Desire

2.6K 328 46
                                    

Happy Reading ☘️

☘️

☘️

My Roselle🌹

"Julian.. Kau tampak tegang, ada apa?" tanya Rose pada pria yang kini begitu fokus memperhatikan jalan. Julian tak bicara sejak tadi membuat Rose bertanya-tanya ada apakah gerangan.

"Tidak, aku hanya sedikit lelah dan aku harus mengemudi dengan hati-hati."

"Apartemenku sudah cukup dekat, pelan-pelan saja." peringat Rose.

Julian tak menjawab, hanya menoleh dan tersenyum.

"Aku akan turun. Naiklah, biar ku bawakan belanjaanmu." ucap Julian.

"Baiklah.." Rose berjalan lebih dulu dan membukakan pintu untuk Julian yang membawa beberapa kantong belanjaannya.

"Terimakasih." ucap Rose manis setelah Julian meletakkan belanjaannya di atas sofa.

"Oh, milikku."

"Biar ku laundry lebih dulu, kau bisa langsung memakainya nanti." Rose sedikit merapikan beberapa paper bag agar tak berantakan.

"Rose.." panggil Julian kemudian tanpa menunggu gadis itu menoleh padanya, Julian sudah lebih dulu meraih kedua pinggangnya dari belakang.

"Julian?"

Tanpa meminta izin, pria itu sudah berkali-kali mengecup bagian belakang leher Rose.

"Julian, jangan begitu." Rose tertawa lirih, Ia merasa geli dan hendak melepas kedua tangan Julian.

Namun Julian tak menghiraukannya dan malah melingkarkan kedua tangannya di perut Rose. Ia masih terus menciumi tengkuk Rose bahkan sesekali menghirupnya.

Rose sedikit terpengaruh, Ia tak sadar memejamkan mata dan menikmati apa yang tengah Julian lakukan padanya.

Ia kembali terkejut ketika Julian memutar tubuhnya, keduanya saling menatap. Satu tangan Julian bergerak meraih tengkuk Rose dan menciumnya, melumatnya cukup panas hingga beralih turun pada lehernya dengan nafas yang tersengal. Ciuman demi ciuman begitu memabukkan, hingga kedua tangannya kini beralih meremas rambut Julian, membuatnya seperti terhipnotis. Menyadari Rose yang tak menolaknya, Julian memberanikan diri membenamkan wajahnya tepat di dada Rose bahkan meletakkan satu tangannya di sana dan meremas, namun hal itu membuat Rose tersentak dan tersadar jika ciuman Julian tidak akan berakhir sederhana.

"Julian tidak.." lagi-lagi Julian tak menghiraukan, bukan karena Ia tak mendengar, tapi Ia sengaja menunda berharap jika Rose dapat menerima sentuhan demi sentuhannya.

"Julian aku tak bisa." ucapnya lagi.

Kali ini Julian menghentikan aktivitasnya dan beralih menatap Rose yang begitu menggoda untuknya.

"Maaf.." ucap Julian seraya mengecup kening Rose kemudian memeluknya.

Rose hanya terdiam, dan membalas pelukan Julian, begitu terasa nyaman hingga Rose mengeratkan pelukannya.

"Hei? Kau baik-baik saja?"

Rose mengangguk dalam pelukan Julian, sejenak keduanya meresapi pelukan itu, begitu tenang dan damai. Rasanya tak ingin menyudahi.

Wanita KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang