Baby I don't know why
Sejak kapan aku mulai
memikirkan mu~Baby I love You
♡ ♡ ♡
@Markas
“Kapan nih, bro? Masa lo cuma main-main aja sama Salsa? Udah saatnya tembak, jangan kayak yang itu… lo tau lah” ujar Gavin sambil tertawa, melirik anton yang ikut cekikikan. Ternyata mereka juga menjadikan javier sebagai topik utama hari ini, mumpung orangnya tidak ada.
“Bener! Lo liat Javier, pergerakan banyak, tapi kayak muter-muter nggak jelas. Lo mah harusnya langsung aja, kan Gentle man tuh cepet ngambil keputusan!” tambah anton tak kalah semangat.
Juneo hanya tersenyum tipis, lalu mengangkat bahunya dengan santai. “Gue udah mikirin ini sejak awal sih” ucapnya dengan nada serius. “Gue nggak main-main sama Salsa. Gue suka dia beneran, bukan cuma buat seru-seruan ”
“Hmm kalo besok gimana? Besok gue bakal tembak dia setelah pulang sekolah.” tambah juneo sambil tersenyum penuh arti
Anton dan Gavin saling bertatapan, kaget mendengar keseriusan dalam suara sahabatnya itu. “Wah, lo serius nih, jun? Lo udah yakin?” tanya Anton, meski nada bercandanya masih tersisa.
Juneo mengangguk tegas. “Gue yakin Salsa tuh beda dia bukan cewek yang gila harta. Gue gemes banget mau official sama dia. Dan besok, habis pulang sekolah, gue bakal bilang langsung ke dia. Nggak perlu nunggu lama.”
Gavin menepuk bahu Juneo dengan senyum lebar. “Wah, gila lo boss. Lo keren! Kita dukung penuh nih. Tapi jangan kaget kalau dia tiba-tiba malu-malu kucing”
Anton tertawa kecil, “Yang penting lo gentle, bro! Javier mah kebanyakan modus nggak jelas, tapi lo langsung to the point.”
Juneo tertawa bersama mereka, tapi hatinya benar-benar serius. Dia tahu, keputusan nya selalu tepat. “Gue harus gentle. Gue bukan anak kecil lagi yang main tarik ulur. Kalau gue suka, gue harus berani bilang, kan?”
Gavin dan Anton mengangguk, lalu mereka tertawa lagi, meski di dalam hati mereka tahu bahwa ini adalah keputusan besar bagi Juneo.
• • •
@Otama
Wilona berjalan cepat melewati area parkiran sekolah, langkahnya dipercepat seolah ingin segera keluar dari situasi yang membuatnya tidak nyaman. Di sebelahnya, Yasmin dan Laras bercanda ria, membicarakan hal-hal sepele tentang rencana akhir pekan mereka. Sedangkan salsa jangan ditanya dia sudah tidak menunggu sopir nya, sekarang dia pulang pergi bersama juneo. Saat hendak menelpon sopirnya perhatian Wilona terfokus pada satu sosok yang berdiri tidak jauh darinya—Harsya.
Cowok itu sedang berdiri di dekat motor, lengkap dengan helm di tangannya. Di depannya, seorang cewek mungil berseragam tampak menyodorkan sebuah bingkisan dan setangkai mawar. Wilona mengenal situasi itu. Ini bukan pertama kalinya Harsya baik ke cewek lain di sekolah.
Wilona memperhatikan sejenak dari balik kacamata hitamnya. Netra Harsya yang samar-samar terlihat di balik kacamata nya. Meski dari jauh, dia bisa merasakan kerinduan yang mengendap di dadanya. Namun, bersamaan dengan itu, perasaan lain juga muncul perasaan bahwa dia harus menjauh.
Seketika, Wilona menoleh ke arah lain, berpura-pura tidak melihat apa yang terjadi di depan matanya. Harsya bukan siapa-siapanya. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri dengan kalimat itu, namun hatinya tetap berontak.