Suasana tegang menyelimuti acara sarapan bersama di Villa Jihoon. Pelakunya tentu saja sosok Seo Junghwan yang tak berhenti memberikan tatapan tajamnya pada sosok Park Jeongwoo. Membuat Jeongwoo jengah karena selalu ditatap dengan tatapan penuh selidik.
"Ck ! katakan saja jika kau punya masalah denganku, jangan hanya menatapku seperti kau tengah menatap seorang penjahat"protes Jeongwoo.
"Memangnya kau bukan ?" Sindir Junghwan. Jeongwoo merotasikan matanya.
Sementara Doyoung dan Jaehyuk kini mulai memijat kembali pangkal hidung mereka. Junghwan yang mudah tersulut emosi dihadapkan dengan sosok Jeongwoo yang punya kesabaran setipis tissue. Tentu akan sangat mudah untuk memancing pertikaian.
"Sadarlah Seo Junghwan, sekrang kau ada disini, itu artinya kau juga penjahat...kau bahkan makan satu meja dengan penjahat..."balas Jeongwoo tak mau kalah.
"Aku disini karea Hyunsuk hyung dan Jaehyuk hyung." jawab Junghwan lagi.
"Oh ya ? Jadi kau tak mau mengakui perasaanmu pada Doyoung hyung ?" Tanya Jeongwoo telak.
Tunggu, Doyoung mulai panik saat namanya mulai dibawa-bawa.
"Yak siapa bilang aku menyukainya."ucap Junghwan dengan penolakannya.
"Cih ! kau menyelamatkannya, apa namanya jika bukan menyukainya !" Balas Jeongwoo tak kalah sengit.
"Aku tid----"
Brak !!!!
"Diam !" Teriak Doyoung sembari menggebrak meja.
"Bisakah kalian berdua diam, kita tengah sarapan. "Tegur Doyoung dengan mata yang entah sejak kapan mulai memerah. Ia tahu Junghwan tidak menyukainya tapi apakah harus sejelas itu. Apa Junghwan tak sadar bahwa dirinya telah menolak Doyoung di depan banyak orang.
"Yak Seo Junghwan ,jika kau ingin pergi maka pergilah, tidak ada yang ingin menahanmu disini." ucap Doyoung dingin lalu berlalu pergi menuju kamar pribadinya.
Jaehyuk yang melihat kepergian Doyoung pun menghela nafasnya.
"Junghwan-ah, kau keterlaluan. Kau sudah melukainya...." ucap Jaehyuk halus.
Selalu, hanya ucapan Jaehyuk yang berhasil membuka pikiran Junghwan.
Junghwan terdiam sebentar, berpikir. Sampai akhirnya dia memilih untuk berdiri dan menyusul Doyoung di kamarnya.
"Jeongwoo-ya, lain kali kau harus bisa menahan emosimu. Kau harus bisa memaklumi Junghwan. Tidak mudah bagi seorang dominan berada di wilayah musuh, apalagi ia tak punya daya apapun untuk membawa Jaehyuk dan hyunsuk pergi." Nasihat Jihoon pada sang adik.
"Maafkan aku hyung." balas Jeongwoo dengan raut bersalah.
"Bagaimana dengan hasil misi kalian berdua ?" Tanya Jihoon mencoba mengalihkan topik.
"Kami sudah mengirimkan salinan black book dan beberapa daftar nama anak-anak penerima bantuan sosial itu ke bagian Kejaksaan. Seharusnya, siang ini beberapa pejabat LEO akan mendapatkan panggilan dari kepolisian." Terang Jeongwoo.
"Lalu hyung, setelah ini apa ?" Tanya Jaehyuk pada Jihoon.
"Tunggulah sampai dua orang itu datang dan kita akan mulai untul berlatih." Balas Jihoon yang tentu membuat dahi Jaehyuk dan Jeongwoo mengkerut .
"Ber-berlatih ? Dan dua orang yang kau maksud, siapa ?" Tanya Jaehyuk lagi.
Jihoon hanya tersenyum.
"Simpan rasa penasaranmu Jaehyuk-ah, aku akan menjawabnya saat formasi kita lengkap." Ucap Jihoon yang sudah berdiri dan berjalan meninggalkan ruang makan.