55 - Pertemuan dan Perpisahan - 🦋🦋🦋

22 2 1
                                    

  Setiap ada pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Tidak ada satu pun orang yang tahu pasti kapan pertemuan dan perpisahan itu akan terjadi.

  Sama seperti Ethan, yang tidak tahu jika di hari di mana ia akan membunuh Romanov, ia malah akan bertemu dengan Fiona, wanita yang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta sejak pertama kali ia melihatnya. Sampai akhirnya beberapa hari yang lalu, ia kehilangan Fiona untuk selama-lamanya. Padahal saat itu, ia baru saja bertemu dengan Fiona setelah hampir 3 tahun lamanya mereka tidak bertemu, dan ternyata kemarin adalah pertemuan terakhir mereka.

  2 hari sudah berlalu sejak Fiona dinyatakan meninggal, tapi sampai saat ini, Fiona masih belum juga dimakamkan.

  Alasannya karena Ethan terlebih dahulu menjemput Nicholas ke Jerman, dan Ethan juga mau, seluruh keluarga Fiona menghadiri acara pemakaman tersebut.

  Sampai saat ini, duka yang mendalam masih menyelimuti mansion milik Ethan.

  Duka tersebut datang bukan karena kematian Kathy sang istri, apalagi kematian dari sang Kakak ipar, Bastian, tapi karena kematian dari Fiona Caitlyn Mackenzie, wanita yang sangat Ethan cintai.

  Saat ini, ada banyak sekali orang yang berkumpul di mansion Ethan, mulai dari kerabat dekat Ethan, dan Fiona, termasuk beberapa orang penting dari organisasi.

  Mereka semua mengenakan pakaian serba hitam, mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala, bahkan tak sedikit pula yang mengenakan kaca mata hitam.

  Tak berselang lama setelah Fiona dinyatakan meninggal oleh Dokter, Livy langsung memberi perintah pada Marco, meminta Marco untuk memberi tahu keluarga besar Alexius tentang meninggalnya Fiona.

  Marco menuruti perintah Livy. Marco tidak memberi tahu keluarga Alexius tentang meninggalnya Fiona melalui panggilan telepon, tapi datang menemui mereka semua secara langsung.

  Jangan tanya bagaimana reaksi mereka semua begitu mendengar kabar duka tersebut, karena mereka semua luar biasa sangat shock, terutama Shila, bahkan Shila sempat pingsan.

  Begitu sadar, Shila menolak untuk percaya kalau sang sahabat sudah meninggal, tapi begitu sudah melihat jasad Fiona dengan mata kepalanya sendiri, Shila akhirnya tahu kalau sang sahabat memang benar-benar sudah tiada.

  Hari ini mereka semua berkumpul di mansion Ethan untuk mengantar Fiona ke tempat peristirahatan terakhirnya.

  Marco menghampiri Livy. "Nona, semuanya sudah siap."

  "Kalau begitu, panggilkan Ethan, suruh dia turun. Kita akan berangkat ke pemakaman sekarang juga."

  "Baik, Nona." Marco lalu pergi menemui Ethan yang saat ini masih berada di kamar, bersama dengan Nicholas.

  Marco sudah berdiri di depan kamar Ethan. Marco mengangkat tangan kanannya, mengetuk pintu kamar Ethan sebanyak 3 kali, sebelum akhirnya berteriak. "Tuan Ethan, semuanya sudah siap. Kita akan segera berangkat!"

  Ethan yang sejak tadi mengobrol dengan Nicholas pun menoleh ke jam yang kini melingkari pergelangan tangan kanannya. "Ternyata sudah waktunya untuk berangkat," gumammnya.

  Ethan kembali menatap ke arah Nicholas. "Sayang, ayo kita turun ke bawah."

  "Gendong, Dad," pinta manja Nicholas.

  Ethan menggendong Nicholas, lalu keluar dari kamar.

  Begitu pintu terbuka, Ethan mendapati Marco yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.
"Apa semua orang sudah berkumpul?"

  Orang yang Ethan maksud adalah kerabat dekatnya, termasuk keluarga besar Alexius.

  "Semua orang sudah datang sejak tadi, Tuan."

Putri Sang Mafia - END - 🦋🦋🦋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang