50 - Rencana balas dendam Fiona - 🦋🦋🦋

26 5 0
                                    

  Fiona merasa kalau waktu berjalan begitu cepat, sampai tak terasa, 3 tahun sudah berlalu sejak dirinya pergi meninggalkan Manhattan, New York, lalu menetap di Jerman.

  Sampai saat ini belum ada yang mendatangi Fiona, tidak Ethan tidak juga Livy.

  Fiona tahu kalau sampai saat ini, Ethan, Livy, dan juga kedua sahabatnya masih mencari keberadaannya. Fiona mengetahui itu semua dari Marco.

  Fiona sedang duduk di depan meja rias ketika Elena mengetuk pintu kamarnya, lalu meminta iziz untuk masuk. 

  "Masuk, Elena!" Teriak Fiona memberi izin. 

  Tak berselang lama kemudian, pintu kamar Fiona terbuka. 

  Elena mendekati Fiona. "Nona, semuanya sudah siap."

  Fiona mengangguk. "Bagaimana dengan Nicholas?" 

  "Sampai saat ini, Tuan Nicholas masih tidur, Nona. Apa saya harus membangunkannya?" 

  "Tidak usah, biarkan saja dia tidur." Fiona menjawab cepat pertanyaan Elena. 

  Fiona takut kalau ia melihat wajah Nicholas, maka ia akan mengurungkan niatnya untuk pergi.

  "Baik, Nona."

  Fiona dan Elena lalu keluar dari kamar.

  Saat ini keduanya sudah berada di luar mansion.

  Fiona tiba-tiba menghentikan langkahnya, membuat Elena yang sejak tadi berjalan dibelakangnya juga ikut menghentikan langkahnya.

  Fiona berbalik menghadap Elena. "Elena, kamu tidak perlu mengantar saya ke bandara."

  Permintaan, atau lebih tepatnya perintah Fiona mengejutkan Elena. "Apa Anda yakin, Nona?" 

  "Saya yakin, Elena. Saya mau kamu tetap di mansion, menjaga Nicholas. Sebentar lagi dia pasti akan terbangun."

  "Baik, Nona." Jika itu memang kemauan Fiona, Elena bisa apa.

  "Terima kasih, Elena."

  "Sama-sama, Nona," balas Elena sambil memberi hormat dengan cara menundukkan wajahnya.

  Fiona melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda, memasuki mobil sedan hitam yang akan membawanya pergi ke bandara.

  "Jalan, Ben!" Perintah Fiona pada Ben, salah satu supir pribadinya.

  "Baik, Nona." 

  Ben melajukan mobil keluar dari mansion.

  Ketika mobil melaju meninggalkan mansion, Fiona menatap mansion yang selama hampir 3 tahun ini ia tinggali dengan kedua mata  berkaca-kaca.

  "Selamat tinggal Nicholas. Terima kasih atas segala kebahagiaan yang sudah kamu berikan. Semuanya memang singkat, tapi meninggalkan kesan yang sangat mendalam." Fiona lantas menyeka air mata yang membasahi wajahnya.

  Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang sekaligus juga melelahkan, zet pribadi milik Fiona akhirnya mendarat dengan selamat di kota New York.

  Begitu keluar dari dalam zet, Fiona melihat Marco. 

  Tentu saja kedatangan Fiona kembali ke New York diketahui oleh Marco.

  "Lama tidak bertemu Nona Fiona," sapa Marco sambil memberi hormat pada Fiona.

  "Bagaimana kabar kamu, Marco?" 

  "Seperti yang Nona liat, saya baik-baik saja Nona." 

  "Baguslah kalau begitu." 

Putri Sang Mafia - END - 🦋🦋🦋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang