46 - Pergi menjauh - 🦋🦋🦋

12 2 0
                                    

  Kemarin Ethan merasa sangat lelah, jadi pagi ini Ethan bangun lebih siang dari biasanya. Ethan baru saja terbangun ketika waktu menunjukkan pukul 7 lewat 15 menit. Itu artinya, Ethan baru bangun 1 jam setelah pesawat yang Fiona gunakan mengudara. 

  "Eungh...." Ethan melenguh sambil merentangkan kedua tangannya ke atas, merenggangkan otot-otot ditubuhnya yang terasa pegal.

  "Dingin," gumam Ethan ketika merasakan tempat tidur di sebelahnya terasa sangat dingin, itu artinya Fiona sudah lama meninggalkan tempat tidur.

  "Ke mana dia?" gumam Ethan sambil menyibak selimutnya.

  Ethan berdiri, tapi tiba-tiba rasa pusing menyerang kepalanya, jadi Ethan memutuskan untuk kembali duduk.

  Ethan duduk di pinggir tempat tidur sambil menatap setiap penjuru kamar, mencari keberadaan Fiona.

  Beberapa menit kemudian, Ethan yakin kalau Fiona tidak ada di kamar mandi, karena pintu kamar mandi dalam keadaan terbuka. Ethan juga yakin kalau Fiona tidak ada di balkon karena pintu yang mengarah ke arah balkon masih dalam keadaan tertutup rapat. 

  "Dia tidak ada di kamar," gumam Ethan sesaat setelah mengamati setiap penjuru kamarnya.

  Ethan menoleh ke arah nakas, tempat di mana biasanya ponsel Fiona berada, dan ternyata ponsel Fiona juga tidak ada. 

  Ethan bergegas pergi menuju walk in closet, menghela nafas lega ketika melihat pakaian Fiona masih ada, dan Ethan rasa, tidak ada satupun pakaian Fiona yang hilang. Ethan berbalik, dan dalam hitungan detik, raut wajahnya berubah.

  "Tas Fiona tidak ada 1," gumam Ethan dengan kedua mata melotot. Ethan berlari keluar dari kamar, lalu memeriksa setiap laci. Ethan mengumpat begitu tahu jika dokumen-dokumen penting milik Fiona, seperti paspor tidak ada.

  "Fiona!" Teriak Ethan sambil berlari keluar dari kamar.

  Tidak ada teriakan balasan dari Fiona.

  "Q!"

  Teriakan membahana Ethan mengejutkan Q yang baru saja keluar dari dapur.

  Q membalas teriakan Ethan, dan bergegas menghampiri Ethan yang baru saja keluar dari lift.

  "Ada apa, Tuan?" Q menatap bingung Ethan yang saat ini terlihat sekali sangat panik.

  "Apa kamu melihat Fiona?"

  "Sejak saya bangun, saya sama sekali belum melihat Nona Fiona, Tuan."

  "Kalau begitu, sekarang juga, kamu perintahkan setiap penjaga yang ada di mansion ini untuk mencari Fiona!" Perintah tegas Ethan.

  "Baik, Tuan." Q memberi perintah pada para setiap penjaga melalui earpiece yang ada di telinga kanannya, meminta mereka untuk mencari Fiona di setiap penjuru mansion.

  Tak lama kemudian, satu persatu laporan masuk, memberi tahu Q kalau Fiona tidak ada di tempat yang mereka cari.

  "Bagaimana, Q?" tanya Ethan tidak sabaran. 

  "Maaf, Tuan, tapi para penjaga sudah berkeliling mansion, dan mereka tidak melihat Nona Fiona."

  "Shit!" Umpat Ethan sambil meremas kuat rambutnya. "Periksa CCTV."

  "Baik, Tuan."

  Q pergi menuju ruang CCTV, sementara Ethan mencoba kembali menghubungi Fiona, namun sayangnya, hasilnya masih sama seperti sebelumnya, nomor Fiona tidak aktif.

  "Jika Fiona pergi, pasti Max dan Shila tahu ke mana Fiona pergi." Ethan menghubungi Max, tapi Max tidak mengangkat panggilannya, karena itulah Ethan beralih menghubungi Shila. Mungkin Max masih tidur, karena itulah Max tidak mengangkat panggilannya. 

Putri Sang Mafia - END - 🦋🦋🦋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang