Jangan lupa like/vote sebelum baca, ya!
Makin banyak vote, makin rajin updatenya💚
***
Rutinitas berharga di hari Minggu Kayla adalah bangun siang. Ia bahkan rela melewatkan waktu sarapannya, selagi ia bisa tidur lebih lama di Minggu pagi. Namun, kali ini, Minggu paginya yang seharusnya berjalan dengan damai terusik kala bel apartemennya berbunyi saat jarum pendek jam hampir menyentuh angka tujuh.
“Siapa, siiih?” kesal Kayla. Awalnya ia berniat untuk tidak menggubris tamu itu. Namun, tampaknya, orang yang bertamu pagi ini cukup tidak tahu diri dan terus memencet bel apartemen Kayla.
Dengan muka bantalnya, Kayla berjalan ke arah pintu dan membukanya. Ia siap menyembu siapa saja yang mengganggu waktu istirahatnya yang berharag. Dan kekesalannya bertambah sepuluh kali lipat begitu ia tahu siapa yang sejak tadi mengusiknya.
“Kamu?! Ngapain lagi sekarang? Nggak puas setelah semalam ngehancurin malam mingguanku, dan sekarang kamu datang sepagi ini ganggu istirahat aku?” omel Kayla.
Pria itu menunjukkan sesuatu yang dia bawa. “Mau sarapan bareng?”
“Nggak!” ketus Kayla. Ia ingin menutup pintu apartemennya kembali. Namun, tamu tidak tahu dirinya itu menahannya dengan kakinya yang panjang.
“Aku sudah terlanjur beli buat dua orang. Jadi, kamu nggak bisa nolak.” Lepas mengatakan itu, pria tersebut menerobos masuk begitu saja.
Kayla berdecak sebal. Ia bingung dengan sikap Marvel yang semakin seenaknya terhadapnya. Bahkan, saat Kayla berbalik pria itu dengan santainya sudah duduk sambil mengeluarkan satu per satu makanan yang sempat ia beli sebelum datang ke unit Kayla.
“Cepat duduk sebelum makanannya dingin!” ucap Marvel.
Kayla terpaksa duduk. Toh ini apartemennya. Jadi, kenapa harus ia yang merasa tidak nyaman?
“Aku punya meja makan. Buat tambahan info aja, siapa tahu anak konglo kayak kamu kalau makan harus di meja makan,” ucap Kayla malas.
Marvel terkekeh. “Nggak harus kok. Aku bisa makan di mana aja selagi suasananya bikin aku nyaman.”
“Termasuk di aprtemen orang, walau yang punya udah jelas-jelas nolak kedatangan kamu?” sindir Kayla.
Marvel tak menanggapi lagi, dan malah mulai menyantap makanannya dengan santai, seolah ia sedang berada di area miliknya sendiri saat ini.
Bahu Kayla merosot. Ia menatap Marvel dengan raut wajah pasrah, sadar jika tidak ada lagi yang bisa ia lakukan untuk mengusir pria itu dari apartemennya.
Usai sarapan bersama, Marvel tidak langsung pulang. Pria itu masih tampak santai di ruang tamu Kayla sambil mengecek ponselnya. Ponsel Kayla bergetar. Tampak panggilan masuk dari Yuna. Namun, Marvel yang tepat berada di dekatnya, memilih untuk tidak memberi tahu Kayla soal Yuna yang menghubunginya.
Tak lama, bel apartemen Kayla kembali berbunyi. Kayla yang sedang membersihkan kamarnya pun tergesa-gesa untuk menghampiri pintu untuk melihat siapa yang datang.
“Tumben nggak ngabarin?” tanya Kayla, melihat dua sahabatnya sudah berdiri di depan pintu.
“Kamu yang nggak balas chat dari semalam. Teleponku barusan juga nggak kamu angkat. Untung kami nekat ke sini,” kata Yuna.
“Oh, kamu telepon? Sori, deh. Tadi aku lagi bersih-bersih kamar,” jawab Kayla.
“Kamu nggak nyuruh kami masuk? Lagian ngapain sih pintunya cuma dibuka segitu? Kayak lagi nutupin sesuatu aja,” selidik Tia yang datang bersama dengan Yuna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Feeling
Genç Kız Edebiyatı"Kalau bukan gara-gara dare dari teman-temanku, aku juga nggak sudi kali ngejar-ngejar cowok muka tembok kayak kamu!" Kayla tidak sampai berpikir bahwa lelaki yang ia beri umpatan di hari terakhir liburannya itu ternyata adalah anak bosnya. Terlebi...