CHAPTER 19

371 19 0
                                    

Gaby merasakan kecemburuan pada dirinya itu namun dia tidak bisa melakukan apapun selain hanya bisa melihat Sonya dan Bagas berjalan melewati nya begitu saja dan terlihat seperti Sonya yang tidak mengenali Gaby yang berada didekat nya itu. Usai melakukan terapinya Gaby pergi keruangan Sonya untuk bertemu dengan orang yang dia cintai itu.

" Apa yang kamu lakukan disini ?" tanya Sonya yang terkejut dengan kehadiran Gaby.

" Harusnya aku yang bertanya kemana dokter tadi malam tidak pulang kerumah, katakan kepada ku kemana dokter pergi hingga tidak pulang ." ucap Gaby yang marah.

" Aku tidak akan pulang kerumah itu lagi, aku sudah rujuk dengan Bagas." ucap Sonya yang membuat GAby terekjut.

" Rujuk ? bukankah dokter bilang jika tidak mencintai dokter Bagas lagi, bagaimana dengan kita ?" tanya Gaby.

" Kita tidak pernah punya hubungan apapun, aku hanya sedang bermain-main dengan mu.' ucap Sonya ketus.

" Jadi bagi dokter aku ini hanya sebuah boneka yang dokter bisa mainkan sesuka hati, anda begitu jahat dokter." ucap Gaby yang marah kepada Sonya.

" Ya kamu hanya boneka untuk ku disaat aku sedang butuh teman dan kini aku sudah kembali kepada suami ku jadi aku tidak membutuhkan boneka itu lagi, jika sudah selesai bicara kamu bisa pergi aku masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan." ucap Sonya.

" Apa yang anda lakukan ini begitu jahat dokter, aku tidak pernah menyangka anda begitu tega kepada ku...hem oke kalau begitu aku akan pergi dari hidup anda dan keluar dari rumah anda mulai har ini." ucap Gaby yang menangis terisak-isak.

" Kamu tidak akan pergi dari rumah ku, tetap lah tinggal di rumah dan bekerja dikebun karena kamu sudah menanda tangani perjanjian kerja dengan ku, anggap saja rumah itu sebagai invetaris dari ku untuk mu selama kamu bekerja dengan ku." ucap Sonya dengan wajah datar nya itu, Gaby pun keluar dari ruangan Sonya dengan airmata yang mengucur deras di pipi nya.

Dirumah Gaby masih terus menangis di peluka ibu nya yang membuat ibu nya menangis juga karena rasa sakit yang dialami sang anak, kehidupan Gaby pun berubah drastis dengan berpura-pura tidak mengenal Sonya setiap kali mereka memiliki waktu untuk berpapasan walau didalam hati mereka saling merindukan satu sama lain nya.

Hari demi hari berlalu begitu saja dan kini Gaby sudah selesai dengan sesi terapi nya karena kini dia sudah bisa berjalan dengan baik namun hanya menunggu metabolisme dalam tubuh nya sendiri yang bisa membuat Gaby pulih sepenuh nya.

" Gaby, kamu hari ini mau makan dengan para pekerja atau mau makan dirumah ?" tanya ibu Gaby.

" Aku akan makan dengan para pekerja hari ini tapi aku akan pulang cepat." ucap Gaby.

" Jangan lupa tongkat kamu, selama bekerja cobalah belajar tanpa tongkat sesekali agar kamu bisa benar-benar pulih." ucap ibu Gaby.

" Iya mah, yasudah Gaby pergi dulu ya." ucap Gaby yang lalu keluar dari rumah dan menuju perkebunan.

Gaby bekerja dengan giat di perkebunan Sonya walau kini dia tidak pernah bertemu dengan Sonya lagi dan urusan adminitrasi perkebunan ada seseorang yang dipercaya oleh Sonya untuk berhubungan dengan Gaby sebagai perantara nya.

" Nona Gaby, ini bonus dari penjualan yang diberikan nyonya Sonya." ucap perantara itu.

" Aku tidak akan menerima nya, bagi rata saja dengan para pekerja disini aku sudah cukup menerima gaji." ucap Gaby yang lalu beralih untuk pergi.

" Nyonya Sonya akan pergi keluar negeri hari ini untuk melanjutkan studi nya dan dia bilang jika anda harus menjaga kesehatan anda." ucap perantara itu, Gaby terdiam berusaha mencerna apa yang dikatakan si perantara itu lalu kemudian dia benar-benar pergi meninggalkan perantara itu.

Gaby pergi menuju rumah sakit untuk mencari Sonya namun dia tidak menemuka orang yang dia cari disana melainkan dia bertemu dengan Bagas yang melihat dengan tatapan jahat nya itu.

" Dimana dokter Sonya ? aku ingin bertemu dengan nya sekarang." ucap Gaby kepada Bagas.

" Dia tidak berada disini dan lagipula dia tidak ingin bertemu dengan mu jadi sebaiknya kamu pulang sekarang." ucap Bagas.

" Aku tidak akan pulang sampai aku bertemu dengan dokter Sonya." ucap Gaby yang menolak untuk pergi.

" Itu terserah padamu tapi aku tidak akan pernah mengatakan dimana Sonya kepada mu." ucap Bagas yang lalu pergi meninggalkan Gaby begitu saja.

Gaby merasa sangat frustasi mencari dokter Sonya ke seluruh ruangan yang ada dirumah sakit serta bertanya kepada setiap staff namun tidak ada yang bisa memberitahu keberdaan dokter Sonya sekarang. Gadis itu sudah sangat putus asa hingga akhirnya dia duduk atap gedung rumah sakit dengan termenung karena dia tidak tahu harus bagaimana lagi supaya dia bisa bertemu dengan orang yang dia cintai itu.

" Apa yang dilakukan diatas sana ? apakah dia ingin bunuh diri ?" ucap seserorang yang melihat Gaby dari bawah dan mengira Gaby akan bunuh, beberapa menit kemudian semua orang memenuhi halaman rumah sakit untuk melihat Gaby lalu ada beberapa orang yang mendatangi Gaby di atap rumah sakit.

" Kami tidak tahu masalah apa yang anda hadapi tapi bisakah anda tidak melakukan itu." ucap seseorang yang berusaha membujuk Gaby.

" Melakukan apa ? apa yang anda maksud ?" tanya Gaby kepada orang itu.

" Anda jangan bunuh diri, semua masalah bisa dibicarakan dengan baik-baik...turunlah dan katakan apa yang bisa kami bantu." ucap seseorang yang berada dibelakang Gaby.

" Oh mereka berpikir aku akan bunuh diri...ah baiklah aku tidak akan melakukan ini asalkan aku dapat bertemu dengan dokter Sonya." ucap Gaby yang lalu memiliki akal untuk bertemu dengan Sonya.

" Anda ingin bertemu dokter Sonya ? tapi dia sedang tidak berada dirumah sakit." ucap seseorang itu.

" Kalau begitu aku akan lompat sekarang jika aku tidak dapat bertemu dengan dokter Sonya." ucap Gaby yang mengancam.

" Baik-baik kami akan menghubungi dokter Sonya dan meminta nya datang segera untuk menemui anda." ucap seseorang yang lalu segera menyerah orang lain untuk menghubungi Sonya.

Beberapa saat sebuah mobil masuk kedalam halaman rumah sakit dan keluar seorang wanita yang ditunggu oleh Gaby, Sonya keluar dari mobil itu dan melihat kearah atap rumah sakit itu dengan wajah datar nya dengan Bagas yang berada disamping nya juga.

" Lihatlah kelakuan gadis mu itu, dia membuat keributan dirumah sakit." bisik Bagas kepada Sonya, Sonya menatap sekitar halaman rumah sakit yang sudah banyak dengan orang-orang yang melihat Gaby serta beberapa wartawan yang juga datang untuk meliput kejadian ini.

" Aku akan mengurus nya, kamu urus saja wartawan dan juga orang-orang yang melihat ini." ucap Sonya yang lalu masuk kedalam rumah sakit untuk menemui Gaby di atap rumah sakit.

" Kalian bisa pergi sekarang, aku akan mengurus nya dan jangan khawatir tidak akan terjadi apa-apa." ucap Sonya kepada staff yang lalu pergi meninggalkan Sonya dan Gaby berdua untuk berbicara.

LOVE&TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang