Yuhuu sudah up.
Selamat menikmati weekend.
==========================================
BAGIAN
DUA PULUH DUA (22)
==========================================
Lagi-lagi teleponnya tidak diangkat oleh sang istri, setelah tiga kali gagal.
Ke mana Acintya sebenarnya?
Apakah wanita itu sedang sangat sibuk? Sehingga tak bisa menerima panggilan?"
Baiklah, nanti akan dicobanya lagi. Jika tetap tak ada jawaban, ia akan pulang dan melihat langsung kondisi keluarganya.
Tok!
Tok!
Tok!
Cklek.
Saat mendengar suara pintu membuka, tak langsung ditolehkan kepalanya ke sana. Ia pun sudah tahu siapa yang datang.
"Siang, Mas."
"Kenapa manggil aku? Mau ngajak aku makan siang? Oke, ke restoran biasa?"
Mahira langsung memprovokasinya.
"Gimana makan di restoran langganan kita waktu pacaran dulu? Yang dekat si-"
Brak!
Nusra sengaja menaruh dokumen dengan kasar di atas meja, sampai menimbulkan suara yang membuat Mahira terkaget.
"Ajukan surat pengunduran diri hari ini, sebelum saya beri instruksi pemecatan."
"Kenapa aku harus mengundurkan diri? Apa Mas mau menyingkirkanku?"
Mahira tentu akan menolak perintahnya. Dan sudah pasti bersikap melawan.
"Apa karena aku terus berusaha merayu Mas, sampai aku ingin disingkirkan?"
"Istri Mas yang menyuruh? Dia tak-"
"Berhenti membawa nama Acintya!"
Nusra harus memperingatkan Mahira agar wanita itu tidak terus memprovokasi.
"Saya memecat kamu karena saya sudah mendapatkan banyak bukti penggelapan dana perjalanan bisnis saat ke Eropa."
"Belum lagi yang lainnya."
Ya, meski hubungan pribadinya dengan sang mantan kekasih buruk, tapi ia tetap mengedepankan profesionalis bekerja.
Jika Mahira tidak melakukan kecurangan, wanita itu akan terus dipertahankan dalam posisi sebagai salah satu sekretarisnya.
Namun nyatanya Mahira telah memakai uang perusahaan dengan aliran genap. Ia jelas tidak akan bisa menerimanya.
"Ajukan pengunduran diri segera, saya akan mengampuni kesalahan kamu."
Mahira mulai menangis. Drama yang akan wanita itu lakukan saat merasa terpojok.
"Jadi, aku harus mengundurkan diri?"
"Aku tidak akan dimaafkan? Aku mi-"
"Renungkan kesalahan kamu."
"Dan ajukan segera surat pengunduran diri sebelum saya nanti berubah pikiran dan membawa kasus ini ke jalur hukum."
"Aku nggak punya kesempatan lagi untuk kamu cintai, Mas? Aku masih saya-"
"Saya mencintai istri saya, bukan kamu."
Nusra memberikan pernyataan mutlak dan tak akan didengarnya drama Mahira lagi. Kepercayaannya sudah mati sejak lama.
"Tolong jangan ganggu rumah tangga saya dan Acintya lagi, jika kamu tidak mau menerima pelajaran serius dari saya."
Soal pertemuan-pertemuan antara Mahira dan Acintya yang dilakukan di belakang dirinya, tentu saja diketahui. Hanya saja ia memilih diam agar Acintya tak curiga.
"Silakan pergi dan urus surat pengunduran diri kamu. Saya tunggu sampai besok."
Mahira tidak melawan kali ini. Bahkan bergegas keluar dari ruangan kerjanya.
Tentu dengan keputusan dibuat ini, ia juga berharap tak akan pernah berurusan lagi dengan Mahira yang begitu terobsesi.
Drrrtttt .....
Drrttttt .....
Drrttttt .....
Acintya meneleponnya.
Akhirnya, setelah beberapa kali gagal tadi menghubungi, sang istri menghubunginya.
Tentu segera diangkat.
"Hallo, Sayang. Kamu kemana sa-"
"Ayo kita bercerai, Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Peran Ayah Pengganti
General Fiction[Follow dulu untuk bisa membaca part dewasa 21++] Nusra Dyatmika (36th) tak berencana mengikat diri dalam sebuah pernikahan. Namun, pada akhirnya ia harus meminang Acintya Maharasti (28th), mantan istri mendiang adik laki-lakinya. Nusra harus menjad...