11 - Rahasia Marvel

597 44 3
                                    

Jangan lupa like sebelum baca!💚

***

Permainan dimulai. Kayla sempat berniat izin ke toilet untuk menghindari permainan itu. Namun, sayangnya niat tersebut gagal. Ia duduk tegang saat Raffi mulai memutar botol. Telapak tangannya berkeringat, dalam hati ia berdoa semoga ia tidak pernah menjadi korbannya.

Tap

Botol berhenti. Kepala botol menghadap ke arah seorang perempuan bergaun hitam. Gadis itu memilih dare, dan seseorang meminta ia mencium pipi salah satu pria di ruangan itu.

Melihat hal tersebut, Kayla membungkam mulutnya sendiri. Ia tidak bisa membayangkan jika ia harus melakukan apa yang gadis itu lakukan sekarang. Namun, semua tampak biasa saja. Tidak ada kecanggungan di antara mereka seolah apa yang terjadi adalah hal yang wajar.

“Oke, lanjut!”

Botol kembali diputar. Lama-kelamaan, perputarannya semakin pelan. Kayla menahan napas saat laju putaran botol itu melambat ke arahnya. Namun, untungnya botol itu cepat berhenti tepat beberapa detik sebelum menunjuk ke arah Kayla.

“Huh …” Kayla bernapas lega. Bahunya yang sempat menegang kini tampak santai kembali. Sayangnya, itu hanya bertahan beberapa detik sebelum akhirnya ia sadar jika kepala botol itu menghadap ke arah Marvel.

“Akhirnya tokoh utama kita malam ini dapat bagian juga!”

“Wah … jangan sia-siakan kesempatan nih!”

Beberapa orang berseru senang seolah inilah yang mereka nantikan sejak tadi.

“Oke, truth or dare?” tanya Bastian, salah satu sahabat Marvel yang hadir malam itu.

Kayla kembali teringat dengan tantangan yang diberikan teman-temannya dulu. Juga, apa yang baru saja terjadi di ruangan itu sebelumnya. Jika Marvel memilih dare, maka tidak mungkin mereka akan memberi tantangan yang mudah. Dan Kayla takut dirinya akan terlibat dalam tantangan yang diberikan itu.

“Truth! Truth!” ucap Kayla lirih, bahkan nyaris tanpa suara, sambil menatap Marvel seolah berkomunikasi dengannya.

Marvel saat itu juga menatap ke arah Kayla. Ia bisa mengerti gerakan bibir gadis itu. Karena ia tidak punya rencana apapun, dan baginya baik truth maupun dare sama saja, akhirnya ia menuruti ucapan Kayla.

“Truth,” jawab Marvel.

Tanpa sadar, Kayla mengulas senyum tipis, lega mendengar jawaban Marvel. Ia pikir, setidaknya jika itu hanya truth, kemungkinan besar ia tidak akan terseret dalam permainan itu.

“Siapa nih yang mau tanya?” tawar Bastian pada teman-temannya.

“Raffi aja, Raffi aja!” seru Larissa.

“Raffi atau Bastian deh! Mereka kan yang paling tahu banyak aib Marvel. Biar bisa sekalian kita kulitin!” imbuh Yoshi.

“Bas aja! Kalau aku, bisa-bisa besok kena potong gaji. Kalau Bas kan nggak kerja di kantor dia,” usul Raffi.

Marvel tampak acuh. Sepertinya ia tidak takut dengan pertanyaan apapun yang akan dilempar untuknya.

Bastian mengangguk setuju. Ia melirik ke arah Marvel dan Kayla secara bergantian, seolah curiga dengan sesuatu. “Kamu kan dari dulu terkenal anti-romantic banget, nih. Tapi, pernah nggak sih kamu ciuman sama cewek selain keluarga kamu?”

Beberapa bersiul iseng. Sedangkan Kayla, tampak tenang karena pertanyaan itu tidak berkaitan dengannya, meski ia sempat curiga dengan tatapan Bastian padanya sebelumnya.

Marvel tidak langsung menjawab. Secara refleks, Kayla pun menoleh ke arahnya, penasaran dengan bagaimana jawaban Marvel terhadap jawaban ini. Namun, ia terkejut saat Marvel menatapnya dengan tatapan yang aneh.

Unexpected FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang