Bab 23

1.4K 78 5
                                    

Satu hari kemudian....

Pagi ini, di kantor EcoMoto Group sedang dihebohkan dengan kabar panas terbaru. Davin Askara, Presdir perusahaan tersebut yang terkenal sombong dan dingin, kedapatan mengikuti akun instagram Rania Maharani yang notabene-nya hanyalah petugas kebersihan di kantornya.

Kenapa bisa ketahuan? Karena hanya Rania satu-satunya orang yang Davin ikuti di akun instagramnya. Bahkan akun perusahaannya sendiri saja tidak ia ikuti balik. Oleh karena itu, semua Karyawan sedang heboh sekarang.

"Kepencet kali ya? Masa iya, Presdir nge-follow akun nggak jelas gitu."

"Kata gue sih iya. Mana orangnya di sini cuma kerja sebagai cleaning service lagi. Nggak masuk akal banget kalau tiba-tiba kenal Presdir."

"Nah, kalaupun dia temannya atau keluarganya, kenapa nggak dikasih kerjaan yang layak coba?"

"Masuk akal. Tapi anehnya, kalau cuma kepencet, kenapa sampai sekarang masih di-follow? Kenapa nggak di-unfollow atau diblokir sekalian? Kan Presdir paling anti sama cewek-cewek ganjen. Akun gue aja pernah kena blokir gara-gara spam like."

"Au ah, gue bingung."

"Si Rania udah berangkat belum?"

"Belum. Nanti kalau udah berangkat, kita keroyok aja."

"Stres lo. Main keroyok aja, belum tentu dia salah."

"Maksudnya tuh kita tanyain bareng-bareng, guys. Jangan salah paham, napa."

Begitulah percakapan para Karyawan yang sedang heboh saat ini. Mereka begitu asyik bergosip hingga melupakan pekerjaan mereka. Suasana kantor yang biasanya sibuk mendadak berubah menjadi ajang obrolan hangat tentang hubungan tak terduga antara Davin Askara dan Rania Maharani.

Di tengah kegaduhan itu, seorang Supervisor akhirnya keluar dari ruangannya dengan raut wajah marah. "Hei! Ini jam kerja. Kalian mau kerja atau mau jadi Admin lambe turah?"  bentaknya, membuat suasana yang tadinya ramai seketika hening.

Tak lama kemudian, suasana di lobi yang semula tenang mendadak ramai saat sang Presdir tiba bersama para pengawalnya.

Semua Karyawan yang tadinya berisik seketika langsung diam dan tegang. Mereka mengira sang Presdir akan marah. Namun, yang mereka dapat justru sebuah senyuman manis yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Ya, hari ini Davin tampil berbeda. Wajahnya cerah dan sumringah, tak seperti biasanya yang selalu terlihat dingin dan angkuh. Para Karyawan saling berbisik kebingungan, bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.

"Oh, astaga. Ini pertama kalinya dia tersenyum."

"Mimpi apa aku?" ujar seorang wanita berkerudung biru sambil menepuk-nepuk pipinya sendiri.

"Dia kesambet apa?"

"Habis menang lotre mungkin."

"Gue harus cek kadar gula gue sih, habis ini."

"Kenapa?"

"Gue diabetes lihat senyumnya."

"Dia kayak ngegodain gue nggak sih?"

"Idih, pede banget lo curut."

"Kira-kira khodamnya apa ya, sampai bisa seganteng itu?"

"Bradley Cooper mungkin."

"Lebih ganteng dari Bradley Cooper sih dia."

"Kok bisa, orang setampan itu tapi masih jomblo?"

"Duda, Bos, bukan jomblo. Istrinya meninggoy."

"Tau dari siapa lo?"

"Info dari tetangga gue. Dia pernah kerja di rumah bokapnya."

Davin terus melempar senyuman manisnya, membiarkan mereka bergosip sesukanya. Bahkan ketika sudah berada ke dalam lift pun, ia masih sempat tersenyum ramah kepada Pak Fadil yang kebetulan melintas di depannya.

My Crazy PresdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang