CHAPTER 31

1.1K 114 9
                                    

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-

Adel yang terbaring lemah di pelukan kakaknya, darah mengalir dari luka-lukanya, masih belum sepenuhnya hilang kesadaran. Pandangannya kabur, tubuhnya terasa berat, tetapi pikirannya tetap tertuju pada Shani. Dia mendengar langkah pelan mendekat, dan ketika matanya berusaha fokus, dia melihat sosok wanita bertopeng itu berdiri beberapa meter di depannya, menggenggam sebuah pisau berkilau di bawah cahaya redup.

Shani, yang masih memeluk tubuh adiknya, merasakan ketegangan udara di sekeliling mereka. Dia mengangkat kepalanya dan melihat wanita bertopeng itu mendekat dengan tatapan dingin, langkah-langkahnya lambat tapi pasti, seolah menikmati rasa takut yang mereka rasakan.

"Dedel... bangun... kamu harus bangun..." Shani berbisik panik, mengguncang tubuh adiknya yang masih terbaring di pangkuannya. Tapi Adel hanya bisa mengeluarkan gumaman lemah, tubuhnya tak merespon dengan cepat.

Wanita bertopeng itu berhenti tepat di depan mereka, pisau di tangannya terangkat tinggi, siap untuk diayunkan. "Kalian sudah membuat masalah terlalu besar. Sekarang, ini waktunya mengucapkan selamat tinggal, nyawa harus dibalas dengan nyawa bukan" suaranya datar, tanpa emosi, namun tajam seperti bilah pisaunya. Wanita bertopeng itu perlahan membuka topeng yang ia kenakan.

"Ashel.." Adel terkejut bukan main ketika meliat sosok dibalik topeng yang telah menghabisi Mira dan yang menculik kakaknya adalah Ashel, perempuan yang selama ini menjadi rivalnya.

"Kamu... Kamu bukannya anak dari Pradipta," ucap Shani di sela isak tangisnya.

"Kenapa kaget ya??" tanya Ashel disertai tawa yang menggema.

"Apa mau kamu," tanya Shani masih terisak.

"Gw mau lo dan keluarga lo hancur!!" ucap Ashel disertai senyum smirk.

"Kenapa? Apa salah saya dan keluarga saya?" tanya Shani bingung.

"Ga usah pura-pura lupa dan gatau apa-apa. Gara-gara lo dan bokap lo, nyokap gue stres dan bundir." jelas Ashel, semua yang ada di ruangan itu kaget terutama Shani dan Adel.

"Apa hubungannya itu dengan keluarga saya," Shani bertanya lagi.

"Gara-gara lo dan bokap lo, perushaan bokap gue bangkrut. Semua itu karena lo yang ngerebut proyek yang awalnya diberikan ke bokap gue. Nyokap gue depresi karena perubahan sikap bokap gue yang jarang pulang dan kasar, sampai akhirnya dia milih bunuh diri." jelas Ashel emosi.

"SEMUA KARENA LO SHANI ANASTASIA MAHESWARA!!"

"Itu semua salah ayahmu yang melakukan kecurang sehingga proyek dialihkan ke perusahaan saya," jelas Shani, Ashel yang mendengar hanya tertawa sinis.

I'M ADELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang