CHAPTER 8

345 19 0
                                    

Sonya menarik tangan nya dari genggaman Bagas, Sonya melihat wajah Bagas dengan tatapan kebencian yang membuat Bagas tidak tahan dengan Sonya yang selalu berusaha menghindari nya.

" Mau sampai kapan kamu akan menghindar seperti ini ? aku ini suami kamu dan kita tidak bisa berperang dingin seperti ini terus menerus." ucap Bagas kepada Sonya yang malah sibuk dengan ponsel nya.

Sonya melihat pesan yang dikirim dari kepolisian rekaman video dari kamera dashboard mobil ayah nya saat terjadi kecelakaan, terlihat jelas jika sebuah truk memang sengaja datang kearah mobil ayah nya dan menabrak mobil ayah nya hingga hancur, wajah supir truk itu tidak bisa dikenali karena dia memakai pakaian yang begitu tertutup namun ada video CCTV dari tempat lain yang memperlihatkan truk itu terparkir dan di naiki oleh seseorang yang sama dan terlihat ada sebuah tato di bahu nya.

" Sonya...aku sedang berbicara dengan kamu, apa yang kamu lihat ? siapa yang mengirimi kamu pesan ?" ucap Bagas yang merampas ponsel Sonya dengan paksa dan melihat isi pesan tersebut dan setelah melihat tersebut wajah Bagas terlihat pucat dan segera meninggalkan Sonya begitu saja.

" Bagas...kamu mau kemana ?" tanya Sonya yang bingung karena Bagas tiba-tiba pergi dan Sonya pun mengejar Bagas yang berlari ke lobby rumah sakit seperti sedang mengejar seseorang dan ternyata di lobby rumah sakit sudah ada beberapa polisi yang menahan seseorang yang sangat amat Bagas kenali.

" Jadi kamu yang membunuh anak ku dan juga kedua mertua ku, kurang ajar." ucap Bagas yang marah dan berusaha menyerang seseorang tersebut namun Bagas tidak bisa memukul seseorang tersebut karena polisi menahan pergerakan Bagas namun akhirnya Bagas berusaha tenang dan menarik lengan baju seseorang tersebut yang terlihat tato yang sama persis dengan tato yang ada pada supir truk yang menabrak mobil ayah nya Sonya.

Sonya begitu terkejut hingga tubuh nya menjadi lemas dan membuat Sonya jatuh pingsan begitu saja, Sonya pun dibawa keruangan untuk mendapat perawatan karena shock yang dia alami lagi hari ini. Setelah Sonya sadar dari pingsan nya Sonya tidak bisa menahan air mata nya yang membuat ibu mertuanya yang berada disamping nya pun ikut menangis bersama dengan Sonya.

" Sabar nak...sabar ya sayang, mamih tidak pernah ada diposisi kamu sekarang tapi mamih akan selalu ada disisi kamu karena kamu anak mamih." ucap ibu mertua nya.

" Sonya bukan anak mami, Sonya cuma menantu yang menikah dengan anak mamih...Sonya..." ucap Sonya yang berhenti karena dia tidak sanggup melanjutkan ucapan itu kepada sang ibu mertua.

" Sonya kenapa ? apa Sonya akan bilang jika menyesali menikahi Bagas dan bahkan menyesal menerima Bagas kembali pada 7 tahun yang lalu ? katakan saja nak, mamih akan menerima semua yang akan Sonya katakan tapi jangan bilang kalau Sonya menantu karena bagi mamih Sonya anak mamih sendiri bukan lagi menantu." ucap ibu mertua Sonya yang menangis dan berusaha memeluk Sonya  begitu erat.

Sonya harus dirawat beberapa hari karena kondisi tubuh nya yang begitu sangat lemah karena shock yang dialami, dan kedua mertua nya selalu menjaga Sonya selama 24 jam dirumah sakit dan setelah boleh pulang Sonya memutuskan untuk pulang kerumah kedua orangtua nya karena dia juga harus mengurus karyawan yang bekerja kepada ayah nya.

" Sonya...kamu tidak perlu khawatir karena perkebunan ayah mu papih sudah memperkejakan ahli nya sehingga kamu bisa fokus dengan pekerjaan kamu." ucap ayah mertua Sonya.

" Terima kasih papih, Sonya tidak tahu harus berterima kasih seperti apa lagi kepada kalian.' ucap Sonya yang menitikan airmata nya.

" Kamu tidak perlu berterima kasih karena kemalangan yang kamu alami sekarang itu karena anak papih dan juga mamih." ucap ayah mertua Sonya yang langsung kesal begitu berbicara tentang anak kandung nya sendiri.

" Sonya sudah bisa menerima takdir yang harus Sonya alami namun seperti nya Sonya tidak memiliki rasa cinta lagi untuk Bagas, apa mamih dan papih marah kepada Sonya ?" tanya Sonya.

" Lalu kamu akan mengajukan perceraian dengan Bagas ?" tanya balik ibu mertua Sonya.

" Sonya tidak tahu mih, Sonya belum berpikir sejauh itu namun Sonya hanya ingin menjauh dari Bagas sekarang." ucap Sonya yang kaku.

" Lakukan yang kamu mau namun papih hanya minta kamu tetap berada disisi kami sampai kapanpun karena papi dan mamih sudah berjanji kepada ayah dan juga ibu mu akan selalu menjaga kamu." ucap ayah mertua Sonya.

   Kehidupan Sonya pun kini berubah, dia tinggal dirumah peninggalan orangtua nya lalu bekerja kembali seperti biasa dan saat Sonya berpapasan dengan Bagas dia melalui sang suami begitu saja seperti tidak mengenali Bagas namun di beberapa acara Sonya harus berpura-pura mesra dengan sang suami agar orang tidak curiga dengan keretakan rumah tangga yang mereka alami.

Hari ini Sonya mendapat sebuah pasien muda yang mengalami kecelakaan parah sehingga kedua kaki nya lumpuh.

" Mungkin butuh waktu lama untuk dia bisa pulih kembali, namun dokter ortopedi mengatakan jika dia dapat berjalan kembali jika mengikuti beberapa terapi yang sudah dokter ortopedi terapkan." ucap Sonya.

" Apakah anak saya akan begitu lama dirumah sakit ? saya masih ada urusan yang harus dilakukan bagaimana saya akan meninggalkan anak saya." ucap kerabat pasien.

" Anda bisa bergantian dengan kerabat lainnya mungkin, karena untuk perawatan ini membutuhkan waktu yang lama." ucap Sonya.

" Tidak perlu, mamah bisa pergi tidak perlu menunggu ku...aku bisa menjaga diriku sendiri lagipula banyak suster yang akan menolong ku nanti." ucap sang anak yang begitu kesal kepada orangtua nya itu.

" Ya ada banyak suster yang akan menolong termasuk saya akan membantu pasien jika membutuhkan bantuan, ibu tenang saja." ucap Sonya dengan wajah datarnya itu, pasien itu tersenyum mendengar ucapan sonya yang seperti membela nya.

Keesokan hari nya Sonya kembali mengunjungi pasien muda tersebut dan terlihat dia hanya sendirian diruangan kamar tanpa dijaga oleh siapapun.

" Oh hai dokter...dokter sudah makan ?" tanya pasien muda itu yang tiba-tiba.

" Saya sudah makan, saya akan memeriksa dan akan membacakan laporan kesehatan anda tapi seperti nya saya akan membcakan laporan tersebut saat kerabat anda datang." ucap Sonya datar.

" Tidak perlu dibacakan kalau begitu karena tidak akan ada yang datang, saya belum makan sejak pagi...bisakah dokter membantu saya untuk makan." ucap pasien muda itu kepada Sonya.

" Kamu meminta saya untuk membantu anda membuka plastik wrap makanan kamu ?" tanya Sonya yang terheran-heran karena baru kali ini ada pasien yang berani meminta seorang dokter membantu membuka plastik wrap makanan pasien nya.

LOVE&TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang