The Second Woman Who Loves You

472 62 16
                                    

Rose memeriksa ponselnya yang bergetar. Umur panjang, pria yang sedang Ia pikirkan kini menelponnya. Ini bukan pertama kali Julian menghubunginya, namun Rose selalu mengabaikannya.

Entah angin darimana, kali ini justru Rose ingin sekali menerima panggilan telepon itu dan memaki Julian karena begitu banyak hal yang pria itu sembunyikan.

'Rose?'

"Ada apa menghubungi?"

'Syukurlah.. Aku hanya ingin mendengar suaramu dan juga ingin mengetahui kabarmu.'

"Bukankah Leah bisa saja melaporkan kabarku padamu."

'Leah? Aku tidak berhubungan dengannya.'

Rose sedikit kesulitan menjawab karena tebakannya salah, Ia kira selama ini Julian dan Leah saling berhubungan.

'Rose?'

"Ya?"

'Boleh aku datang?'

"Untuk apa? Tak akan mengubah apapun yang sudah terjadi."

'Baiklah jika kau tidak mengizinkannya, meski kuakui aku benar-benar merindukanmu Rose, dan juga sangat ingin menyapa anakku.'

Rose mengusap perutnya, sebenarnya salah jika Rose menolak untuk bertemu karena bisa saja Julian juga merindukan anak yang di kandungnya, kesalahan apapun yang Julian lakukan, dia tetaplah ayahnya.

'Rose?'

"Kami baik-baik saja, tak perlu khawatir. Oh ya, kau tahu jika Isyana sudah dua kali datang kemari."

'Isyana datang menemuimu? Maksudmu dia datang kerumah?'

"Ya, kedengarannya kau terkejut, tapi bukankah kau yang memberi tahu padanya tentang rumah ini? Cara bicaramu terdengar buruk."

'Apa dia melukaimu? Katakan?'

"Melukai? Tidak, dia datang dengan sangat manis dan sopan. Bukankah kau katakan tentang rumah ini padanya."

'Tunggu, apa dia memberitahumu tentang hal itu? Bahwa aku memberi tahunya tentang rumah kita?'

"Bahkan kau juga meminta izin ketika membeli rumah ini, itu yang dia katakan."

'Jangan dengarkan dia Rose, dia mengarang semua cerita itu, aku sama sekali tak peduli pada apapun pendapatnya, bagaimana bisa aku meminta izin padanya ketika hendak membeli rumah untukmu?'

Rose terdiam sejenak, sebenarnya Nyonya Sarah sudah menceritakan semuanya saat itu, bahwa Isyana mengetahui tentang dirinya ketika Julian mengaku telah menghamili wanita lain. Dan Rose tak tahu pasti apakah Julian benar-benar mengatakan rencananya pada Isyana jika hendak membeli rumah, atau Isyana hanya mengarang semua cerita itu.

'Kau yakin dia katakan jika mengetahui rumah kita karena aku yang memberi tahunya?'

"Ya, ada apa?"

'Itu sangat mencurigakan Rose, aku tak pernah katakan apapun tentang rumah kita. Bahkan ibuku menghubungi Harrison untuk mengantarnya menemui kita pagi itu.'

"Tapi apakah mungkin Harrison yang-"

'Itu tidak mungkin Harrison, aku percaya padanya.'

"Kau sungguh-sungguh tak mengatakannya pada Isyana?"

'Demi Tuhan, aku tak peduli padanya, dan apa pentingnya aku memberitahu Isyana?'

"Lalu, apa menurutmu dia menyuruh seseorang untuk menguntit? Dia bahkan tahu kau pergi dari rumah."

'Entahlah, bagaimana dia bisa mengetahuinya, sebaiknya berjaga-jagalah.. Aku akan menghubungi Harrison untuk mencari tahu.'

"Tapi Julian, mengapa kau bertanya apakah Isyana melukaiku?"

Wanita KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang