"Rose.." panggil Julian yang tersadar dari komanya di hari ketiga.
"Julian??" Rose yang sedang membaringkan kepalanya di tangan pria itu, begitu terkejut dan bahagia hingga membuat matanya berkaca-kaca.
"Syukurlah.. Kau sudah sadarkan diri.." Rose membelai lembut rambut pria itu dan menggenggam tangannya.
"Apa keadaanku cukup parah?" tanya Julian.
Rose mengangguk, gadis itu tak sanggup lagi untuk menahan tangisnya.
"Jangan menangis, aku baik-baik saja sayang.." ujar Julian berusaha meraih wajah Rose, Rose yang menyadari pria itu kesulitan, segera meraih tangan Julian dan meletakan di wajahnya.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Julian mengalihkan pembicaraan.
"Jangan khawatirkan aku, kau harus segera pulih," ucap Rose "Akan ku panggilkan dokter."
Julian menggenggam tangan Rose, membuat gadis itu tak jadi beranjak.
"Tunggulah di sini sejenak, aku masih ingin bersamamu, hanya bersamamu." ujar Julian seraya menyunggingkan senyum.
"Tapi.. Baiklah.." Rose bangkit kemudian merundukkan tubuhnya untuk memeluk Julian.
"Aku merasa begitu bersalah padamu, maafkan aku karena mematahkan kepercayaanmu berulang kali." ucap Julian terdengar begitu menyesali segala yang telah terjadi.
"Untuk saat ini tidak perlu membahasnya." Rose tak ingin pria itu memikirkan banyak hal di saat kondisinya sedang tidak baik-baik saja.
*
Hari demi hari berlalu, kini keadaan Julian sudah jauh lebih baik, bahkan Dokter sudah mengizinkan pria itu untuk pulang.
Namun ketika Rose hendak membawa Julian menuju mobil, Isyana datang bersama putra mereka.
"Ben.." panggil Julian yang begitu gembira melihat Ben datang bersama Isyana.
Isyana dengan segera mendekatkan dirinya pada Julian seraya menggendong Ben.
"Ayah sangat merindukanmu.." ujar Julian seraya terus menciumi Ben.
Rose melihat pemandangan itu dengan sedikit rasa cemburu, jika hubungan Julian dan Isyana baik-baik saja, tentu mereka akan menjadi keluarga yang begitu sempurna, dengan hadirnya Ben di hidup mereka. Memikirkan hal itu sontak membuat Rose mengusap perutnya yang masih rata.
"Aku sangat bersyukur kau sudah membaik." ucap Isyana yang hanya di tanggapi dengan anggukan oleh Julian.
"Rose.. Biar aku yang mendorongnya." Isyana bangkit dan hendak mengambil alih mendorong kursi roda Julian, namun Julian menolaknya dan mengatakan pada Isyana bahwa Ia akan pulang kerumah Rose bersama dengan Ben.
Ketika sampai di depan, Isyana melayangkan protes pada pria itu.
"Kau hendak membawa Ben kerumah selingkuhanmu?" tanya Isyana ketika Rose tak ada di dekat mereka.
"Jangan bicara begitu."
"Itulah kenyataannya, bagaimanapun kau berselingkuh di belakangku dengan wanita itu."
"Bukankah sudah ku tawarkan untuk menceraikanmu, kau tidak perlu bersikap seolah-olah kau begitu terluka karena perbuatanku."
"Kau harus kembali ke rumah kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua
FanfictionBermain-main dengan wanita sudah menjadi hal biasa untuk pria seperti Julian Smith, dan Ia tak pernah menganggapnya sebagai hubungan yang serius. Segalanya berubah perlahan ketika gadis bernama Roselle Myer masuk dalam hidupnya, kesabarannya menghad...