Part 05

9.1K 415 11
                                    

Yok vote dulu sebelum baca.



==========================================

BAGIAN

LIMA (05)

==========================================



"Hai, Mas."

Nusra mendapatkan sapaan lembut dari Acintya, saat sampai di area dapur.

Dan hanya dibalas dengan senyum simpul, yang sebenarnya cukup sulit dibentuk.

Bersikap ramah sudah seharusnya, namun tetap terasa ada kecanggungan di antara dirinya dan Acintya, hingga hari ini.

Mereka sudah tinggal satu atap hampir mau empat tahun, tetapi masih sulit bisa dekat satu sama lain, bahkan berteman.

Perannya dan Acintya sebatas menjadi ayah serta ibu yang kompak bagi Arjuv.

Bukan pasangan suami-istri dengan rasa sayang atau cinta dimiliki keduanya.

"Mau makan sekarang, Mas?"

"Sebentar lagi." Nusra menjawab cepat.

"Arjuv mana?" tanyanya kemudian.

"Tidur siang, Mas."

"Dari jam dua belas tadi," terang Acintya. Ia perlu melakukan agar sang suami dapat memperoleh informasi sejelas-jelasnya.

Dan, Nusra Dyatmika hanyalah membalas lewat anggukan pelan, tanpa komentar.

"Mau makan sekarang, Mas?"

Pertanyaannya pun dibalas dengan deham pelan saja. Balasan terkesan sekenanya.

"Semua sudah aku siapkan di meja, Mas."

"Makanlah bersama saya," pinta Nusra.

Sering kali, ia hanya menyantap makan siang sendiri. Kadang pula dengan Arjuv jika sang putra tidak tidur lebih awal.

Acintya sangat jarang menemani.

Dan atas permintaannya tadi, wanita itu pun menyanggupi. Lalu, mereka berdua pergi ke ruang makan bersama-sama.

Suasana semakin hening karena tak ada di antara mereka yang ingin bicara. Makan pun akan dalam diam, seperti biasanya.

Jika tidak ada Arjuv, ia dan juga Acintya akan asing bagi satu sama lain. Selama tiga tahun lebih seatap, belum berubah.

Saking sudah nyaman dengan situasi ini, sehingga menjadi bagian dari kebiasaan.

"Mas ...,"

Setelah berjalannya menit demi menit di antara mereka dengan kesenyapan, tentu saja panggilan Acintya jadi pembuka.

Segera dialihkan atensi pada wanita itu.

Namun, sang istri tak mengatakan apa-apa dan hanya menatapnya dengan lekat.

Ada apa dengan Acintya?

"Masakan kamu enak."

"Makasih sudah membuatkan saya makan siang yang enak," ujar Nusra tulus.

Usaha dilakukan Acintya, tentu wajib bagi dirinya menghargai, walaupun hanya bisa dalam bentuk kata-kata saja.

Istrinya hanya mengangguk pelan.

Dan ekspresi Acintya yang tegang, tidak bisa untuk diabaikan. Ada apa sebenarnya hingga membuat Acintya tak nyaman?

"Kamu punya masalah?"

Nusra memutuskan bertanya.

"Apa boleh kita bicara sebentar, Mas?"

"Bicara saja, Acintya. Akan saya dengar."

"Aku ingin mengajukan gugatan cerai ke pengadilan negeri, minggu ini."

"Gugatan cerai?" Nusra merespons segera dengan perasaan yang amat kaget.

"Kenapa?" Tentu akan dikonfirmasi alasan Acintya ingin mereka berpisah.

"Aku ingin pindah bersama Arjuv ke US."

"Hanya itu?" Nusra pun tak percaya akan apa yang baru disampaikan istrinya.

Acintya mengangguk pelan. Dan tak ada keterangan lebih lanjut dari wanita itu.

"Kamu bisa tinggal di US bersama Arjuv, tanpa ada perceraian di antara kita."

"Saya tidak akan melarang kamu pindah."

"Tapi, saya tidak akan mengabulkan niatan kamu untuk menggugat cerai saya."

"Kita nggak saling cinta, Mas."

Acintya meluncurkan alasan kedua yang bisa membantunya agar Nusra Dyatmika mempertimbangkan perceraian mereka.

"Aku rasa pernikahan ini menghambat kita untuk menemukan cinta masing-masing."

"Jadi, akan lebih bagus kita akhiri semua ini. Aku ingin mencari pria baru di US."

"Apa saya tidak cukup?"

"Apa menurutmu kamu, saya tidak layak untuk kamu cintai, Acintya?"

"Peran saya hanya papa untuk Arjuv?"

=============

Ramaikan dengan komen yok.

Peran Ayah Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang