Revenge

43 3 0
                                    

Hai hai update, disaat mencari momen trepiki yg secuil setaun sekali pulak 😭👍🏻😆

Happy reading yall 💖
Tq udah baca n vote

♡ ♡ ♡

Wilona duduk di ruang tamu rumah Harsya, dengan buku pelajaran yang terbuka di hadapannya. Ia sebenarnya sudah cukup paham materi yang diajarkan, tetapi kehadiran Harsya yang dengan sabar menjelaskan setiap soal membuatnya tak ingin cepat-cepat menyelesaikan PR itu.

Kebiasaannya dulu tetaplah sama.

“Jadi, gini caranya” ujar Harsya, suaranya tenang sembari menuliskan beberapa tips di buku catatan Wilona. “Kalo kamu sering keluar kelas, gimana mau ngerti yang begini?” 

Wilona menunduk, pura-pura sibuk mencatat. “Aku keluar karena laper, ke kantin” jawabnya sambil menghindari tatapan Harsya yang terus melihatnya

Harsya mendengus pelan, tidak percaya. Ia tahu alasan sebenarnya pacarnya ini tidak tahan berada di kelas terlalu lama. Suasana kelas yang membuatnya cemas. Namun, ia memilih untuk tidak mengomentari kebohongan kecil itu, membiarkan wilona merasa aman dengan alasannya. 

Setelah selesai mengerjakan soal terakhir, Harsya lalu duduk di sebelah wilona di sofa. Tanpa banyak bicara, ia merangkul pundak wilona dengan santai, tubuhnya sedikit bersandar ke belakang. Wilona sempat terkejut dibuatnya, tapi ia membiarkannya, merasa nyaman dalam kehangatan perlakuan harsya. 

“Capek banget, ya?” gumam Harsya sambil memejamkan mata sejenak. Nafas harsya terdengar menghela nafas berat berkali-kali seperti ikut merasakan yang dirasakan wilona. Namun, tak lama kemudian cowok ganteng ini mulai berbicara, bercerita panjang tentang hal-hal kecil dalam hidupnya. Dari kelucuan ibunya yang kehilangan kunci mobil lagi hingga kebiasaan kucing tetangga yang sering mencuri ikan. Sesekali, ia menyisipkan lelucon yang membuat Wilona tertawa lepas. 

“Tuh, gitu dong, ketawa” ujar Harsya, memandangi Wilona yang wajahnya kembali ceria. Senyum kecil muncul di bibirnya. Sudah lama ia tidak melihat tawa wilona yang begitu tulus, dan entah kenapa hal itu membuat hatinya terasa hangat. 

Tanpa sadar, ia mengulurkan tangannya dan mencubit pelan pipi Wilona. “Lucu banget sih kamu kalo ketawa” ujarnya sambil tersenyum jahil. 

“Aduh babe, sakit tau!” Wilona mengeluh, berpura-pura kesakitan sambil mengusap pipinya. Ia kemudian mencoba membalas mencubit, tetapi telat. Dengan gerakan cepat, Harsya mendekat dan mencium pipi kanannya dengan kilat. 

Wilona tertegun. Sebelum ia sempat bereaksi, Harsya sudah berdiri dengan cepat, menahan tawanya. “Oke, aku harus kabur sebelum kamu balas dendam!” serunya sambil melangkah mundur dengan tangan di udara. 

“Harsya!” Wilona memanggil dengan nada setengah marah. Wilona setengah malu langsung berlari keluar ruangan dengan tangannya yang masih memegang pipinya.

• • •

Malam ini, suasana konser penuh dengan lampu warna-warni dan alunan musik yang menggetarkan hati. Javier dan michel berdiri di sisi kanan panggung, sementara Juneo dan salsa berada tak jauh di sebelah mereka. Artis lokal yang sedang tampil membawakan lagu-lagu hits mereka, membuat suasana semakin semarak. 

Michel bersandar pada bahu Javier, menikmati setiap irama lagu. “Ini enak banget lagunya. Kamu suka, kan?” tanyanya dengan suara yang hampir tenggelam oleh riuh tepuk tangan penonton. 

Javier mengangguk, lalu tersenyum kecil. “Suka banget, apalagi kalau ada kamu di sini. Aku juga bisa gitaran pake lagu ini lo” balasnya, membuat Michel tersipu.

Robers (my chupid)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang