Bab 25

866 81 5
                                    

Rania hanya memasang wajah datarnya. Lagi-lagi ia dihadapkan dengan situasi seperti ini. Disangka Hana, dianggap Hana, dimiripkan dengan Hana. Rania sampai lelah menjelaskan ke mereka semua.

"K-kamu masih hidup?" tanya wanita paruh baya itu dengan terbata-bata.

Di antara Davin, Airin dan juga Kakek tua yang di taman, reaksi kedua wanita ini yang menurutnya sangat mencolok. Mereka tampak begitu terkejut, sampai terlihat seperti ketakutan. Dan itu membuat Rania merasa ada sesuatu yang aneh dan tidak wajar.

"Oma sama Tante Winda pergi aja ke tempat Kakek Bimo. Acel mau main sama Tante Rania," celetuk Axel di tengah-tengah ketegangan yang terjadi.

Ya, kedua wanita itu adalah Mila dan Winda. Mereka datang ke kantor untuk mengantar Axel sekaligus menemui Adik ipar Mila, namun mereka terlalu sibuk dengan ponselnya sampai tidak menyadari jika Axel sebelumnya turun di lantai dua, lalu naik lagi ke lantai lima menggunkan lift berbeda.

"Ayo, ikut Oma," ujar Mila sambil menarik tangan Axel, disertai dengan tatapan tajamnya. Namun Axel langsung berontak dan menyentak tangannya dengan kasar.

"Nggak mau, Oma!"

"Jangan bandel! Ikut Oma sekarang!" bentak Mila, sambil mencengkram pergelangan tangan Axel. Namun Axel langsung menggigit tangannya dengan keras."

Rania yang geram tentu saja tak tinggal diam. Ia langsung menarik tubuh Axel dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.

"Jangan kasar dengan anak kecil. Anda sebagai Nenek harusnya bisa menjaga cucunya dengan baik," tegur Rania dengan nada tegas.

Mila dan Winda saling bertukar pandang, terlihat bingung dan ketakutan. Akhirnya, mereka memutuskan untuk masuk kembali ke dalam lift dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Setelah pintu lift menutup, Rania menarik napas dalam-dalam. Kemudian ia memeluk tubuh kecil Axel dan mengusap kepalanya dengan lembut.

"Itu tadi omanya Acel?" tanyanya memastikan.

Axel mengangguk. "Biarin aja. Nanti Acel aduin ke Papa," ucapnya.

Rania hanya tersenyum. Karena sudah banyak orang yang memperhatikannya sekarang, ia segera mengajak Axel masuk ke dalam lift untuk menghindari kata-kata yang menyakitkan.

Sebenarnya Rania malas kembali ke ruangan Davin, tetapi karena harus mengantar Axel, jadi ia terpaksa melakukannya.

*****

Awalnya, Rania hanya berniat mengantar Axel sampai depan ruangan saja. Namun, karena bocah itu memaksanya untuk ikut masuk juga, ia pun terpaksa menurutinya.

Dan kini, Rania sudah kembali duduk di samping Davin, memperhatikan Axel yang sedang asyik mempresentasikan mainan dinosaurusnya di depan mereka.

"Kasih tahu Tante Rania, Dino apa yang suka makan ikan?" ujar Davin.

"Pteranodon! Dia suka makan ikan kayak Acel," jawab Axel dengan semangat.

Rania tertawa kecil. "Oh ya? Ikan apa yang dimakan? Ikan lele apa ikan tongkol?" sahutnya menanggapi dengan candaan.

"Ikan... ikan gurame sama ikan cupang," jawabnya, yang berhasil membuat Rania kembali tertawa.

"Kalau yang suka makan daun?" tanya Davin lagi.

"Brachiosaurus!"

"Kalau yang suka makan daging?"

"T-Rex!"

"Kalau yang suka makan indomie sama telur?" sahut Rania ikut bertanya.

"Davinsaurus," celetuknya sambil tertawa dan menunjuk sang Papa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 20 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Crazy PresdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang