Yok vote sebelum baca.
==========================================
BAGIAN
DUA PULUH SATU (21)
==========================================
"Saatnya dicelupkan." Acintya bergumam seraya memasukkan tiga buah alat penguji kehamilan ke wadah berisi urine miliknya.
"Kita tunggu beberapa menit." Acintya pun mengingatkan dirinya sendiri.
Ponsel diambil kemudian, tentunya untuk melihat pergerakan waktu dan dihitung.
"Oke, pukul sepuluh tiga puluh lima."
Tok!
Tok!
Tok!
Pintu kamar mandi yang diketuk-ketuk keras, tentu saja didengarnya jelas.
"Mamaaaa!"
"Mamaaa!"
"Mamaaa!"
Rupanya Arjuv yang melakukan.
Jelas saja segera dibukakan pintu untuk sang buah hati agar tak terus berseru keras di luar sana, jika tidak dirinya respons.
"Mamaaaa!"
Saat sang buah hati berlari ke arahnya, ia pun lekas merentangkan kedua tangannya untuk akan menyambut Arjuv.
Dalam hitungan detik pula, sudah dibawa sosok kecil sang putra ke gendongannya.
Beginilah memiliki anak yang masih batita dan sangat suka bermanja-manjaan.
"Mama, mbil ainan bobot Ajuv."
"Ambil mainan robot Arjuv?" Acintya pun mengulang apa yang diminta sang putra.
Tentu harus ditanyai lagi agar tak salah.
Dan anak tampannya mengangguk-angguk seraya tersenyum dengan menggemaskan.
"Dimana Mama harus ambil robot mainan Arjuv, Sayang?" tanya Acintya kemudian.
Tentu yang tahu adalah sang buah hati.
"Sanah, Mama, Sanahh."
Jagoan kecilnya menunjuk-nunjuk ke arah pintu kamar yang membuka, tentu artinya ia harus keluar dari ruang tidurnya.
"Ayok, kita cari mainan robot Arjuv," ujar Acintya seraya mulai berjalan.
Ya, meninggalkan kamar mandi sebentar untuk memenuhi keinginan sang putra.
Masih dimiliki waktu lima menit, sebelum melihat hasil alat-alat penguji kehamilan.
"Anah, Mama, anah."
Sang putra menunjuk ke arah ruang kerja pribadi suaminya. Dan tentu ia langsung percaya akan apa yang diucapkan Arjuv
Dirinya lantas masuk ke sana. Kode akses telah diketahui dari Nusra Dyatmika.
"Nah, Mama akan cari robotnya, Arjuv."
"Tapi, Mama nggak bisa sambil ngajak Arjuv. Mau 'kan Arjuv diam di sofa?"
"Mauhh, Mamaa."
Sang buah hati jelas saja akan menurut.
Jelas saja, ia segera membawa putranya itu ke sofa panjang dan didudukkan di sana.
Baru kemudian, ia menyusuri sudut demi sudut ruangan. Termasuk meja kerja sang suami guna menemukan mainan Arjuv.
Namun, tak ada robot milik Arjuv.
Tentu pencarian akan dilanjutkannya.
Acintya pun berhenti di deretan laci yang jumlahnya lebih dari enam. Satu demi satu dibuka karena memang tak terkunci.
Sudah lima laci diperiksa, tapi tak tampak juga robot yang dimaksud sang putra.
Tentu, laci terakhir juga dibuka. Dan ada sebuah amplop warna biru yang mampu menyita perhatiannya mendadak.
Tak pernah dilihat sebelumnya.
"Hasil Paternitas dari Arjuv Aswamatta Dyatmika dan Bapak Nusra Dyatmika."
Acintya membaca tulisan judul di depan amplop tersebut. Rasa penasarannya pun kian kuat, sehingga diputuskan melihat dokumen yang ada di dalamnya.
Debaran jantung bertambah kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peran Ayah Pengganti
General Fiction[Follow dulu untuk bisa membaca part dewasa 21++] Nusra Dyatmika (36th) tak berencana mengikat diri dalam sebuah pernikahan. Namun, pada akhirnya ia harus meminang Acintya Maharasti (28th), mantan istri mendiang adik laki-lakinya. Nusra harus menjad...