14 - Dasar Pemaksa!

502 27 1
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca! Siapa tahu jiwa ini tergugah buat post 1 bab lagi minggu ini☺️☺️☺️

***

Akhir pekan yang harusnya bisa Kayla nikmati dengan khidmat, nyatanya berakhir dengan singkat. Kayla belum merasakan nikmatnya hari libur. Namun, Senin pagi sudah lebih dulu menyadarkannya jika ia sudah tidak boleh berleha-leha hari ini.

Kayla mengunci pintu apartemennya saat akan berangkat kerja. Ia sengaja pergi kerja lebih pagi, karena ia ingin menghindar dari salah satu tetangga yang mungkin akan berpapasan dengannya pagi ini.

Suasana lorong pagi itu tampak masih sepi. Kayla cukup puas, dan berjalan sambil bersenandung untuk meluapkan rasa syukurnya. Namun, saat ia masuk ke lift dan memutar tubuhnya, ia baru sadar jika di belakangnya ada orang lain - sosok tetangga yang harusnya ia hindari hingga ia rela bangun lebih pagi hari ini.

“Nggak mau menyapa bos kamu, Kayla?” sindir Marvel sambil tersenyum evil dan bergabung dengan Kayla di dalam lift.

“Selamat pagi, Pak Marvel,” sapa Kayla dengan nada terpaksa. Setelah itu, ia melipat tangannya di depan dada sambil menatap ke arah yang berlawanan dengan keberadaan Marvel.

Kayla merasakan adanya tarikan di lengannya saat ia akan turun dari lift. Hal itu membuat Kayla kembali masuk ke lift dan menabrak tubuh bagian depan sosok yang menarik lengannya.

Kayla menatap Marvel sinis. Ia berusaha melepaskan genggaman Marvel pada lengannya. Namun, dengan santai pria itu malah memencet tombol lift hingga pintu kembali tertutup.

“Mobilku ada di basement,” ucap Marvel.

“Lah, terus apa hubungannya sama saya?” kesal Kayla. “Just for your information, saya pulang-pergi kerja pakai trans, karena kebetulan ada halte di dekat sini. Dan buat sampai ke halte, saya harus jalan dari lobby.”

Marvel menunduk untuk dapat menatap wajah manis asistennya. “Dan aku sedang berbaik hati mau mengajak kamu pergi kerja bersama. Lagian, searah juga, kan? Lumayan, biar kamu bisa hemat ongkos.”

“Nggak perlu. Lagian gaji saya juga lebih dari cukup buat naik trans,” tolak Kayla.

Pintu lift terbuka saat mereka sampai di basement. Tanpa melepas genggamannya dari tangan Kayla, Marvel melangkah ke arah mobil hitamnya yang terparkir di tempat VIP. Kayla cukup terkejut menyadari mobil bosnya itu terparkir di sana. Jika Marvel saja mampu menyewa tempat parkir VIP di gedung ini, lantas kenapa dia tidak sekalian saja pindah ke apartemen yang lebih nyaman dan mewah? Kayla yakin, pria itu memiliki harta yang lebih dari cukup untuk melakukannya.

“Kenapa bengong? Cepat masuk!” suruh Marvel, sambil mendorong bahu Kayla karena gadis itu yang malah diam sibuk dengan pikirannya sendiri.

Kayla berpegangan pada pintu mobil untuk menahan dirinya agar tidak terdorong masuk oleh bosnya. “Saya udah bilang, saya mau naik trans aja.”

“Aku maksa,” tegas Marvel, sambil kembali mendorong Kayla.

Meski gadis itu terus melawan, tapi akhirnya ia kalah dan hanya bisa pasrah duduk di dalam mobil bosnya. Ia menghela napas panjang. Berusaha meredam amarahnya agar tidak bertindak ceroboh memaki bosnya itu.

Kayla tidak tahu jika sepagi ini area kantor sudah cukup ramai. Begitu mobil memasuki area kantor, ia langsung menundul, khawatir akan ada orang yang mengenalinya. Dan saat mobil Marvel berhenti, tubuhnya menegang. Sekarang ia bingung, bagaimana cara ia bisa keluar dari sini tanpa ada seorang pun yang mengenalinya. Pasalnya, banyak pasang mata yang tampak penasaran melihat ke arah mobil yang Kayla tumpangi. Tampaknya mereka tidak sabar melihat rupa bos tampan mereka ini.

Unexpected FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang