Yuhuuu, pagi-pagi up nih.
Yok ramaikan dengan voment.
==========================================
BAGIAN
SEMBILAN BELAS (19)
==========================================
"Aku di meja nomor sepuluh."
"Lantai dua." Acintya pun lanjut berikan keterangan pada Mahira Stevens.
Ya, mereka berencana bertemu siang ini.
Sebenarnya, permintaan untuk berjumpa langsung, datang dari wanita itu.
Bahkan sudah sejak seminggu lalu.
Acintya cukup ragu memenuhi, mengingat pertemuan mereka pasti akan membahas hal-hal berkaitan akan Nusra Dyatmika.
Apa lagi jika bukan soal suaminya?
Mahira Stevens masih memiliki perasaan cinta yang besar. Wanita itu pun bertekad kuat untuk mendapatkan sang suami lagi.
Apalagi, perpisahan mereka terjadi karena Nusra Dyatmika memilih menikahi dirinya dan menjadi ayah pengganti bagi Arjuv.
Setelah mengetahui fakta ini, Acintya pun juga berusaha mengembalikan semua ke asalnya, yang seperti seharusnya.
Dalam artian menyatukan lagi Mahira dan suaminya dengan cara meminta bercerai.
Sampai seminggu lalu, niatan Acintya pun masih kuat untuk bercerai supaya mereka bisa lagi bersama seperti dulu.
Namun beberapa hari belakangan, ia kian ragu melakukannya hanya untuk menebus semua rasa bersalah akan masa lalu.
Kedekatan yang dibangun bersama Nusra Dyatmika sejak liburan, membuatnya tak ingin melepaskan pria itu sebagai suami.
Apalagi, ayah pengganti untuk sang buah hati yang selama tiga tahun ini dijalani.
Nusra Dyatmika bisa menjadi sosok yang sempurna untuk rumah tangga mereka.
Setelah dipikirkan matang-matang dengan segenap logika dan akal sehat yang waras, ia seharusnya mempertahankan pria itu.
Kenapa harus menyerahkan pada wanita lain jika dirinya harus rela mengalah.
Lagi pula, Nusra Dyatmika sudah memilih dirinya dibandingkan masa lalu pria itu.
Jadi, harusnya ia juga tidak usah merasa ragu menerima perasaan suaminya sendiri.
Untuk apa bersikap naif demi wanita lain jika ia harus mengorbankan kebahagiaan?
Keegoisan bisa dilakukan. Setidaknya satu kali saja di dalam hidupnya demi menjaga keluarga kecilnya tetap utuh bukan?
Andai pilihannnya ini akan dihantui karma buruk di masa depan, ia siap menghadapi karena memang sudah sepantasnya untuk mendapatkan hukum alam seperti itu.
Namun di masa sekarang, ia hanya ingin bahagia dengan suami serta putranya.
"Sudah lama?"
Suara Mahira masuk ke telinganya.
Dan entah mengapa membuat tekadnya kian bulat. Tak ada keraguan sama sekali.
Dalam gerakan yang mantap, ia tunjukkan balasan lewat anggukan seraya mata telah dipusatkan ke mantan pacar suaminya itu.
Mahira tengah bersiap duduk di sofa yang terletak di sebelahnya, dipisahkan meja.
Lalu, wanita itu mengambil gaya terkesan anggun tapi mata menatap cukup sinis.
Seolah mereka adalah rival.
Dan memang setiap bertemu diperlihatkan sikap begitu, namun, Acintya serinv tak mempermasalahkan. Ia tidak peduli.
Pengecualian untuk hari ini.
"Kenapa kamu bertemu denganku?"
"Apa kamu mau memberi tahu, kamu sudah mengajukan gugatan cerai?"
Mahira sangat blak-blakan bertanya, dan nadanya juga terdengar tidak sopan. Ada keangkuhan sangat jelas dalam suaranya.
Reaksi pertama yang ditunjukkan adalah gelengan beberapa kali dengan mantap.
Tentu akan dilontarkan beberapa kalimat juga yang memang sudah disiapkannya.
"Kenapa belum juga?"
Mahira begitu cepat bereaksi. Dan wanita itu kian jengkel dengan dirinya. Tampak jelas pada mata yang tambah sinis.
"Aku sudah memutuskan ...."
"Aku tidak akan bercerai dari Mas Nusra, seperti yang sebelumnya aku janjikan."
"Aku tetap akan bersama Mas Nusra dan mempertahankan pernikahan kami."
"Aku mulai mencintai Mas Nusra, begitu juga sebaliknya. Kami berkomitmen untuk bersama dalam pernikahan kami."
"Maaf aku harus ingkar janji. Aku tahu kamu akan marah. Itu hak kamu, Mbak."
Setelah diselesaikan semua ucapan, maka telinganya mendengar suara decakan sinis dari Mahira Stevens. Jelas untuk dirinya.
"Jadi, kamu akan mengambil Mas Nusra?"
Mantan kekasih suaminya bicara dengan nada yang terkesan memprovokasi.
"Baiklah, Istri Sah. Mari kita bersaing dan merebut hati Mas Nusra. Aku juga tidak bisa membiarkan kamu bersama cintaku."
"Oke, Mbak. Ayo kita bersaing. Aku tidak akan takut jika ditantang." Acintya pun membalas dengan mantap. Tidak ada rasa takut pada sosok Mahira Stevens.
"Istri sah harus menang karena punya hak penuh atas suaminya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Peran Ayah Pengganti
General Fiction[Follow dulu untuk bisa membaca part dewasa 21++] Nusra Dyatmika (36th) tak berencana mengikat diri dalam sebuah pernikahan. Namun, pada akhirnya ia harus meminang Acintya Maharasti (28th), mantan istri mendiang adik laki-lakinya. Nusra harus menjad...