27. Salah Paham

272 16 0
                                    

Di sisi lain, Kevin menikmati malam yang sunyi di Villa. Langit Bali dipenuhi bintang, tetapi hatinya terasa berat. Suasana yang seharusnya romantis dan damai ini malah diwarnai kegelisahan yang terus menggerogoti pikirannya.

Dia sudah berusaha menghubungi Luna beberapa kali, tetapi pesan-pesannya tidak terbalas. Sejak mereka bersama, Kevin merasa nyaman dengan kehadiran Luna di sampingnya. Namun kini, seiring dengan semakin larutnya malam, kekhawatiran mulai menyusup ke dalam pikirannya. Apakah Luna baik-baik saja?

Kevin duduk di tepi kolam renang, menatap refleksi bulan di atas air yang tenang. Ia teringat momen-momen indah yang mereka habiskan bersama, tawa mereka yang penuh kehangatan, dan bagaimana Luna selalu mampu membuatnya merasa hidup. Apakah ada yang salah?

Pikirannya kembali melayang pada hubungan mereka. Dia tidak pernah merasa perlu menjelaskan apa yang terjadi di antara mereka, tetapi sekarang, rasa ragu itu merayap masuk. Mungkin Luna merasa tidak nyaman dengan kedekatan mereka? Dia teringat saat Stella muncul di pesta sahabatnya, bagaimana Luna tampak canggung dan tidak nyaman. Kevin meremas remasan jarinya. Seharusnya aku lebih peka terhadap perasaannya.

Kevin menghela napas berat, berusaha menenangkan hatinya. Dalam keremangan malam, ia merindukan Luna lebih dari sebelumnya. “Kenapa dia belum menghubungiku?” bisiknya pada dirinya sendiri. Dia sudah mencoba mengalihkan pikirannya dengan bermain gitar dan menikmati angin malam yang sejuk, tetapi bayangan wajah Luna tak kunjung pudar.

Menatap ponselnya lagi, Kevin merasa dorongan untuk menghubungi Luna sekali lagi. Mungkin dia hanya sibuk dengan pekerjaannya, pikirnya, berusaha meyakinkan diri. Namun, saat jari-jarinya siap mengetik pesan, ia terhenti. Dia tidak ingin tampak terlalu khawatir atau mengganggu.

Akhirnya, dia hanya duduk dalam kesunyian, menunggu kabar yang tak kunjung datang, sementara bintang-bintang di langit seolah bersinar lebih terang, menyoroti rasa rindu yang semakin dalam di hatinya. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk berbicara dengan Luna dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Rindu yang tak tertahankan ini membuatnya merasa seolah ada yang hilang dari hidupnya.

Kevin terkejut ketika ponselnya berbunyi, mengira itu mungkin Luna yang akhirnya menghubunginya.

Dengan harapan di hati, ia segera menjawab, tetapi Melihat nama di layar ponselnya, teryata bukan panggilan dari orang yang ia harapkan.

“Iya, Ma?” Kevin menjawab,

“Kevin, bukan kah kamu bilang akan berlibur dengan Luna Bailey? Mama mengizinkan kamu menempati Villa itu karena Luna, kenapa kamu malah bersama wanita lain!!!!” suara Mamanya terdengar tegas dan penuh amarah.

“Apa maksud Mama?” Kevin merasa bingung. Ia tidak mengerti apa yang di bicarakan Mamanya hingga begitu marah.

“Jangan berlagak bodoh! Berita tentang kamu dan Selebgram Renata itu sudah menyebar di media sosial! Semua orang membicarakannya! Apa yang kamu lakukan di sana?”

“Renata? Siapa yang membicarakan Renata?” Kevin merasa jantungnya berdegup kencang. Dia sama sekali tidak mengerti.

Mamanya menghela napas panjang, seolah berusaha menahan emosinya. “Aku tidak ingin kamu terlibat dalam skandal seperti ini. Apakah kamu benar-benar tidak tahu? Coba kamu lihat berita itu sendiri!”

Tiba-tiba, Kevin merasa gelisah. Dia merasakan ketegangan di antara mereka. “Mama, tunggu! aku tidak tahu apa-apa!” Namun, sebelum ia bisa menjelaskan lebih lanjut, Mamanya sudah memutuskan sambungan teleponnya.

Kevin terdiam sejenak, meresapi apa yang baru saja terjadi. Ia terpaksa menaruh ponselnya ke samping dan segera membuka aplikasi berita. Ketika judul-judul yang mencolok muncul di layar, hatinya mulai berdebar kencang.

“Kevin Blake Terkait Isu dengan Renata Gilsa di Bali!” dan “Apakah Kevin Menjalin Hubungan dengan Selebgram Ternama itu?”

Sekilas, semua yang ia baca membuat kepalanya berputar. Pantas saja Luna marah padanya. Ternyata berita itu sudah menjadi viral dan mengguncang dunia media sosial. Dalam sekejap, semua kenangan indah yang baru saja mereka lalui berbalik menjadi rasa cemas yang mencekam.

Kevin merasakan berat di dadanya saat ia menelusuri lebih jauh. Ia tahu Luna pasti merasa bingung dan terluka. Kenapa dia tidak mengangkat teleponnya? Kenapa dia tidak membalas pesannya? Kevin merasa seolah semua hal baik yang mereka bangun hancur seketika.

Dengan tangan bergetar, Kevin menyadari betapa buruknya situasi ini. Keberaniannya untuk menjelaskan kepada Luna seakan terhalang oleh berita yang tidak benar ini. Luna pasti berpikir aku selingkuh, pikirnya penuh rasa bersalah.

Kevin memutuskan untuk segera menghubungi Luna, tetapi saat dia mencoba menekan tombol panggilan, hatinya dipenuhi dengan keraguan. Apakah dia akan mau mendengarkan penjelasanku?

Kekhawatiran ini terus menghantui Kevin. Dia tahu dia harus segera bertindak untuk meluruskan semua ini, sebelum semuanya terlambat.

HIDDEN FLAMES[END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang