26 - Kalah Start

284 26 1
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca💚


***

 “Ikut makan malam bareng Kayla sama Tante, yuk! Ini Tante bawa makanannya banyak banget. Sekalian Tante juga mau bilang makasih karena sudah menerima Kayla di kantor tempat Anda bekerja.”

Kayla membulatkan matanya mendengar sang ibu malah menawari Marvel untuk makan bersama mereka. Sebelumnya, Mama Nana berniat hanya mengajak Ibra. Dan Kayla merasa tidak masalah dengan itu. Namun jika Marvel …

“Mungkin kalau saya ikut, Kayla nggak akan merasa nyaman, Tante. Jadi sebaiknya nggak us-”

“Anda tenang saja, Kayla orangnya tidak seperti itu, kok. Lagi pula kan kalian juga bertetangga. Jadi Tante yakin pasti pernah sesekali ngomongin hal di luar kerjaan juga. Iya, kan?” potong Mama Nana. “Oh iya, nama Anda?”

“Saya Marvel, Tante. Tante juga boleh bicara tidak formal pada saya. Saya lebih nyaman seperti itu,” kata Marvel.

Mama Nana mengangguk sambil tersenyum. “Baiklah. Nak Marvel, Tante tunggu di apartemen Kayla, ya? Silakan kalau Nak Marvel mau bersih-bersih dan istirahat dulu! Soalnya nanti kita masih akan menunggu satu orang lagi juga.”

“Serius ini nggak papa, Tante?” tanya Marvel yang masih merasa tidak yakin.

“Ya nggak papa, dong. Anggap saja undangan dari orang tuanya tetangga kamu yang mau menyapa tetangga-tetangga anaknya,” balas Mama Nana.

Marvel mengangguk. “Baik. Kalau begitu, saya pasti akan datang. Saya permisi dulu, Tante. Mau bersih-bersih.”

Sebelum pergi, Marvel sempat menoleh ke arah Kayla. Gadis itu tampak sebal. Namun, ia justru membalasnya dengan senyuman jail.

“Dih, awas aja kalau habis ini dia bakalan bikin ulah lagi,” batin Kayla.

“Muka kamu kenapa kayak gitu, sih? Udah yuk, masuk! Kamu mandi, dan Mama siapin semua ini di atas meja!” ajak Mama Nana pada putri bungsunya.

“Ma … kok pakai ngajakin Pak Marvel segala, sih?” rengek Kayla.

“Ya nggak papa, dia kan tetangga kamu juga. Bos di kantor lagi. Pasti kalian sering bertemu. Nggak ada salahnya bangun hubungan yang baik biar kamu juga diperlakukan dengan baik sama Beliau,” balas Mama Nana.

Bahu Kayla merosot. Andai Mama Nana tahu yang sebenarnya, Kayla yakin Mama Nana akan menarik ajakannya pada Marvel. Mama Nana tidak akan suka pada pria yang mendekati Kayla, saat ia sudah menemukan Ibra yang ia anggap cocok dengan putri bungsunya itu.

Usai mandi, Kayla bergabung dengan Mama Nana di ruang tamu. Mereka asyik menonton TV sambil mengobrol ringan, hingga terdengar suara bel yang membuat Kayla segera berdiri.

“Biar Kayla aja, Ma,” kata Kayla.

Mama Nana mengangguk, membiarkan Kayla yang membuka pintunya. Setelah itu, Kayla berjalan ke arah pintu. Wajahnya langsung ditekuk saat melihat kehadiran Marvel di depan unit apartemennya. Namun, mau bagaimana lagi? Ia bahkan tidak bisa mengusirnya karena mamanya sendiri yang sudah mengundang pria itu.

Kayla menggeser tubuhnya. Memberi ruang bagi Marvel untuk masuk ke apartemennya. Setelah itu, ia menutup pintu dan berbalik menuju ke sofa tempat ibunya berada.

“Ini saya bawakan beberapa minuman sama snack, Tante. Tadi sempat pesan online dan kebetulan sampainya cepat,” kata Marvel sambil menyodorkan paper bag yang ia bawa pada Mama Nana.

“Ya ampun, Nak Marvel. Harusnya nggak perlu repot-repot! Maksud Tante ngundang kamu kan karena Tante udah bawa makanan. Kalau kayak gini malah jadinya kamu yang kerepotan.”

Unexpected FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang