This is my best.
.
.
.‧͙⁺˚*・༓☾ PROLOG ☽༓・*˚⁺‧͙
"Phi, kamu datang lagi?"
"Aku lapar, Zie."
"Ini bukan satu-satunya restauran yang ada di negara ini, kamu bisa mengunjungi tempat lain."
"Kamu lupa ibu hanya bisa makan masakanmu? dan itu menular padaku."
Kenzie menghela nafas, ikut duduk di hadapan Darren seraya menyodorkan buku menu.
"Bagaimana mungkin aku melupakan Ibu?"
Darren meneliti daftar menu dengan seksama kemudian memilih satu menu favorit Ibunya.
"Yang ini saja. Harus kamu yang memasak ya." Menatap dengan puppy eyes.
Untuk kesekian kali, Kenzie menghela nafas. Mantan Alpha-nya ini terlalu banyak mau.
"Tapi kamu harus tetap diam di sini, jangan mengikutiku!" Tunjuknya mengarah tepat ke wajah Darren, pertanda mengancam dengan serius.
Yang diancam malah terkekeh. Baginya, saat sedang marah pun mantan
Omega-nya ini terlihat menggemaskan.Seperti istilah 'larangan adalah perintah', Darren mengikutin Kenzie dan memeluknya dari belakang ketika Omega itu tengah memakai apron.
"Lepas, Phiii...!"
"Biarkan aku menghirup feromon-mu sebentar, Zie. Aku sangat lelah." Darren menyamankan wajah di ceruk leher sang mantan Omega.
"Dua menit."
Kenzie memilih membiarkan karena dia tau, dilarang pun percuma.
Darren tersenyum dalam anggukan, lalu mengendus aroma Kenzie sedalam-dalamnya.
◆◇◆◇◆◇◆◇
Kata Darren ;
"Jika ingin dekat dengan ku, kau harus secantik mantan Omegaku, sebaik mantan Omegaku, selembut mantan Omegaku, pintar masak seperti mantan Omegaku, imut dan menggemaskan seperti mantan Omegaku, penurut seperti mantan Omegaku dan dicintai ibuku seperti mantan Omegaku. Tapi ibuku sudah meninggal, jadi kalian tidak memiliki kesempatan."
Give me star ⭐