A Little Distance

336 52 12
                                    

Holaa selamat pagii!
Selamat membaca chapter ini.
Jangan lupa vote dan komen ya, karena itu bikin aku semangat nulis😍
Stay healthy and happy always💗💗💗

☘️☘️☘️

☘️☘️

☘️

"Ya, ya.. Baiklah.."

Rose memperhatikan Julian yang terus berjalan kesana dan kemari. Pria itu begitu sibuk dengan ponselnya sejak pagi, bahkan beberapa kali Rose mengajaknya bicara, Julian tak pernah fokus mendengar ucapannya.

"Baiklah, kita sepakat." ucap pria itu kemudian terlihat mematikan ponselnya.

"Mengganggu saja." pria itu dengan agak kasar melempar ponselnya ke atas kasur kemudian kembali mendudukkan dirinya di sofa seraya membereskan berkas-berkasnya.

Rose menghela nafas kasar, ucapan Julian tadi seolah tertuju padanya yang juga tengah duduk di atas kasur, bahkan Julian melempar ponselnya ke sebelah Rose.

Ia beranjak menuju balkon dan menggeser pintu yang terbuat dari kaca sebagai sekat kamar dengan balkon. Setidaknya kini Ia berada di tempat yang berbeda dengan Julian, anggaplah jika pria ini sedang sibuk dan tak ingin di ganggu.

Julian menyadari Rose yang merasa kesal, Ia hanya menggeleng karena tidak sepantasnya Rose marah, toh Ia hanya sedang fokus dengan pekerjaannya saat ini.

"Selalu dan selalu, tidak bisakah dia sisihkan pekerjaannya itu dan tidak membawanya ke rumah." gerutu Rose seraya menyemprotkan air pada tanaman barunya.

Rose melirik ke arah Julian yang masih sibuk dengan pekerjaannya, bahkan pria itu tak peduli sedikitpun padanya. Ingin sekali rasanya menyemprotkan air pada wajahnya itu dan mengatakan jika dirinya sedang kesal.

Julian membuka sedikit pintu kaca, "Aku akan pergi bekerja." ujarnya tanpa menghampiri Rose dan malah bicara di ambang pintu.

"Ya, hati-hati di jalan." jawab Rose singkat.

Julian tak menimpali dan hendak beranjak, bahkan pria itu tidak ingat untuk menciumnya sebelum pergi.

"Bagaimana dengan janjimu?" tanya Rose membuat Julian berhenti dan menatapnya.

"Janji?" Julian mengerutkan kening tak mengerti.

"Bukankah kemarin kau mengajakku makan malam?" ujar Rose mengingatkannya pada ajakan Julian malam itu.

"Ah, semoga saja aku bisa pulang lebih cepat malam ini, atau mungkin aku akan sedikit lembur. Tidak masalah kan jika kita ganti di hari lain?" jawab Julian malah membuat Rose semakin kesal.

"Oh, begitu. Baiklah, aku akan pergi bersama Lucas, dia bisa menemaniku." Rose begitu enteng mengatakan akan pergi bersama Lucas, lalu kembali menyibukkan dirinya dengan semprotan di tangannya, sedangkan Ia tak sadar jika Julian kini sudah berada tepat di belakangnya.

"Pergi makan malam bersama Lucas?" tanya Julian tepat di telinga Rose hingga membuat gadis itu terperanjat karena terkejut.

"Ya Tuhan! Kau mengejutkanku!" geram Rose seraya menepuk dadanya.

"Kau bilang hendak makan malam bersama Lucas?" Julian mengulangi pertanyaannya.

"Ya! Apa itu masalah untukmu??" tanya Rose sedikit meninggikan nada bicaranya.

Tampaknya pernyataan Rose itu di anggap serius oleh Julian, meski sebenarnya Rose mengatakan hal itu hanya karena kesal padanya.

"Hanya karena aku tak bisa menemanimu malam ini, kau berpikir hendak makan malam dengan orang lain??" ucap Julian.

Wanita KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang