03 - Impian Fiona - 🦋🦋🦋

6 4 0
                                    

  Tak terasa, waktu berjalan dengan sangat cepat. 3 bulan telah berlalu sejak Fiona kehilangan Ayahnya yang terbakar bersama mansion serta para anak buahnya. Sejak kejadian tragis tersebut, Fiona mencoba untuk kembali menjalani hidupnya seperti biasa.

  Awalnya terasa berat, sangat berat, tapi seiring dengan berjalannya waktu, semakin lama, Fiona semakin terbiasa menjalani hari-harinya tanpa kehadiran sang Ayah di sampingnya.

  Fiona sangat bersyukur karena Livy sangat baik padanya, bukan hanya Livy, tapi para penghuni apartemen yang tinggal dengannya dan Livy juga baik padanya.

  "Selamat pagi." Begitu keluar dari lift, Fiona menyapa 2 orang pria yang berjaga di depan lift.

  "Selamat pagi, Nona Fiona." Dengan kompak, kedua petugas tersebut membalas sapaan Fiona.

  Fiona pergi menuju ruang makan, karena sudah tiba waktunya untuk menikmati sarapan.

  "Selamat pagi, Livy!"

  Sapaan penuh semangat Fiona mengejutkan Livy yang sedang menikmati sarapan.

  Usia Livy memang berada di atas Fiona, tapi Livy meminta agar Fiona memanggilnya hanya dengan nama tanpa ada embel-embel lain.

  Fiona menghargai keputusan Livy, meskipun pada awalnya merasa canggung, tapi pada akhirnya Fiona mulai terbiasa.

  Fiona sontak tertawa begitu melihat Livy terkejut.

  Livy menggeleng, lalu membalas sapaan Fiona dengan tak kalah semangatnya.

  "Apa menu sarapan hari ini?" Fiona duduk di kursi yang berada tepat di hadapan Livy.

  "Sesuai dengan pesanan kamu kemarin, sarapan hari ini adalah roti bakar selai cokelat dan segelas susu cokelat." Livy memanggil pelayan, meminta agar pelayan tersebut segera menyiapkan sarapan untuk Fiona.

  Tak lama kemudian, pelayan datang, membawa 1 piring roti bakar selain cokelat dan 1 gelas susu cokelat kesukaan Fiona.

  Fiona sangat menyukai cokelat, jadi hampir setiap hari Fiona akan mengkonsumsi cokelat.

  "Terima kasih," ucap Fiona sesaat setelah pelayan tersebut meletakkan roti serta 1 gelas susu di hadapannya.

  "Sama-sama, Nona Fiona," balas pelayan tersebut sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruang makan.

  Sekarang, di ruangan tersebut hanya ada Livy dan Fiona.

  Livy dan Fiona sedang menikmati sarapan sambil mengobrol ketika seorang pengawal datang sambil mengetuk pintu sebanyak 3 kali guna menarik perhatian dari Livy dan Fiona, terutama Livy.

  Livy dan Fiona sama-sama menoleh.

  "Ada apa, Marco?" Livy menatap bingung Marco yang terlihat panik.

  "Nona Livy, Tuan Ethan akan datang berkunjung."

  "Kapan? Besok?"

  "Hari ini, Nona. Saat ini Tuan Ethan sudah sampai di tempat parkir, dan mungkin sudah menaiki lift menuju ke sini."

  Livy tersedak kopi yang baru saja diminumnya, terlalu terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Marco.

  Tersedaknya Livy membuat Marco dan Fiona sama-sama panik.

  Fiona menghampiri Livy, lalu memberi Livy segelas air minum sambil terus mengusap pelan punggung Livy. Fiona berharap apa yang ia lakukan bisa mengurangi rasa sakit yang saat ini Livy rasakan. 

  Wajah Livy sampai memerah, itu artinya Livy sangat kesakitan.

  Livy menenggak air minum pemberian Fiona sampai habis tak tersisa.

Putri Sang Mafia - END - 🦋🦋🦋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang