CHAPTER 14

260 17 0
                                    

Hari ini Sonya resmi bekerja dengan jabatan dan juga ruangan yang baru dirumah sakit, ruangan Sonya dengan Bagas bersebalahan namun Sonya sudah meminta untuk Bagas menjaga jarak dengan nya sebisa mungkin karena tidak ingin membuat mood kerja nya rusak.

" Hari ini dokter Sonya akan melakukan rapat dengan beberapa pemilik saham rumah sakit bersama dengan dokter Bagas." ucap asisten Sonya.

" Dan aku harus memakai pakaian itu ?" tanya Sonya yang menunjukan setelan yang tergantung di ruangan nya itu.

" Iya dok, dokter Bagas ingin anda dan dokter Bagas menggunakan pakaian yang senada setiap hari." ucap asisten nya.

" Dasar bajingan." bisik Sonya.

" Apa dokter Sonya mengatakan sesuatu ? saya tidak mendengarnya." ucap asisten nya.

" Oh tidak, saya hanya mengatakan saya tidak terlalu suka dengan warna itu tapi yasudah saya akan memakai nya." ucap Sonya yang mengambil setelan itu dan pergi untuk berganti pakaian.

Setelah itu Sonya dan asisten nya masuk kedalam ruangan rapat dan terlihat Bagas yang berdiri menunggu kedatangan Sonya dan dengan sigap Bagas meraih tangan Sonya agar terlihat mereka seperti pasangan yang serasi.

" Wah dokter Bagas dan dokter Sonya memang pasangan yang serasi, saya percaya dengan rumah sakit di kelola dengan kalian maka rumah sakit ini akan sangat maju dan saya tidak menyesal sudah membeli saham dirumah sakit ini." ucap asalah satu tamu direksi yang berada diruangan itu.

" Terima kasih banyak, saya dan istri saya memang selalu harus mesra walau apapun yang terjadi...ya kan Sayang ?" ucap Bagas kepada Sonya dan membuat Sonya memberikan senyuman palsu kepada Bagas.

" Kalau begitu saya akan membeli lebih banyak saham dirumah sakit ini karena saya yakin anda berdua akan menjadi pasangan hebat yang akan mengelola rumah sakit dengan baik." ucap salah satu tamu direksi lain nya.

" Kalau begitu saya ucapkan banyak terima kasih kepada anda." ucap Sonya yang berjabat tangan dengan tamu nya sebagai tanda penghargaan nya.

Setelah rapat selesai Sonya segera masuk kedalam ruangan nya dengan wajah merah padam karena merasa begitu marah dan kesal namun dia harus menahan emosi nya demi berjalan nya acara dan kelangsungan rumah sakit yang dimiliki mertua nya itu.

" Dokter...ada apa ? apa ada masalah ?" tanya Gaby yang baru masuk kedalam ruangan Sonya setelah melakukan terapi nya.

" Oh kamu sudah selesai ? apa kamu mau langsung pulang atau mau makan bersama dengan ku dahulu ?" tanya Sonya yang mengalihkan pembicaraan.

" Apa dokter sudah memesan makanan ? jika belum aku akan pulang saja dan makan dirumah karena aku takut mengganggu waktu dokter yang harus bekerja." ucap Gaby.

" Aku akan memesan makanan dan kita akan makan bersama." ucap Sonya yang lalu mendorong kursi roda Gaby ke dekat sofa diruangan nya itu.

Sonya bergegas memesan makanan dan kemudian berganti dengan pakaian yang dia gunakan semula lalu duduk di sofa yang berdekatan dengan Gaby, Sonya memandang Gaby dengan wajah tersenyum dan membuat Gaby menjadi bingung dengan dokter nya itu.

" Dokter bakik-baik saja ?" tanya Gaby dengan bingung.

" Pekerjaan selalu ada masalah tapi tidak apa-apa aku akan lupa jika sudah melihat wajah gadi nakal ini." goda Sonya kepada Gaby.

" Dokter...bukankah ini dirumah sakit, kamu harus menahan nya." ucap Gaby yang kembali menggoda Sonya.

Sonya pun mendekati wajah nya dan mencium bibir Gaby begitu saja, Gaby terkejut dengan langkah berani yang dilakukan Sonya kepadanya namun Gaby tidak menolak melainkan membalas ciuman Sonya beberapa saat namun kemudian Gaby menjauhkan tubuh nya untuk menyudahi apa yang mereka lakukan.

" Kita tidak bisa melakukan nya disini, bagaimana jika ada yang masuk kedalam ruangan dokter." ucap Gaby.

" Ini ruangan yang tidak mungkin dimasuki oleh sembarangan orang bahkan asisten ku harus ijin untuk masuk kedalam ruangan ini,  kamu tadi masuk kedalam sini menggunakan kartu yang aku berikan bukan ? itu kartu khusus dan hanya kamu yang memiliki nya." ucap Sonya yang mendekati wajah Gaby dan mengecup bibir Gaby sekali lagi.

" Dokter...jangan membuat aku kehilangan kesabaran, aku lapar jadi kapan makanan kita akan tiba." ucap Gaby.

" Mungkin makanan kita masih lama lagi, apa kamu ingin makan aku dahulu ?" goda Sonya sekali lagi kepada gadis nya itu.

" Jangan menggoda ku, dokter harus menerima balasan nya jika aku sudah tidak bisa menahan kesabaran ku." ucap Gaby yang lalu tiba-tiba berusaha berdiri dari kursi roda nya dan melangkahkan kaki nya untuk berjalan kearah Sonya namun tubuh nya masih belum stabil dan Gaby jatuh di atas tubuh Sonya yang sedang duduk disofa.

" Apa yang kamu lakukan barusan ? kamu berjalan ?" ucap Sonya yang senang dengan kemajuan yang dilakukan Gaby.

" Ya tapi sekarang aku jatuh diatas dokter, apakah kita harus memulai nya." ucap Gaby yang menggoda Sonya dan mereka siap untuk melakukan permainan namun sebuah ketukan pintu terdengar dan ternyata asisten yang meminta untuk masuk kedalam ruangan.

Sonya pun membantu Gaby untuk pindah dari tubuh nya dan membuka kunci pintu ruangan itu agar asisten nya masuk.

" Ada apa ?" tanya Sonya.

" Dokter Bagas menyuruh saya untuk mengantarkan ini kepada anda." ucap asisten nya yang memberikan sebuah buket bunga besar kepada Sonya.

" Terima kasih, apa ada hal lain nya ? jika tidak anda bisa keluar dari ruangan ini." ucap Sonya yang mempersilahkan asisten nya untuk keluar dari ruangan nya. Sonya melihat surat di dalam buket bunga tersebut.

" Aku akan membuat mu kembali kepada ku bagaimana pun cara nya karena aku mencintai mu." isi dalam surat tersebut yang membuat Sonya merasa mual dan ingin muntah, Sonya membuang bunga tersebut ke tempat sampah tanpa ragu dan tak berapa lama kemudian pintu ruangan itu terketuk kembali.

" Itu makanan kita sudah tiba, ayo kita makan." ucap Sonya yang lalu pergi membuka pintu dan mengambil bungkusan berisi makanan itu. Sonya pun memberikan kotak berisi makanan itu kepada Gaby dan mereka pun makan bersama.

" Apakah dokter akan kembali kepada dokter Bagas suatu hari nanti ?" tanya Gaby yang tiba-tiba.

" Apa yang kamu katakan ? aku tidak akan pernah kembai kepada lelaki bajingan itu, sudah jangan membahas Bagas dan fokus saja pada makanan mu." ucap Sonya yang sedikit marah kepada Gaby.

" Tapi dokter..." ucap Gaby yang di potong oleh Sonya.

" Tidak ada tapi, aku ingin makan bersama dengan mu dan jangan membahas orang lain saat kita bersama." potong Sonya itu yang lalu makan dengan kesal hingga akhirnya Gaby pun makan dan tidak banyak bicara lagi.

Setelah mereka selesai makan Gaby sudah bersiap untuk pulang dengan supir yang di pekerjakan oleh Sonya untuk mengantar Gaby pulang kerumah setiap hari sehingga Gaby tidak perlu menunggu Sonya selesai bekerja.

" Antar dan jangan macam-macam dengan Gaby, jika anda macam-macam tentu akan tahu akibat nya nanti." ucap Sonya yang mengancam supir baru nya itu.

" Baik dokter, saya akan mengantar nona Gaby selamat sampai dirumah nya." ucap supir nya itu.

" Kamu pulang lah dan jangan khawatir karena mobil sudah aku lengkapi dengan gps dan juga kamera yang terhubung dengan ponsel ku dan juga laptop diruangan ku." ucap Sonya yang lalu membantu Gaby masuk kedalam mobil.

" Aku akan menunggu dokter pulang, kirim aku pesan saat akan pulang nanti." ucap Gaby dan Sonya pun mengangguk menuruti perintah Gaby.

Mobil yang membawa Gaby pun semakin menajuh dan sudah menghilang dari rumah sakit, Sonya pun masuk kembali kedalam gedung rumah sakit dan tidak sengaja berpapasan dengan Bagas yang hendak keluar dari rumah sakit. Mereka berdiri berhadapan dengan jarak yang cukup jauh dan Sonya melihat Bagas dengan wajah yang begitu benci namun Bagas tersenyum lebar kepada istri yang masih begitu dia cintai.

LOVE&TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang