Salam kenal dengan dua karakter utama baruku. Semoga menghibur 💚
Harap vote sebelum baca!
***
"Jadi, pilih yang mana, nih? Yang dua ini di tepi pantai, yang satunya di kota. Yang tepi pantai yang ini, kamarnya dua tapi ada kolam renangnya. Sedangkan yang ini kamarnya tiga tapi nggak ada kolamnya. Terus yang di kota ini, kamarnya juga tiga, lebih dekat kalau mau ke mana-mana," terang Kayla pada keempat temannya.
"Yang include bf yang mana?" tanya seorang gadis berambut sedikit ikal bernama Marsha.
"Apaan tuh bf? Boyfriend? Boleh lah. Kalau ada yang sekalian include boyfriend, aku pilih itu, Kay. Lumutan nih dua tahun ngejomlo," sambar Yuna, si paling anak cinta.
"Ngelantur mulu. Breakfast lah. Tapi kalau ada boyfriend-nya mah, gas! Coba cari yang mana yang biasa didatengin anak muda gitu. Siapa tahu kita ketemu penghuni lain yang muda dan memesona di sana," sambung Tia sambil menghayal ria.
Kayla memutar bola matanya malas. Sudah tahu liburan ini cukup dadakan. Dan mereka dituntut untuk segera mendapat penginapan karena besok sudah harus berangkat ke Bali. Masih saja teman-temannya itu bisa bercanda.
"Kinar, cuma kamu satu-satunya harapanku. Menurut kamu, mending yang mana?" Kayla beralih pada gadis paling pendiam yang sejak tadi malah sibuk dengan ponselnya, seolah tidak mau ambil pusing dengan percakapan teman-temannya.
"Hm, yang deket Sanur itu, boleh juga, Kay," jawab Kinar.
"Nah, kan. Harusnya dari tadi aku minta pendapat ke Kinar aja, cepet. Lagian pilihan Kinar mah jelas bagus, aku juga suka. Bisa dapat view sunset dari sekitar situ," ujar Kayla, segera mengirim screenshoot villa pilihan Kinar ke ayahnya.
"Kamu kenapa milih yang itu, Nar?" tanya Marsha.
"Aku habis searching, katanya yang suka nginep di situ freelance-freelance yang masih single gitu. Kan lumayan buat cuci mata sekalian," jawab Kinar dengan cengiran di bibirnya.
***
Sebagai hadiah karena diterima kerja di sebuah perusahaan swasta, sebagai bagian keuangan, Kayla mendapat hadiah berlibur dari sang ayah. Kayla dan keempat sahabat baiknya memilih Bali sebagai destinasi mereka menghabiskan liburan berharga itu delapan hari ke depan.
Ayah Kayla menyewakan sebuah villa dengan tiga kamar sebagai tempat tinggal putrinya beserta teman-temannya.
Mereka baru tiba di villa siang ini. Rasanya, mereka sudah tidak punya banyak tenaga setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, ditambah membereskan barang-barang mereka di villa. Jadi, kelima gadis itu memustuskan untuk bersantai sore di sebuah cafe yang bisa ditembuh hanya dengan jalan kaki dari villa mereka.
"Bagus, kan? Nanti pas sunset kita bisa berhadapan langsung sama view-nya," kata Yuna. Dia yang merekomendasikan tempat ini setelah melihat di internet.
"Duduk di sana aja, yuk! Biar bisa langsung lihat view matahari terbenamnya. Buruan mumpung belum ada yang nempatin!" sambung Tia, sambil mendorong dua temannya - Kayla dan Yuna menuju meja pilihannya.
Sementara Kinar dan Marsha mengikuti di belakang. Keduanya memang memiliki karakter yang lebih tenang dibanding tiga temannya yang lain.
Kelima gadis itu hompimpa untuk menentukan siapa yang akan memesan makanan. Dan Marsha kalah, membuat ia harus menuliskan dan memesankan makanan untuk teman-temannya yang lain. Saat ia kembali, ia membawa Uno. Bisa dibilang, Marsha adalah duta Uno. Biasanya ia akan membawa kartu Uno ke mana saja saat akan bertemu dengan teman-temannya. Namun, kartu miliknya tertinggal di koper saat akan ke cafe tadi. Untung saja di sini menyediakan berbagai permainan seru, dan salah satunya adalah Uno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Feeling
Literatura Feminina"Kalau bukan gara-gara dare dari teman-temanku, aku juga nggak sudi kali ngejar-ngejar cowok muka tembok kayak kamu!" Kayla tidak sampai berpikir bahwa lelaki yang ia beri umpatan di hari terakhir liburannya itu ternyata adalah anak bosnya. Terlebi...