CHAPTER 9

365 21 0
                                    

" Dokter bilang jika tidak ada kerabat yang membantu maka dokter yang akan membantu pasien kan ? jadi yasudah bantu aku sekarang." ucap pasien muda itu, Sonya pun melakukan apa yang di minta oleh pasien muda itu.

" Setelah makan ini minum obat nya, sore nanti ada dokter ortopedi yang akan memeriksa...oke jam kunjungan saya sudah selesai jadi saya akan pergi." ucap Sonya yang akan pergi.

" Tunggu dokter..." ucap pasien muda itu sambil memegang tangan Sonya yang seperti menahan Sonya untuk pergi.

" Ada apa ? apakah kamu merasakan sesuatu ditubuh mu ?" tanya Sonya kepada pasien itu.

" Tidak, hanya saja...saya merasa bosan terus berada di kamar, bisakah saya pergi keluar kamar sebentar ?" ucap pasien muda itu.

" Ya kamu bisa pergi berjalan-jalan ditaman, nanti saya akan meminta salah satu perawat untuk membawa mu berjalan-jalan ditaman nanti." ucap Sonya yang lalu melepaskan genggaman tangan pasien muda itu lalu pergi keluar ruangan begitu saja.

Sore hari setelah dokter ortopedi selesai memeriksa keadaan pasien muda tersebut, perawat pun membawa pasien muda itu pergi ke taman untuk menghilangkan rasa bosannya itu, saat pasien itu menikmati suasana sore hari di taman tiba-tiba muncul Sonya dan juga Bagas yang terlihat sedang berbicara serius.

" Lelaki yang bersama dengan dokter Sonya, siapakah dia ?" tanya pasien muda tersebut.

" Oh itu dokter Bagas suami dokter Sonya, dia juga wakil direktur di rumah sakit ini." ucap perawat tersebut, pasien muda tersebut terdiam setelah mendengar apa yang di ucapkan oleh perawat tersebut.

" Sudah cukup di taman nya, saya ingin kembali ke kamar...boleh antar saya ke kamar ?" ucap pasien muda itu yang di setujui oleh perawat tersebut, perawat mengantarkan pasien muda itu kembali ke kamar nya untuk beristirahat.

Di dalam kamar pasien muda itu termenung seperti sedang memikirkan sesuatu, keesokan pagi nya seperti biasa dokter Sonya datang untuk memeriksa pasien muda tersebut namun pasien muda itu terlihat tidak antusias seperti biasa nya saat Sonya hadir ke kamar nya.

" Ada apa dengan kamu hari ini ? apakah kerabat mu belum juga datang untuk menjaga mu ?" tanya Sonya.

" Itu bukan masalah saya dokter, saya sudah terbiasa melakukan apapun sendirian sejak kecil...oh iya dokter, sudah berapa lama anda menikah ?" tanya pasien muda itu secara tiba-tiba.

" Hem...saya...saya sudah menikah selama 7 tahun, kenapa anda bertanya soal pernikahan saya ?" tanya Sonya yang bingung.

" Cukup sulit...ah maksud saya cukup lama juga anda menikah ? lalu apakah anda memiliki anak ?" tanya pasien muda tersebut.

" Mohon maaf kepada pasien bermana Gabriela Putri, saya tidak bisa memberikan anda informasi lebih karena itu urusan pribadi saya...hem saya rasa sudah cukup pemeriksaan untuk hari ini saya akan pergi dan terima kasih untuk obrolan singkat ini." ucap Sonya yang seperti tersenyum paksa kepada pasien muda tersebut lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut begitu saja.

Hari ini ibu dan juga ayah pasien muda itu datang menemui anak nya yang berada di rumah sakit namun tidak ada wajah senang dari pasien muda tersebut ketika kedua orangtua nya datang. Kedatangan kedua orangtua nya tidak mengubah apapun karena mereka tetap sibuk dengan ponsel mereka masing-masing.

Kebetulan juga hari ini Sonya dan juga dokter ortopedi nya datang bersamaan untuk memeriksa pasien muda tersebut, Sonya seakan merasakan perasaan yang di rasakan oleh pasien muda itu dan membuat Sonya menjadi kesal juga kepada kedua orang tua nya.

" Mohon maaf, apa bapak dan ibu orangtua dari pasien ?" tanya Sonya

" Ya tentu kami kedua orang tua nya, apa ada masalah ?" ucap wanita dengan berlagak kepada Sonya.

" Ya tentu ada masalah, jika kalian hanya sibuk dengan ponsel kalian untuk apa kalian disini ? anak bapak dan ibu sekarang membutuhkan dukungan moral serta perhatian dari kedua orangtua nya bukan justu bapak dan ibu sibuk dengan ponsel seperti ini." ucap Sonya yang kesal.

" Siapa kamu ? berani-berani nya memberi kami nasehat, kamu hanya bekerja sebagai dokter untuk menyembuhkan anak saya jadi tetaplah berada di jalur anda...jangan melewati batas." ucap laki-laki dengan angkuh berdiri di hadapan Sonya dengan kedua tangan memegang pinggang.

" Dia anak saya, apa ada masalah ?" ucap ayah mertua Sonya yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan tersebut dan membuat semua orang yang ada didalam terkejut dengan kehadiran ayah mertua Sonya.

" Pak Aksara ? ini anak anda ? tapi bukankah anak anda laki-laki ?" tanya ayah dari pasien muda tersebut.

" Oh ya dia menikah dengan Bagas namun status dia bukan menantu namun anak saya, anak perempuan dari keluarga Aksara...ngomong-ngomong saya datang kesini ingin mengantarkan ponsel Sonya yang tertinggal di meja nya." tanya ayah mertua Sonya

" Terimakasih papih sudah mengantar ponsel milik Sonya." ucap Sonya dengan tersenyum lebar kepada sang ayah mertua.

" Kalau begitu papih pergi dulu, jangan lupa nanti siang makan siang bersama papih dan juga mamih ya...oh ya saya lupa nama anda tapi yang saya ingat bahwa anda sedang mencalonkan diri untuk menjadi walikota jadi bersikaplah baik, mungkin saya akan berpikir untuk memberi sponsor kepada anda." ucap ayah mertua yang lalu pergi dari ruangan tersebut begitu saja.

Kini orangtua Gaby hanya bisa terdiam dan merasa malu dengan apa yang sudah mereka lakukan barusan namun Sonya tetap melakukan tugas nya dengan memeriksa pasien muda bernama Gaby itu dan setelah selesai pemeriksaan pun Sonya tetap ramah memberika penjelasaan tentang keadaan Gaby kepada kedua orangtua nya tersebut.

" Keadaan medis pasien sudah kami jelaskan, apakah ada hal lain yang ingin ditanyakan ?" ucap Sonya.

" Seperti yang papih anda dengar tadi kan kalau suami saya itu sedang sibuk untuk mempersiapkan kampanye untuk pemilihan walikota dan saya juga sibuk membantu dalam kampanye nya, jadi bagaiman waktu kami terbagi untuk mengantar Gaby bulak balik terapi ? bisakah dia tetap disini hingga dia benar-benar pulih ?" ucap ibu Gaby.

" Aku akan pergi sendiri, kalian tidak perlu repot mengantarkan." ucap Gaby dengan kesal.

" Baiklah kalau begitu biarkan Gaby berada disini sampai keadaan nya pulih, bapak dan ibu fokus saja dengan urusan kalian namun kalian harus mempercayakan salah satu orang untuk menjaga nya disini." ucap Sonya.

" Kami bisa mempercayakan Gaby kepada anda bukan dokter Sonya, kami yakin anda bisa menjaga anak kami dengan baik selama pemulihan." ucap ayah Gaby dengan santai nya.

" Sa...saya ? kenapa harus saya ?" ucap Sonya yang terkejut.

" Karena anda yang memberikan solusi dan anda dokter yang merawat Gaby jadi kami percayakan Gaby kepada doker Sonya." ucap ayah Gaby.

Pagi hari ini hujan turun dengan deras nya dan membuat Sonya malas untuk berangkat kerja namun hari ini dia harus pergi berangkat kerja karena Sonya ada janji temu dengan pasien sehingga terpaksa dia harus berangkat kerja di tengah hujan yang begitu deras nya.

Setelah sampai dirumah sakit Sonya terpikir untuk datang ke ruangan Gaby dan memeriksa pasien muda tersebut, Sonya pun datang dan memasuki ruangan Gaby dan ternyata pasien muda tersebut sedang bersembunyi di balik bantal nya.

" Gaby...kamu baik-baik saja ?" tanya Sonya.

" Ouw dokter Sonya ? apa yang kamu lakukan disini ? oh aku hanya takut dengan suara gemuruh dan petir jadi aku bersembunyi agar tidak melihat dan mengurangi rasa takut ku." ucap Gaby yang terlihat takut namun berusaha tetap kuat didepan Sonya.

Sonya pun bergegas menutup tirai jendela kamar tersebut lalu dia kembali berdiri dihadapan Gaby yang terlihat masih sedikit ketakutan dengan suara petir yang menyambar diluar sana namun dengan sigap Sonya memeluk Gaby begitu saja untuk memberikan ketenangan kepada pasien muda tersebut dan saat itu juga jantung Gaby berdetak begitu kencang nya.

LOVE&TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang