yok vote sebelum baca.
==========================================
BAGIAN
DUA PULUH (21+)
==========================================
"Ketiduran," gumam Acintya pelan, saat terbangun dari tidur yang tak terencana.
Dipikir bisa menahan kantuk, tapi malah terlelap begitu saja tanpa bisa dicegah.
Dan setelah fokusnya kembali terkumpul, ia pun mengedarkan pandangan.
Lalu, disadari jika dirinya masih di dalam kamar, yang seharusnya ada di ruang tamu guna menunggu kepulangan sang suami.
"Jam sepuluh." Acintya menggumamkan waktu yang tercetak di layar ponselnya.
Baru kemudian, ia keluar dari kamar.
Pandangannya langsung mengedar dengan pencahayaan lampu yang terang, setiap sudut ruangan dapat terlihat jelas.
Dan tak dilihat sosok sang suami.
Pengecekan harus dilakukan apakah pria itu sudah pulang atau belum, mengingat Nusra Dyatmika bilang akan lembur.
Entah sampai jam berapa, ia kurang tahu karena tidak bertanya pada suaminya, saat pria itu mengirimkan pesan tadi siang.
Acintya pun bergerak keluar dari kamar.
Dirinya dan pria itu masih belum sepakat untuk berbagi ranjang. Dalam artian tidur seruangan layaknya pasangan suami-istri.
Nusra tak meminta atau pernah membahas sehingga ia pun memilih diam saja.
Namun, hubungan mereka jelas sudah lebih dekat sejak tercetus keinginan satu sama lain untuk belajar mencintai.
Nusra tidak bisa dibiarkan untuk berjuang sendiri menumbuhkan rasa cinta.
Dirinya akan ikut serta. Walau pastinya juga butuh proses dan juga waktu.
"Acintya?"
Saat keluar dari kamar, ia sudah mendapati sosok Nusra Dyatmika yang duduk di sofa sehingga pria itu memanggilnya.
Segera dihampiri sang suami.
Dan dalam hitungan seperkian detik saja, ia pun sudah bisa memeluk pria itu.
Tak ada alasan khusus. Tidak terpikirkan pula rencana tersembunyi dimiliki.
Entah mengapa, ia merasa rindu saja akan sosok suaminya karena pagi tadi bertemu terakhir kali, saat mereka sarapan.
Nusra Dyatmika pun merengkuh balik dan membuat debaran jantungnya kencang.
"Mas ...,"
"Iya, Sayang."
Kepala didongakannya, setelah sang suami menyahuti panggilannya. Mereka berdua lalu saling bersitatap dengan intens.
"Kenapa belum tidur?"
Sang suami mengajukan pertanyaan lebih dulu, sehingga ia pun urung meluncurkan kalimat tanya yang sudah disiapkan.
"Aku menunggu kamu pulang, Mas."
"Menunggu saya? Maaf saya pulang agak malam, saya bertemu Karna Jayanegara tadi dan cukup lama kami berdiskusi."
"Nggak apa-apa, Mas." Acintya menyahut cepat sembari mengulas senyuman lebar.
"Saya senang kamu menunggu saya."
"Sudah makan malam tadi, Mas?"
"Sudah bersama Karna."
Acintya menunjukkan pemahamannya atas jawaban sang suami, dengan mengangguk.
Dan ketika ia hendak bicara, mulut sudah dibungkam dengan ciuman yang panas.
Tentu, ia memilih membalas segera dalam cumbuan selembut mungkin. Dilingkarkan kedua tangan pada leher suaminya.
Tak hanya menyalurkan hasrat yang mulai bangkit, namun juga ada rasa yang ingin disampaikannya pada pria itu.
Cinta untuk Nusra Dyatmika pun sedang ia usahakan seperti keinginan sang suami.
Dengan begitu, mereka berdua akan punya harapan mempertahankan pernikahan dan mencintai satu sama lain nantinya.
Mahira akan dikalahkannya. Wanita itu tak akan punya kesempatan kembali bersama Nusra Dyatmika dan menyingkirkannya.
"Mau buat adik malam ini untuk Ajuv?"
Sang suami seperti ingin menggodanya.
"Ayo, kalau kamu nggak lelah, Mas."
"Saya tidak lelah bercinta dengan kamu, Sayang. Tenaga saya masih penuh."
Acintya ingin membalas, namun mulutnya sudah mendapatkan ciuman lagi. Kali ini, jauh lebih menggebu dibandingkan tadi.
Tak lama kemudian, tubuhnya pun telah diangkat oleh sang suami. Berada dalam gendongan Nusra Dyatmika terasa sangat nyaman untuk dirinya.
=======================komen mana komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peran Ayah Pengganti
General Fiction[Follow dulu untuk bisa membaca part dewasa 21++] Nusra Dyatmika (36th) tak berencana mengikat diri dalam sebuah pernikahan. Namun, pada akhirnya ia harus meminang Acintya Maharasti (28th), mantan istri mendiang adik laki-lakinya. Nusra harus menjad...