♡ ♡ ♡
(Wilona POV)
"Rumah gue kecil ya. Jangan kaget!." ucapku yang kini terkejut dengan permintaan aneh teman-teman ku ini yang ingin mampir kerumah.
Yasmin menepuk bahu ku dengan lembut. "Wil, apaan sih. Kita ke sini buat ketemu Tante Jeni sama dodo"
Laras, yang sudah membawa beberapa bingkisan makanan, menambahkan, "Enak banget rumah lo! Adem banget suasananya" komentar laras sambil melihat taman kecil di depan rumah.
" Iya kita suka, kita bakal kesini lagi ya" ungkap salsa senang
Aku hanya tersenyum malu dan segera mengetuk pintu, lalu terdengar suara mama dari dalam, "Wilo? Udah pulang?"
Pintu terbuka, memperlihatkan mama dengan senyum lembutnya. "Oh, teman-teman wilona? Masuk, ayo masuk!"
Mereka semua masuk ke dalam rumah. Aroma teh melati segar memenuhi ruangan, membuat suasana semakin nyaman. Laras segera memberikan bingkisan makanan yang mereka bawa.
"Tante, ini ada sedikit cemilan dari kita" kata laras dengan sopan.
Mama Jeni tersenyum bahagia sambil menerima bingkisan itu. "Aduh, terima kasih ya, Nak. Nggak usah repot-repot sebenarnya."
Mereka duduk bersama di ruang tamu kecil itu, berbagi cerita sambil menikmati teh hangat dan kue buatan Mama. Salsa memulai dengan cerita lucunya tentang javier yang sekarang selalu terlambat tapi pulangnya cepat, membuat semua nya sekaligus mama tertawa.
" Gini amat cinta beda sekolah" tawa laras yang membuat aku membelak tak percaya
Di tengah obrolan, Yasmin tiba-tiba mengalihkan obrolan, "Wil, lo tau nggak? Lo tuh beruntung banget punya Mama kayak Mama Jeni. Liat deh, cara dia ngomong bikin kita semua merasa ini rumah kita sendiri."
Aku tentu mengangguk sambil menatap Mama. "Iya, gue tau kok. Makanya gue mau bikin Mama gue bangga. Wilo janji bakal sukses kaya mama dan ga bakal nyusahin mama"
Mama tersenyum dan menggenggam tangan ku. "Kamu nggak pernah bikin Mama susah, Nak. Mama bangga sama kamu."
Laras, yang memang paling emosional tiba-tiba diam dan mengusap matanya. "Aduh, kenapa jadi mellow gini sih."
Semua tertawa kecil, dan suasana menjadi lebih hangat lagi.
Saat hari mulai gelap, teman-teman ku pamit. "Makasih banget ya tante. Nggak nyangka kita bisa ngobrol seenak ini" kata Yasmin sambil memeluk Mama Jeni.
Mama Jeni tersenyum dengan mata menyipit. "Ayo, main lagi kapan-kapan. Rumah ini selalu terbuka buat kalian."
Aku mengantar teman-teman sampai ke depan rumah. "Thanks, ya, udah mau ke sini."
Salsa memeluk ku erat. "Wil, lo tuh nggak cuma beruntung punya Mama Jeni, tapi juga punya kita sebagai temen. Jadi inget itu, ya! " Aku tersenyum dan mengangguk. Kurasakan Laras dan yasmin ikutan memelukku
" Wil, ada apa-apa bilang!. Setelah liat keadaan mama lo gue jadi paham kenapa matanya sesembab itu. Kalian yang sabar ya." ucap yasmin
Aku tertawa kecil dan mengangguk. Memang benar mama nya sering kali menangis sembunyi-sembunyi. Dulu aku juga gitu tapi kalo aku tetap begitu. Siapa yang bakal menguatkan mereka. Setelah teman-temannya pergi, aku kembali ke dalam rumah dengan hati yang penuh rasa syukur. Aku tahu, meski hidupku kini tidak selalu mudah, aku sudah dikelilingi oleh orang-orang yang selalu tulus menyayangiku.
• • •
"Pak, saya harus melaporkan sesuatu yang penting," ucap pria itu, suaranya bergetar.