Kevin menatap Luna dengan ekspresi penuh harap saat mereka berdua berjalan-jalan di sekitar villa, suasana santai setelah menikmati sarapan. "Luna aku ingin mengajakmu ke pesta pernikahan sahabatku nanti malam, kamu mau ikut?" katanya tiba-tiba, suaranya tenang tapi ada nada antusias di dalamnya.
Luna mengangkat alis, sedikit terkejut. "Pesta pernikahan? Aku kira kamu datang ke Bali buat liburan," balasnya dengan senyum tipis.
"Memang," jawab Kevin cepat, menatap Luna dengan pandangan yang tak bisa disangkal. "Tapi, sahabatku menikah di sini, di Bali. Pestanya cukup privat kok, cuma orang-orang terdekat. Aku yakin kamu bakal nyaman."
Luna memiringkan kepalanya, ragu sejenak. "Aku nggak yakin, Kev. Aku kan nggak kenal siapa-siapa di sana."
Kevin tersenyum lembut, mendekatkan dirinya ke Luna. "Jangan khawatir. Aku bakal pastiin kamu nyaman. Kamu cuma perlu datang, bersenang-senang, dan nikmati momen. Lagipula," Kevin menambahkan dengan nada menggoda, "aku butuh teman yang bisa mengalihkan perhatian orang-orang dariku."
Luna tertawa kecil. "Jadi aku semacam tamengmu?"
"Lebih dari itu," Kevin menjawab sambil tersenyum nakal. "Kamu tamu istimewaku. Nggak ada yang lebih penting selain bikin kamu merasa nyaman di sana."
--
Luna tiba di pesta pernikahan mengenakan gaun panjang satin berwarna emerald yang berkilau di bawah cahaya malam. Potongan gaunnya sederhana namun elegan, membentuk siluet sempurna di tubuhnya. Dengan detail kerutan di bagian pinggang dan potongan off-shoulder, gaun itu menampilkan pesona kecantikan Luna tanpa terlihat berlebihan. Rambutnya digelung rapi dengan beberapa helai yang sengaja dibiarkan jatuh, membuatnya terlihat klasik dan anggun. Ia melengkapi penampilannya dengan anting berlian kecil dan clutch berwarna perak, menambah sentuhan glamor yang subtil.
Kevin, di sisi lain, mengenakan setelan hitam klasik dengan potongan pas di tubuh atletisnya. Dia memilih dasi satin berwarna hijau tua yang serasi dengan gaun Luna, memberi kesan bahwa mereka telah merencanakan penampilan mereka bersama. Sepatu kulit hitamnya berkilat sempurna, dan jam tangan perak di pergelangan tangannya melengkapi tampilan maskulin yang sempurna.
Saat mereka tiba di pesta, atmosfer malam Bali yang hangat terasa intim dengan hiasan lampu-lampu gantung yang lembut dan lilin di setiap meja. Kevin memimpin Luna ke arah seorang pria yang berdiri di dekat meja tamu. "Luna, ini Thom," Kevin memperkenalkan dengan senyuman.
Thom, pria tinggi dengan rambut cokelat gelap dan senyum ramah, langsung mengulurkan tangan untuk menyapa Luna. "Senang sekali akhirnya bisa bertemu. Kevin sering bercerita tentangmu," katanya sambil tertawa.
Luna menjabat tangan Thom dengan hangat, "Senang bertemu denganmu juga. Selamat untuk pernikahannya."
Thom tersenyum lebar. "Terima kasih. Ini dia pengantin wanitanya, Patricia."
Patricia, yang berjalan ke arah mereka dengan gaun putih klasik bergaya bohemian, matanya membesar saat mengenali Luna. "Luna Bailey?" Suaranya terdengar hampir tak percaya. "Astaga, aku nggak pernah menyangka kalau kamu benar-benar akan datang ke pesta kami!"
Luna tersenyum ramah, "Tentu saja aku datang, Kevin mengundangku."
Patricia terlihat sangat senang. "Aku penggemar beratmu! Boleh nggak fotografer kami mengambil beberapa foto bersama?"
Luna tertawa kecil, sedikit tersipu, "Tentu saja, aku merasa terhormat."
Fotografer datang dengan cepat, dan mereka semua berpose bersama. Kevin berdiri di samping Luna, lengannya melingkari punggungnya dengan nyaman. Saat kilatan kamera menyala, Luna merasa momen ini terasa begitu sempurna, berada di antara teman-teman baru dan Kevin yang selalu membuatnya merasa aman.

KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN FLAMES[END]✓
RomanceLuna Bailey terjebak dalam skandal lama yang menyeruak ke publik. Tuduhan anonim bahwa ia pernah menjadi pembully viral, diperparah oleh sorotan fans fanatik Joe, idol pria yang menjadi lawan mainnya dalam film terbaru. Di tengah krisis, masa lalu L...