Mobil yang Jeongwoo kendarai melaju kencang membelah jalanan kota Jeoson, kali ini tujuan pertama Jeongwoo dan Jaehyuk adalah bar.
Jeongwoo akan mencoba menggoda Shin Yerim yang menurut hasil pelacakan Junghwan dan Doyoung tengah berada di Lawson.
Ciiitttt !
"Tunggulah disini. Kau akan bertindak menjadi supirku, sementara Aku akan berpura-pura untuk mengajaknya ke hotel untuk bisa membawanya keluar dari Bar." Ucap Jeongwoo pada Jaehyuk yang sejujurnya sedikit tidak suka dengan ide sang kekasih.
"Baiklah, cepat !" balas Jaehyuk ketus.
Jeongwoo tahu Jaehyuk sedang kesal. Tapi biarlah ia urus itu nanti. Sekarang mereka harus bergelut dengan waktu.
Jeongwoo berjalan memasuki bar. Mencari target yang akan ia bidik.
Jaehyuk yang pada awalnya ada di kursi penumpang samping kemudi pun berpindah ke kursi sopir. Tak butuh waktu lama sampai Jeongwoo berhasil membawa Shin Yerim yabg telah mabuk menuju mobil mereka.
"Cih ! dasar jalang, mudah sekali membawanya." umpat Jaehyuk pada sang yeoja. Membuka pintu mobil bagian penumpang. Setelah memasukkan tubuh wanita itu. Jeongwoo mengkode Jaehyuk untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang sopir. Sementara Jaehyuk memposisikan diri di depan stirnya.
Jeongwoo duduk disamping Shin Yerim. Membuat sosok Yerim yang telah kepalang mabuk itu meraba mesra tubuh berotot Jeongwoo.
"Tubuhmu bagus sekali eum, aku akan sangat menikmati malam kita." tawa senang Yerim yang terus mencoba mencium pipi Jeongwoo. Jeongwoo sendiri juga sangat totalitas, ia sesekali membalas ciuman di pipi Shin Yerim. Membuat Jaehyuk kini benar-benar mengeluarkan tanduknya.
"Kudengar kau pernah menjadi sekretaris tuan Watanabe, kau hebat sekali..."puji Jeongwoo mencoba memancing sang yeoja.
"Ah..si brengsek itu. Ya, bekerja dengannya sangat memuakkan. Tua bangka itu akan memberikan bonus lebih padaku hanya jika aku bermalam dengannya, stupid Jerk..." umpat Yerim.
"Berapa yang kau dapat ?" Pancing Jeongwoo lagi.
"Banyak ! saangaatttt banyak. Kau tahu, uangnya tak akan habis hahaha..." balas Yerim dengan setengah kesadarannya.
Ia bahkan mulai memasukkan tangannya ke dalam pakaian Jeongwoo. Membuat Jaehyuk semakin mendelik kesal.
Jeongwoo tahu Jaehyuk tengah meradang. Namun seringaian justru keluar dari sudut bibirnya.
Jeongwoo memang licik, ia yakin malam ini ia akan mendapatkan lagi tubuh Jaehyuk jika ia sedikit memanas-manasi kekasih mungilnya itu.
"Dia punya uang sebanyak itu ?" Tanya Jeongwoo sembari sedikit menahan keagresifan Yerim
"Emm, begitulah. Oh ayolah, cium aku..." rajuk Yerim.
"Tahanlah, sebantar lagi kita sampai di hotel..." ucap Jeongwoo dengan nada menggoda pada sosok Yerim yang kini tertawa senang.
"Kalau begitu kau tahu dimana ia menaruh semua uangnya itu ?" Lagi-lagi Jeongwoo mencoba memancing Yerim.
"Tentu saja, aku beberapa kali menemaninya...."
"Dimana ?" Tanya Jeongwoo lagi.
"Ahhhh aku suka baumu, ayo bicarakan yang lain saja selain tua bangka itu." keluh Yerim.
"Hahaha...tentu, tapi aku ingin mengenalmu, aku harus memastikan kau tak ada lagi hubungan dengannya bukan ?"tanya Jeongwoo pada sang target.
"Ya, tentu saja aku sudah tak ada hubungan lagi dengannya. Dia memecatku saat tahu aku mencoba mengambil uangnya. Uang itu semua disimpan di sebuah brankar di bukit Jeoson. "ucap Yerim yang berhasil membuat wajah Jeongwoo dan Jaehyuk kembali serius.