Malam ini perut Sadam lapar,dirinya bingung harus makan apa dan posisinya sudah tengah malam pasti Delima sudah tidur,Sadam jadi segan untuk membangunkan Delima. Anak itu berjalan mengendap-endap menuju kulkas melihat apakah ada makanan basi atau mungkin makanan sisa yang bisa dimakan nya. Setelah membuka kulkas mata anak itu tertuju pada bolu pisang yang sepertinya sudah tidak enak,pada saat di cium nya bolu itu sudah sedikit berbau dan pada saat dimakannya sudah sedikit masam rasanya jadi Sadam mencoba memakannya namun belum apa apa lampu dapur tiba tiba nyala membuat Sadam kaget dan
"DASAR PENCURI".bentak Delima seraya menjambak rambut Sadam membuat anak itu meringis kesakitan
"Kamu mau mencuri ya? Dasar gak tau diri".bentak Delima seraya mendorong kepala Sadam
"Sadam gak mencuri ma,Sadam cuma makan bolu pisang yang udah gak layak di makan".ucapnya
"Gak usah pake bahasa tangan malas banget liat nya dasar cacat,saya itu muak ya liat kelakuan kamu sok banget tau gak?! Kamu tau gak? Kamu itu cacat,pencuri gada yang menarik di diri kamu".bentak Delima seraya mencubit perut Sadam
Sadam hanya diam saja menerima semua ocehan sang ibu,Sadam juga punya hati namun kenapa? Kenapa Delima begitu tega? Mengapa Delima begitu tega dengannya? Apa yang salah dengan Sadam? Sadam kan hanya makan,makanan yang basi bukan makanan yang baru
"Sini kamu".ucap Delima seraya menarik kerah baju Sadam
"Mana tangan kamu yang mencuri tadi?".tanya nya
Sadam pun memperlihatkan kedua telapak tangannya membuat Delima memukul telapak tangan Sadam dengan talenan di dapur membuat anak itu meringis,rasanya seperti di pukul dengan sebuah balok kayu bahkan ini jauh lebih sakit
"Kamu ingat ya jangan pernah membuka kulkas saya lagi atau kamu mau tangan kamu saya potong? Gada otak".ucap Delima meninggalkan Sadam pergi
Sadam hanya terdiam,merasakan sakit ditangannya. Bahkan kini telapak tangan Sadam menjadi memerah akibat kuatnya pukulan Delima. Padahal bolu pisang itu juga akan dibuang jadi untuk apa Delima marah? Apa guna nya marah? Kan mubazir jika Sadam tidak memakannya
.
.
.
.
."Sayang,sayang nya mas".ucap seorang pria
"Mas?! Mas Danar? Mas ini kamu?".tanya seorang wanita membuat Danar tersenyum
"Mas lihat kamu makin gak sayang ya ke Sadam? Kenapa lagi? Kamu kenapa?".tanya Danar dengan raut wajah kecewa
"Mas ngurus anak seperti Sadam itu gak mudah buat aku yang sama sekali gak paham bahasa isyarat,kamu tahu kan Sadam gak bisa komunikasi tanpa gerakan tangan ".ucapnya
"Ya kenapa gak belajar? Banyak hal yang bisa kamu lakukan supaya Sadam sadar kalau kamu ibu nya".sahut Danar
"Mas disini sedih melihat kelakuan kamu,Sadam anak kita Delima stop memukul Sadam dia bukan budak kamu yang bisa kamu bentak,kamu peralat sesuka hati".ucap Danar membuat Delima menangis
"Aku belum siap di tinggalin sama kamu,dan setiap kali melihat Sadam aku jadi keinget kamu ".ucapnya
"Ikhlasin aku,jalani hidup kamu bersama anak-anak ".ucap Danar
"Aku bakalan coba".sahutnya
"Kamu jangan lupa kasih Sadam makan-makanan yang fresh aku kasihan lihat dia makan-makanan sisa dan udah bau ".ucap Danar membuat Delima hanya terdiam namun wanita itu masih sesenggukan
"Hah,mas".lirih Delima yang tampak terbangun dari tidurnya
.
.
.
.
.
Pagi ini Delima sudah sibuk didapur untuk memasak kan Zaki dan Satria sarapan. Sedangkan Sadam hanya terdiam melihat bagaimana sibuknya delima untuk Zaki dan Satria, Delima yang sadar dirinya di perhatikan pun mengarahkan pandangannya ke Sadam yang berdiri di ujung meja makan dapur"Kenapa?".tanya Delima membuat Sadam tersentak
Sadam tersentak membuat anak itu reflek menunduk dan memainkan ujung kaos nya. Delima pun melanjutkan kegiatan masaknya. Namun tiba-tiba saja Sadam mendekat dan memberikan beberapa lembar uang bernominal besar serta ada kertas di atas uang tersebut,setelah memberikan uang itu Sadam langsung berjalan keluar rumah untuk berangkat ke kampusnya
"Ini uang tabungan Sadam buat gantiin bolu pisang mama,maafin Sadam".
Delima merasa bersalah sudah membentak dan memukul Sadam tadi malam,harusnya kan Delima biarkan saja Sadam memakan bolu yang hanya sisa sepotong lagi. Tidak lama Satria dan Zaki pun turun
"Sadam mana ma?".tanya Satria
"Udah berangkat".ucap Delima
"Tumben amat".sahut Zaki
.
.
.
.
.
.
Sorenya Sadam tidak langsung pulang,anak itu duduk di taman didekat kampusnya melihat indahnya sinar matahari"Pasti papa diatas sana udah kumpul sama nenek ya? Sadam jadi rindu".ucapnya dalam hati
"Pa,mama kapan ya sayang ke Sadam? Setiap kali melihat mama Sadam takut,takut di pukul".ucapnya
"Sadam cuma mau mama membagi sama rata kasih sayang nya ".lirihnya seraya menunduk melihat sepatu nya yang kini sudah rusak di makan oleh usia
Tidak mau berlama-lama Sadam pun pulang,pulang kerumah pun Sadam merasa hampa karena tidak ada yang menyambutnya. Namun entah mengapa sore ini rasanya beda, Satria langsung mengajak adiknya ke halaman belakang rumah yang untuk ikut acara bakar-bakaran sederhana namun Sadam memilih tidak ikut karena tidak ingin membuat suasana hati delima kacau
"Mama tinggal bentar".ucap Delima
Ternyata Delima mengejar Sadam ke kamarnya
"Kamu kenapa? Ayo gabung".ucap Delima membuat Sadam tersentak
Sadam hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak ingin membuat suasana hati delima kacau
"Sadam disini saja,Sadam kenyang".ucapnya membuat Delima pasrah
Delima pasrah bahkan kini wanita sadar jika dirinya sudah melukai hati Sadam. Wanita itu merasa bersalah namun apa boleh buat jika sudah seperti ini biarlah waktu yang menjawab nya
KAMU SEDANG MEMBACA
si Bisu
Teen Fictionmenceritakan tentang seorang anak bernama Sadam yang memiliki kekurangan namun di mata mentari Sadam itu sempurna