Tap
Tap
Tap
Dua orang Alpha dengan wajah rupawan itu berjalan beriringan menuju ruang makan. Menemui sosok-sosok yang sejak beberapa menit lalu telah menunggu kedatangan mereka. Dan Ya, tebakan kalian benar. Keduanya adalah sepasang kakak beradik Park Jihoon dan Park Jeongwoo.
"Selamat datang anak-anak ayah. Ayo, duduklah dan bergabung dengan Renjun dan Chenle." Ucap sang ayah dengan senyuman puas karena berhasil membuat kedua putranya untuk datang.
Meski enggan, Jihoon dan Jeongwoo tak memiliki pilihan selain mengikuti keinginan sang ayah untuk makan malam bersama dua omega yang telah di persiapkan untuk keduanya. Chenle duduk bersampingan dengan Jeongwoo. Begitu pula dengan Renjun yang duduk bersampingan dengan Jihoon.
"Ah, Jihoon-ah, biar aku ambilkan nasi untukmu." ucap renjun sembari mengambil piring di depan Jihoon lalu mengisinya dengan nasi dan beberapa lauk.
"Ah, Jeongwoo-ya, kau suka samgyoepsal bukan ? akan aku ambilkan untukmu." Sahut Chenle tak mau kalah.
Melihat apa yang saat ini tersaji di depan mata, Tuan Park pun tertawa. Sangat puas dengan kelakuan kedua calon menantunya itu, sementara Jihoon dan Jeongwoo hanya memutar bola mata mereka, jengah dengan sikap sang ayah serta dua omega di hadapan mereka.
"Aigooo, kalian berempat sudah seperti dua pasangan pengantin baru saja. Sangat cocok dan serasi."
Mendengar komentar sang ayah, Jihoon tak sanggup lagi menahan dirinya untuk tidak berbicara."Ayah, sebelumnya aku dan Jeongwoo mau untuk mendatangi undangan makan malam bersamamu karena kami pikir ini adalah acara keluarga. Tapi---rupanya ini hanya akal-akalan ayah untuk melanjutkan pertunangan itu. Jujur saja ayah, aku tidak tertarik."
"Aku juga. Aku bahkan sudah punya omega yang aku suka. Aku tak akan bertunangan dengan omega pilihan ayah apalagi----dengan Zhong Chenle." Timpal Jeongwoo tak kalah pedas.
Ia mengatakan dengan lugas di depan sang ayah bahwa ia sedang menyukai seorang omega, namun sebenarnya dalam hatinya pun ragu. Apakah nama omega yang ia pikirkan saat ini itu benar-benar ia cintai dengan tulus atau hanya karena jiwa lama yang terlahir kembali membuat cinta itu kembali membara.
"Jihoon-ah..." lirih Renjun yang menatap Jihoon dengan pandangan kecewa.
"Maaf Renjun, selama ini aku menganggapmu sebagai sahabat kecilku saja dan tak akan pernah bisa lebih." Jihoon berdiri. Beranjak dari duduknya. Membalas tatapan kecewa Renjun dengan senyum bak malaikatnya. "----aku pergi ayah. Aku masih punya banyak urusan."lanjutnya sembari kembali mengenakan jaketnya sebelum mulai melangkah pergi begitu saja.
"Park Jihoon ! Yak ! Kembali kau !" Teriak sang ayah yang kesal atas kepergian putra sulungnya. Bahkan belum juga Jihoon mau mendengar, sosok anak keduanya pun mulai mengikuti jejak sang Hyung untuk lekas meninggalkan meja makan.
"Mau kemana kau Jeongwoo ?!" Tanya Chenle yang melihat Jeongwoo juga tengah menggunakan jaketnya kembali.
"Kau harus sadar Chenle-ssi. Kau hanya dimanfaatkan untuk kepentingan politik Rogue." ucap Jeongwoo yang kemudian mulai ikut melangkah pergi, mengikuti langkah pergi sang hyung, Park Jihoon.
*******
Setelah makan malam yang gagal, Jihoon tak mood untuk segera kembali ke apartemennya. Ia memilih untuk singgah sebentar di Moonriver. Sungai yang membelah kota Jeoson. Sungai itu indah. Apalagi saat malam tiba. Akan banyak orang bersama pasangan mereka yang menghabiskan waktu menikmati pemandangan malam di area sekitar sungai.