yok vote sebelum baca.
==========================================
BAGIAN
LIMA BELAS (21+)
==========================================
Tok!
Tok!
Tok!
Acintya menghentikan sejenak aktivitas membaca buku karena mendengar suara ketukan yang dilakukan dari luar kamar.
Tak lama, pintu pun terbuka.
Dan sosok sang suami terlihat oleh kedua matanya. Pria itu diam di sana, tak masuk.
"Kenapa, Mas?" tanya Acintya segera. Ia ingin tahu alasan Nusra Dyatmika muncul.
Sempat dipikir jika pria itu sudah tidur bersama buah hatinya di ruang sebelah.
"Boleh ke dalam?"
Atas apa yang diminta oleh sang suami, ia pun mengiyakan, tak mungkin menolak.
Nusra Dyatmika mulai bergerak menjauh dari pintu, menuju ke ranjang tepatnya.
Entah mengapa, dirinya menjadi gugup.
Padahal, Nusra Dyatmika belum bicara apa pun padanya tentang tujuan datang ke kamar, namun ia sudah tegang saja.
Jika mengingat mereka telah sepakat pula berbagi ruangan selama menginap di vila, jadi wajar jika dirinya merasa gugup.
"Belum tidur?"
"Belum ngantuk, Mas."
"Masih mau menyelesaikan kerjaan yang belum rampung." Acintya menjelaskan.
"Kenapa, Mas?"
Nusra Dyatmika menggeleng pelan. Dan ia tak puas akan tanggapan pria itu.
"Kamu sedang sibuk berarti?"
Dilontarkan lagi pertanyaan.
"Nggak juga, Mas."
"Aku bisa lanjutkan pekerjaan besok lagi, kalau Mas ingin mengobrol denganku."
"Bagaimana jika lebih dari itu?"
Acintya tak bisa membalas dengan cepat kali ini karena ia mendadak kebingungan.
Otak pun semakin tidak bisa difungsikan sebagaimana mestinya karena fokus yang tersita pada sosok Nusra Dyatmika.
Fokusnya seperti sudah menghilang.
"Kalau lebih dari mengobrol, aku juga bisa, Mas," jawabnya kemudian. Ia perlu membalas pertanyaan dari pria itu.
"Sudah pasti lebih dari mengobrol, ingin saya lakukan bersama kamu, Acintya."
Nusra Dyatmika membalas cepat.
Didengar pula tawa sang suami, namun ia tak bereaksi, malah berkonsentrasi melihat Nusra yang terus berjalan ke arahnya.
Entah mengapa, debaran jantung tambah kencang saat telah paham maksud pria itu.
Dan pada akhirnya, selang beberapa detik kemudian, Nusra Dyatmika sudah duduk di tepian ranjang, tepat di sebelahnya.
Lalu, keheningan tercipta karena mereka tak ada yang bicara. Namun masih saling memandang lekat satu sama lain.
"Acintya ...,"
"Ya, Mas?" Lekas ditanggapi panggilan dari Nusra Dyatmika dengan gugup.
"Kamu tidak terpaksa bukan?"
"Soal apa, Mas?" Acintya belum paham.
Otaknya benar-benar dalam kondisi yang tak bisa diajak berpikir secara normal dan mengerti apa yang dimaksud suaminya.
"Rencana kita tidur bersama."
"Saya tidak mau kamu merasa terpaksa menyetujui keinginan saya, Acintya."
Penjelasan dari Nusra Dyatmika, tentu saja langsung bisa dipahami kali ini. Ia lekas menggeleng sebagai balasan pertamanya.
Tentu, sudah disiapkan juga respons dalam bentuk kata-kata agar semua menjadi jelas.
"Aku nggak keberatan, Mas."
"Aku juga nggak merasa terpaksa tentang kesepakatan kita untuk tidur bersama."
Acintya berusaha meyakinkan agar Nusra Dyatmika tidak ragu akan permintaannya.
Dan sepertinya lewat ucapan belum cukup untuk menunjukkan. Jadi, diputuskannya memberikan bukti secara nyata.
Dicium Nusra Dyatmika tepat di bibir pria itu, tepat setelah jarak mereka dipangkas hingga tak tersisa barang sejengkal pun.
Walau dirinya yang memulai cumbuan, tapi sang suami dengan cepat membalas.
Bahkan, segera berganti jadi memimpin bergumulan mulut mereka yang semakin panas melumat satu sama lain.
Dan ketika Nusra Dyatmika menidurkan dirinya ke kasur, ketegangan bertambah. Debaran jantung mengencang kuat.
Sebentar lagi, ia benar-benar akan bercinta dengan Nusra Dyatmika, setelah tiga tahun mereka berstatuskan pasangan suami-istri.
==================
Mana nih komennya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Peran Ayah Pengganti
General Fiction[Follow dulu untuk bisa membaca part dewasa 21++] Nusra Dyatmika (36th) tak berencana mengikat diri dalam sebuah pernikahan. Namun, pada akhirnya ia harus meminang Acintya Maharasti (28th), mantan istri mendiang adik laki-lakinya. Nusra harus menjad...