Charm

2.3K 310 79
                                    

Happy Reading ☘️

☘️

☘️


My Roselle🌹

Julian mencoba menghubungi Rose, namun gadis itu masih merasa kesal dengan yang terjadi hari ini, sehingga Rose yang awalnya tak mau datang ke acara reuni teman-teman sekolahnya, akhirnya memutuskan untuk datang demi menghindari Julian, Rose tahu pria itu pasti akan mencarinya di apartemen.

"Sudah sangat lama sejak terakhir kau memutuskan untuk datang, Rose," goda salah seorang temannya.

"Ya.. Maaf jika aku tak pernah datang." jawab Rose.

"Kau selalu saja sibuk, padahal kami sangat ingin tahu kabarmu," timpal yang lain di ikuti tawa lirih beberapa orang.

Rose tahu jika kini banyak dari teman-teman sekolahnya dulu yang telah sukses, bahkan ada beberapa yang sudah menikah dan menjalani kehidupan yang bisa dikatakan mewah, sehingga terkadang Rose malas untuk datang ke perkumpulan itu bukan karena Ia merasa malu dengan kehidupannya tapi karena Ia malas mendengar kesombongan-kesombongan yang banyak Ia dengar dari mulut teman-temannya itu bahkan sering Rose mendengar kata-kata hinaan yang tersembunyi dari candaan-candaan mereka.

"Roselle! Senang sekali melihat kau datang!" sapa Susan, salah seorang teman Rose yang baru datang, bagi Rose hanya gadis itulah satu-satunya teman lama yang dapat menghargainya dan tulus ketika bicara dengannya.

"Susan? Bagaimana kabarmu?" sapa Rose.

Susan bahkan kini menarik kursi dan duduk di sebelah Rose.

"Aku sangat baik, kau bahkan tak pernah datang ke perkumpulan.."

"Maaf, aku terlalu sibuk bekerja dan merasa lelah untuk datang."

"Apa kau masih bekerja menjadi pelayan di restoran itu?" tanya salah seorang temannya.

"Ya, aku masih bekerja di sana," jawab Rose.

"Aku pernah datang bersama keluargaku, Roselle terlihat cantik ketika mengenakan seragam kerjanya dan juga apron di lehernya," ungkap yang lain.

"Benarkah? Ku rasa kau memang cocok dengan seragam itu," gurau seseorang membuat beberapa dari mereka tertawa.

Rose hanya mengernyit, sebuah pujian yang lebih kepada sebuah hinaan, bukannya menikmati suasana perkumpulan itu, Rose justru merasa sangat tidak nyaman berada di sana.

"Bagaimana mungkin dia tidak cocok dengan seragam kerjanya, toh Roselle adalah salah satu gadis tercantik di sekolah kita, kurasa menjadi seorang model saja dia sangat pantas," puji Susan mencoba untuk menutupi hinaan itu.

"Sayangnya dia tidak di takdirkan untuk menjadi model.. Nyatanya wajah cantik saja tidak cukup jika kita bernasib buruk, bukankah begitu?" timpal seseorang lagi, membubuhi pujian Susan dengan sebuah hinaan.

"Ck!" Susan berdecak merasa geram hendak menimpali, namun Rose segera memegang tangannya mengisyaratkan agar Susan tak perlu membalas hinaan itu.

Susan menoleh pada Rose dengan simpati, seolah Ia menyesal dengan ucapannya tadi yang malah menjadi bahan hinaan baru untuk Rose, sedangkan Rose hanya tersenyum santai, seolah tak peduli dengan hinaan yang Ia dapatkan dari teman-temannya.

"Oh, kalian berdua belum memesan makanan apapun." seseorang yang duduk di ujung memberikan sebuah menu dan mengisyaratkan seorang pelayan untuk mendekat.

"Kami semua sudah memesan makanan, dan jangan khawatir untuk makanan penutup karena Jenni sudah memesannya untuk kita semua," ujar yang lain seraya menoleh pada Jennifer yang tadi memanggil pelayan restoran.

Wanita KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang