Julian sampai di apartemen lamanya, tidak Ia sangka jika dirinya akan kembali ke apartemennya ini, beruntung unit apartemennya belum terjual. Bukan Julian tak mampu untuk tinggal di tempat lain, hanya saja akan lebih nyaman jika tinggal di tempat yang sudah menemaninya bertahun-tahun.
"Silahkan melihat-lihat.." ujar seseorang yang tiba-tiba masuk dan mengejutkan Julian yang hendak saja mandi dan sudah menanggalkan pakaiannya.
"Siapa??" tanya Julian membuat seorang pria yang sudah masuk berdiri mematung karena melihat Julian di dalam.
"B-bagaimana kau bisa masuk?" tanya Julian yang bertanya-tanya.
"Tuan, bukankah unit ini di jual?" ucap pria itu.
Julian teringat jika unitnya ini sedang di tawarkan, dan Ia meminta agen properti untuk memasarkannya.
"Oh, kau agen properti?"
"Ya Tuan, kau Tuan Julian pemilik unit ini?"
"Ya.. Maaf, tapi apartemenku tidak jadi di jual."
"T-tidak jadi di jual? Tapi.." pria itu menoleh pada beberapa orang yang berdiri di belakangnya hendak melihat-lihat apartemen Julian.
"Aku minta maaf sekali lagi.. Sementara ini aku tak jadi menjual apartemenku, dan tolong pergilah karena aku hendak mandi sekarang."
"Tapi Tuan-"
"Kita bicarakan ini lain kali."
Julian menutup pintu sebelum pria itu melanjutkan ucapannya.
"Bagaimana aku bisa lupa jika aku meminta agen properti memasarkan unit apartemenku," Julian menatap dirinya yang hanya mengenakan boxer pendek, "Sangat memalukan." Ia menggeleng, kemudian mengganti kode pintunya.
**
"Selamat pagi Nonya.." sapa seorang karyawan pada Isyana yang baru saja datang ke kantornya, lebih tepatnya kini Ia mengelola sebuah hotel bintang lima bersama Vince.
"Selamat pagi.." Jawab Isyana dengan ramah.
"Nyonya! Nyonya!" seorang wanita berlari menghampiri Isyana yang berhenti karena suara panggilannya.
Wanita itu mendekat pada Isyana dan bicara di telinganya, sedang Isyana hanya tersenyum puas setelah mendengar pesan tersebut.
"Apa hari ini aku ada jadwal penting?" tanya Isyana pada Martha, sekretarisnya.
"Tidak Nyonya.."
"Baiklah, kita bisa pergi." belum sampai di ruangannya, Isyana kembali menuju lift hendak pergi ke suatu tempat.
-
-
Tujuan Isyana ternyata tidak lain adalah mendatangi rumah Rose dan Julian tinggal. Mendapat kabar Julian yang meninggalkan rumah, Isyana pikir ini saatnya mengarang cerita dan mengadu domba Julian dan Rose.
Mobilnya berhenti di depan gerbang tinggi rumah Rose dan sejenak memperhatikan rumah itu.
Isyana tersenyum kecut, "Bahkan kau begitu memanjakan gadis itu Julian. Lihat rumah yang kau belikan, bahkan rumah kita tidak sebesar ini."
"Apakah kita akan masuk Nyonya Isyana?" tanya Martha.
Isyana terdiam sejenak, haruskah? Tapi bagaimana cara Ia merusak hubungan Julian dengan Rose jika tidak ikut campur tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua
FanfictionBermain-main dengan wanita sudah menjadi hal biasa untuk pria seperti Julian Smith, dan Ia tak pernah menganggapnya sebagai hubungan yang serius. Segalanya berubah perlahan ketika gadis bernama Roselle Myer masuk dalam hidupnya, kesabarannya menghad...