aku bisa sendiri!" Fiona menolak bantuan dari Ethan. 

  "Yakin bisa sendiri?"

  "Iya, aku bisa sendiri." Fiona meyakinkan Ethan kalau dirinya bisa pergi ke kamar mandi tanpa bantuan dari Ethan.  

  Ethan mengangguk, lalu menyingkir dari hadapan Fiona. 

  "Sial, rasanya sangat sakit," keluh Fiona yang sayangnya tidak bisa di dengar oleh Ethan karena Ethan sudah keluar dari dalam kamar.

  Fiona melangkah menuju kamar mandi dengan langkah tertatih-tatih. 1 jam adalah waktu yang Fiona butuhkan untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

  Fiona keluar dari kamar mandi, bertepatan dengan Ethan yang baru saja memasuki kamar.

  Sama seperti Fiona, Ethan juga sudah mandi, bedanya adalah, Ethan sudah selesai sejak 30 menit yang lalu.

  "Pakailah." Ethan menaruh sebuah dress hitam di atas tempat tidur.

  Fiona menatap Ethan dan dress tersebut secara bergantian. 

  "Kamu pasti bercanda." 

  "Kenapa aku harus bercanda? Aku serius, pakailah. Dress itu cocok untuk kamu, Fiona." Ethan tahu kalau Fiona sangat menyukai warna hitam, itulah alasan kenapa Ethan memilih dress berwarna hitam.

  "Ethan, apa kamu tidak melihat kalau ada banyak sekali kissmark yang ada di leher aku?" Fiona menunjuk leher juga dadanya yang penuh dengan kissmark.

  "Lalu apa masalahnya?" Dengan polosnya, Ethan bertanya.

  "Aku enggak mau pakai dress itu, karena kissmark di leher aku bisa kelihatan." Fiona jelas tidak mau kissmark di lehernya dilihat oleh banyak orang.

Putri Sang Mafia - END - 🦋🦋🦋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang