"Tuan! Sepertinya putra Anda telah pindah dari apartemennya." ucap salah seorang pria rapi yang mengenakan jas.
"Sudah pastikan jika dia benar-benar pindah?"
"Ya Tuan, bahkan Tuan Julian hendak menjual apartemennya itu." ujar salah seorang lagi. Keduanya adalah utusan Pete yang di beri tugas untuk membawa Rose ke hadapannya.
Pete berdiri dari duduknya, Ia terlihat marah dan kebingungan, "Cari tahu kemana putraku dan simpanannya itu pergi!" perintahnya dengan tegas, namun ketika kedua utusannya hendak keluar, Sarah datang dan melarang keduanya pergi.
"Apa yang akan kau lakukan dengan orang-orangmu?" tanyanya pada Pete yang menyayangkan kedatangan Sarah. Istrinya itu datang di waktu yang tidak tepat.
"Jangan ikut campur. Akan ku bereskan kekacauan ini!" jawab Pete dengan lantang.
"Jika begitu aku ada di dalam daftar kekacauanmu!" tantang Sarah, kali ini Ia berada di pihak Julian dan Rose.
"Jangan bicara omong kosong, biarkan orang-orangku menyelesaikan pekerjaannya."
"Aku baru saja bertemu dengannya." ujar Sarah dengan gamblang. Pete mengerutkan dahi tak percaya.
"Gadis cantik dan baik, jauh lebih baik dari Isyana." ucapnya lagi, membuat Pete tertawa mendengarnya.
"Bukankah kau katakan jika belum pernah bertemu dengannya? Bagaimana kau bisa menilainya dengan begitu cepat, Sarah?" lagi-lagi Pete tertawa.
"Ku katakan hal itu karena aku sangat mengenal bagaimana Isyana!" kesal Sarah membuat Pete menghentikan tawanya.
"Sudahlah sayang, dukunglah aku untuk membantu Isyana memperbaiki hubungannya dengan Julian. Lagi pula aku hanya akan mengasingkan wanita simpanan putra kita, agar dia merenungi kesalahannya."
"Mengasingkan? Kau berpikir akan memisahkan mereka, Pete? Kau tak akan bisa melakukannya karena Julian sangat mencintai Rose, dan dia bukanlah simpanan Julian karena Julian berniat untuk menikahinya."
"Rose? Itukah namanya?"
"Jangan mencoba macam-macam dengan mereka, bagaimanapun anak yang Rose kandung adalah cucumu!" ancam Sarah, berharap sang suami membatalkan rencananya untuk memisahkan Rose dengan Julian.
Pete yang kesulitan melawan argumen sang istri hanya berdehem.
"Jika ingin membereskan kekacauan yang terjadi, sebaiknya datangi menantu kesayanganmu itu dan minta Ia segera menceraikan Julian, karena itulah satu-satunya cara membereskan semuanya!" tampaknya kemarahan Sarah membuat Pete takluk pada ucapannya, meski Ia memegang kendali atas semuanya, namun terkadang ada saat dimana Ia tak bisa membantah ucapan sang istri.
**
Rose tengah berjalan-jalan di pelataran rumahnya yang dapat dikatakan sangat luas, namun tampak pucat dan gersang karena hanya ada beberapa saja tanaman yang tumbuh, sisanya pelataran itu hanyalah gundukan tanah dan sedikit rumput jepang yang tumbuh di beberapa sudut.
"Nona Rose?" sapa Rob yang tengah merapikan tanaman boksus atau sering disebut tanaman pagar.
"Paman Rob, apa yang sedang kau lakukan, apa aku mengganggumu?"
"Tentu tidak Nona.. Aku hanya sedang merapikan tanaman pagar ini."
"Jadi kau juga suka berkebun, Lucas?" tanya Rose pada Lucas yang tampaknya tengah membantu Rob bekerja.
Lucas tertawa lirih, "Maaf Nona, aku hanya sedang memikirkan pekerjaan apa yang hendak ku lakukan saat kau sedang tidak ingin pergi keluar. Karena sepertinya aku terlalu banyak menganggur." ucap Lucas kemudian menggaruk kepala belakangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua
FanficBermain-main dengan wanita sudah menjadi hal biasa untuk pria seperti Julian Smith, dan Ia tak pernah menganggapnya sebagai hubungan yang serius. Segalanya berubah perlahan ketika gadis bernama Roselle Myer masuk dalam hidupnya, kesabarannya menghad...