29 | do not fall in love

171 41 7
                                    

Ini bencana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini bencana.

Jisoo tak pernah mengira hidupnya akan sesial ini.

Bahkan ditahun terakhir masa SMA-nya. Tepat menunggu beberapa bulan sebelum kelulusan.

Jisoo justru masih sempat menambah masalah baru untuk hidupnya sendiri. Jika kebanyakan orang akan menghindari masalah, Jisoo justru akan mencarinya. Anggap saja begitu.

Semua ini berawal dari siang itu.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar satu jam yang lalu. Namun Jisoo baru keluar dari sekolahnya karena mengurus beberapa hal dengan wali kelas terkait dengan nilai-nilainya. Sembari menenteng sebuah tote bag, Jisoo melihat jam dipergelangan tangan. Waktu menunjukkan pukul lima lebih dua belas menit.

Jarak antara sekolah dan rumahnya termasuk sangat dekat, jadi setiap hari Jisoo biasanya pulang berjalan kaki, namun saat berangkat dia akan diantar ibunya sekalian wanita itu berangkat bekerja.

Karena hari sudah mulai petang dan sebentar lagi adzan Maghrib berkumandang, Jisoo yang juga lelah akhirnya memutuskan untuk mengambil jalan tikus agar bisa lebih cepat sampai ke rumahnya.

Namun disitulah kesialannya dimulai.

Setelah dia berjalan masuk ke sebuah gang, bahkan belum ada lima menit dia berjalan disana, Jisoo mendengar keributan. Dan dia dapat melihat dengan jelas segerombolan orang yang merupakan anak-anak berseragam SMA beberapa meter didepannya, setidaknya ada sekitar lima sampai tujuh orang yang dilihatnya. Bukan sedang melakukan rapat, namun ini lebih diluar nalar Jisoo sendiri.

Jisoo tak pernah melihat pertengkaran yang dilakukan oleh sekelompok orang, Jisoo hanya pernah membacanya di beberapa novel fiksi remaja yang direkomendasikan seorang teman. Namun kini tepat didepan matanya, Jisoo melihat sekelompok orang itu bertengkar. Didalam sebuah gang yang sering Jisoo lewati.

Maka tanpa pikir panjang, Jisoo segera berbalik dan berlari sekuat tenaga. Jisoo tak dapat memikirkan hal lain selain melaporkan kejadian tersebut pada guru di sekolahnya. Karena Jisoo tadi sempat melihat beberapa anak memakai seragam yang sama sepertinya.

Kejadian berlalu begitu cepat. Pertengkaran berhasil diakhiri oleh beberapa guru. Pun sekarang ketujuh orang beserta dengan Jisoo duduk di ruang konseling sekolah.

Tubuhnya kaku, Jisoo meremas rok sekolahnya yang kini sudah kusut, kepalanya menunduk, keringat mengalir dipelipisnya karena dia yang mengeluarkan seluruh tenaga untuk berlari. Dan sekarang pun jantungnya masih berdetak cepat tak karuan walaupun dia tau dia tak melakukan kesalahan atau bergabung dengan sekelompok murid berandalan tersebut.

Jisoo tau dia tak melakukan kesalahan tapi dia tetap saja merasakan ketakutan berlebihan. Dan penyebabnya tentu saja, seorang siswa yang duduk disofa diseberangnya.

Laki-laki dengan warna rambut ungu dengan penampilan acak-acakan yang duduk diseberang Jisoo itu, merupakan Taeyong. Orang yang semestinya Jisoo hindari, justru Jisoo sendiri yang melibatkan dirinya kedalam masalah dengan laki-laki itu.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang