Jaehyuk menekan password apartemen Jeongwoo, kali ini ia sengaja datang lebih awal. Selain untuk membersihkan apartemen Jeongwoo ia juga berniat mengajak bicara namja Park itu perihal kejadian di waktu lalu. Jaehyuk benar-benar ingin tahu mengapa Jeongwoo pergi secara tiba-tiba. Apalagi tiba-tiba saja pagi ini sosok Alpha dari klan Rogue itu tak masuk kelas, membuat Jaehyuk mengira apakah ada kesalahan yang ia lakukan saat mereka tengah bercumbu kemarin. Tapi kesalahan apa hingga Jeongwoo sebegitu marahnya akan dirinya.
Jaehyuk memasuki apartemen Jeongwoo, Dan nihil. Namja itu tak ada di apartemennya. Membuat semangatnya yang tadi membara kini hilang begitu saja. Tak ingin membuang-buang waktu, pada akhirnya Jaehyuk memilih untuk membersihkan seluruh apartemen Jeongwoo, dilihat dari keadaannya sepertinya Jeongwoo tak kembali ke apartemennya semenjak kemarin. Bisa dilihat dari kondisi dan letak beberapa barang yang Jaehyuk ingat masih sama seperti saat sebelum mereka pergi kemarin. Bahkan Jaehyuk tak perlu membuang banyak tenaganya untuk membersihkan apartemen Jeongwoo.
Jaehyuk membuka pintu kamar Jeongwoo. Dan, masih terlihat sangat rapi. Jaehyuk lantas berjalan memasuki kamar, tak lupa ia menutup pintunya. Berbaring di ranjanng Jeongwoo yang entah sejak kapan menjadi favoritnya.
"Feromonmu melekat di seluruh bagian kamarmu Jeongwoo-ya, aku suka....sangat menenangkan." lirih Jaehyuk namun dengan tatapan sendu.
"Kau pergi kemana ? Apa aku punya kesalahan ?" Tanya Jaehyuk pada dirinya sendiri di tengah-tengah kesunyian kamar.
Jaehyuk terdiam. Ingatannya melayang. Ah, apa mungkin karena itu.
"Apa----kau tak bisa menyentuhku karena aku sudah pernah disentuh ?"Tawa semu nan pilu Jaehyuk keluarkan dari bibirnya.
"Tapi aku yakin kau tak akan searogan itu Jeongwoo-ya." Jaehyuk membalikkan tubuhnya hingga kini posisinya ia tertidur menghadap ke samping.
"Keunde, jika bukan karena itu. Lantas kenapa ?" Jaehyuk terus memikirkan berbagai alasan hingga tanpa sadar wangi feromon Jeongwoo yang tertinggal di kamar berhasil membawa Jaehyuk memasuki alam mimpi. Mimpi yang menjawab segala pertanyaan di relung pikirnya dan pada akhirnya membuat Jaehyuk merasa bersalah pada sang Alpha.
Justin berhenti ! Dewa akan menghukummu jika kau membunuh King Leo !!!
Dia sudah membunuh seluruh klan Rogue, Kevin !!!
Tidak Justin ! Kau tidak boleh membunuhnya !!
Kau membelanya, Kevin !!!
Hahahha....tentu saja dia membelaku ! Dia yang berhasil membawamu menjauh dari klan Rogue hingga aku bisa membantai semua anggota klanmu King Alpha !!!
Ceklek /
Mata Jaehyuk terbuka bertepatan dengan pintu kamar yang tiba-tiba terbuka. Menampakkan sosok Jeongwoo yang kini melangkah mendekat kearah Jaehyuk dengan tanpa ekspresi. Membuat Jaehyuk terpaku , tak bisa mengalihkan tatapannya dari sosok Jeongwoo. Dan ketika Jeongwoo berjongkok di bawah ranjang untuk mensejajarkan wajah keduanya, air mata Jaehyuk luruh.
Jadi itu dirinya, dirinya yang melukai namja di depannya ini.
"Kenapa kau menangis ?" Tanya Jeongwoo lirih. Ia bawa ibu jarinya untuk mengusap lembut pipi Jaehyuk. Berniat menghapus air mata yang terus mengalir meskipun Jaehyuk hanya terdiam memandangi wajahnya.
"Karena aku kan ? " tanya Jaehyuk yang membuat dahi Jeongwoo mengernyit.
"Itu pasti karena aku. Aku yang telah menjebakmu, karena itukan kau pergi dan tak bisa menyentuhku ?" Pertanyaan Jaehyuk ikut membuat air mata Jeongwoo luruh. Ia selerti ditarik kembali pada memori-memori yang tertinggal dalam DNA nya. Jeongwoo sadar bahwa kehidupan lampau makhluk Jeoson telah berenkarnasi dari masa ke masa. Tapi ia tak sangka bahwa dalam dirinya , adalah sosok King Alpha yang menanggung kesedihan dan dendam di kehidupan keduanya.
Melihat air mata Jeongwoo yang ikut luruh. Jaehyuk pun mendudukkan dirinya. Ia berdiri, membuat Jeongwoo ikut berdiri, saling berhadapan dengannya.
"Kau sudah mengingatnya ? Jadi kau sudah ingat siapa dirimu ? " tanya Jeongwoo.
"Ya. Aku ingat, ak-aku----aku minta maaf. Aku minta maaf untuk pengkhianatanku di masa lalumu."ucap Jaehyuk, ia menunduk dalam. Tak berani menatap sosok Jeongwoo yang kini mulai tajam menatap kearahnya.
"Pulanglah Jaehyuk-ssi, jangan menemuiku untuk beberapa hari kedepan. Aku butuh waktu sendiri..." ucap Jeongwoo.
Jaehyuk mendonggakkan kepalanya. Dengan berani ia memeluk erat tubuh sang Alpha.
"Aku tidak mau. Aku tidak akan pergi, aku tidak akan meninggalkanmu sendiri." Racau Jaehyuk. Ia benar-benar mengeratkan pelukannya di tubuh Jeongwoo.
Jeongwoo menghela nafasnya kasar.
"Pergi Jaehyuk. Jangan sampai aku melukaimu." ancam Jeongwoo pada Jaehyuk.
"Aku tidak peduli ! aku ingin disini. A-aku aku menyukaimu Alpha !"
Akhirnya kalimat itu muncul dari bibir Jaehyuk. Membuat emosi di dada Jeongwoo begitu bergejolak. Wajah dan matanya mulai memerah dengan urat-urat yang mulai terlihat. Kentara sekali Jeongwoo tengah menahan emosinya.
"Kau mencintai orang yang memiliki dendam padamu Jaehyuk-ssi. Kau akan terluka." lirih Jeongwoo. Ia cengkram dua bahu Jaehyuk hingga sang empunya mati-matian menahan rasa sakitnya agar posisi mereka tetap bertahan.
"Aku tidak peduli. Meski kau membunuhku sekarang, aku tidak peduli. Aku---aku lebih takut kau pergi meninggalkanku."ucap Jaehyuk . Kali ini isak tangis mengiringi racauannya yang tetap tak ingin melepaskan tubuh Jeongwoo.
Tak menyukai dengan tingkah keras kepala Jaehyuk, Jeongwoo pun lantas menarik tubuh Jaehyuk untuk lepas dari tubuhnya. Memandang tajam tepat pada kedua netra Jaehyuk.
"Kau tahu, selama ini aku menyimpan dendam padamu, aku mengenalimu bahkan saat pertama kali kita bertemu. Tapi, rasa cinta sialan ini selalu menghalagiku untuk menyakitimu. Cinta dan dendamku sama besarnya padamu Yoon Jaehyuk. Dan sekarang, kau dengan senang hati bersedia untuk kubunuh ? Kau tahu aku bisa dengan mudah mengabulkannya." ucap Jeongwoo.
"Kalau begitu lakukan, aku tidak akan menghindar." ucap Jaehyuk lirih.
Mendengar kalimat Jaehyuk, Jeongwoo mengangkat tubuh Jaehyuk dan menjatuhkannya di ranjang miliknya. Jeongwoo mengungkung Jaehyuk yang saat ini telah terlihat pasrah dibawahnya. Dengan tenaga seorang Alpha yang lebih daripada manusia normal, Jeongwoo bersiap untuk mencekik Jaehyuk.
"Aku bersungguh-sungguh akan membuatmu tak bisa bernafas kembali Yoon Jaehyuk." ucap Jeongwoo sembari mencekik leher Jaehyuk, ia juga mengeluarkan Alpha tonenya agar Jaehyuk tak bisa memberontak. Membuat Kesakitan ditubuh Jaehyuk menjadi berlipat-lipat ganda.
"Arghh..ah--aghh...ss-sak--it....hahh...arghh" suara Jaehyuk hampir tak bisa keluar lantaran cekikan Jeongwoo dan efek Alpha tone yang mendera tubuhnya. Hanya bulir-bulir air mata yang terus mengalir dari kedua pelupuk mata Jaehyuk yang bisa menjelaskan besarnya rasa sakit yang ia rasakan saat ini.
"Jeong---arghhh...woo-hhh...ya..." Jaehyuk terus berusaha memanggil nama Jeongwoo. baik dengan lisan maupun hatinya.
Dan seperti sebuah sihir, Jeongwoo yang sepertinya mendengar Jaehyuk memanggil-manggil namanya membuatnya mendapatkan lagi kesadarannya. mendapatkan lagi setitik rasa iba dari hati nuraninya yang mencintai seorang Yoon Jaehyuk.
"Arghhh !!!" teriak Jeongwoo yang kini tak lagi menggunakan Alpha tonenya dan melonggarkan tangannya di leher Jaehyuk. Dengan nafas terengah, Jeongwoo menjatuhkan keningnya di kening Jaehyuk. mengeluarkan feromonnya untuk membuat Jaehyuk kembali tenang. Selalu seperti ini, meski Jeongwoo mencoba dan meski dendamnya benar-benar dalam untuk membunuh Jaehyuk, namun ia tak bisa melakukannya. Rasa cintanya di masa lalu pada seorang Yoon jaehyuk menghalangi dirinya untuk menyakiti omega dari Klan Leo itu.
Jaehyuk menghirup sedalam-dalamnya aroma feromon Jeongwoo, melesakkan wajahnya di ceruk leher sang Alpha. Dan jeongwoo seperti mebiarkan saja Jaehyuk untuk puas menghirup feromon miliknya. Bahkan kini Jeongwoo membawa tubuh Jaehyuk untuk tertidur dalam pelukannya.
Keduanya masih terdiam, tak ada yang berniat untuk berbicara. Jeongwoo mengusap lembut surai hitam Jaehyuk. sesekali mengusap keringat yang memenuhi keningnya. Bahkan tanpa ragu, mencium kening jaehyuk hingga rasa nyaman yang keduanya dapat mengantarkan Jeongwoo dan Jaehyuk untuk memasuki alam mimpi.Melupakan sejenak rasa cinta sekaligus benci yang terpatri kuat jauh di lubuk hati seorang Park Jeongwoo.