Part 06

5.2K 253 10
                                    

Yok vote sebelum baca.

Baca bab 05 dulu yaaa.

==========================================

BAGIAN

ENAM (06)

==========================================


"Saya akan pulang jam sebelas, Sita."

"Saya masih harus berdiskusi beberapa hal lagi dengan Pak Nusra di sini."

"Kamu bisa tidur duluan, Sayang."

"Baik, sampai jumpa di rumah."

Karena ia duduk di sebelah Argan Aloka Putera, dapat didengar jelas pembicaraan sang rekan bisnis dengan istrinya, Sansita.

Kemesraan yang sedikit mengganggunya.

Rumah tangga Argan tampak harmonis dan penuh cinta dengan wanita terkasih.

Sedangkan, pernikahan yang dibangunnya bersama Acintya, sangat berbeda jauh.

Tidakkah mereka akan bisa harmonis?

Jauh di lubuk hati, dirinya juga memiliki anggan menciptakan hubungan suami-istri yang seharusnya seperti pasangan lain.

"Sorry, Bung."

Nusra hanya mengendikkan kedua bahu.

Tak akan berkomentar karena tidak punya apa-apa yang harus disampaikan. Apalagi, jika berkaitan dengan kehidupan pribadi.

"Gue cabut jam sepuluh."

"Oke," tanggap Nusra cepat mengiyakan.

"Kenapa, Bung?"

Argan kembali bertanya padanya.

Tentu arahnya tak soal pekerjaan lagi.

Haruskan dirinya membuka privasi rumah tangganya yang diambang perpisahan?

Setidaknya kini, ia butuh teman bicara.

Dan mungkin saja, Argan Aloka Putera bisa menjadi pendengar yang baik.

"Istri gue minta cerai."

Nusra bingung harus memulai dari mana.

Entah, apa baru saja dilontarkannya sudah tepa, ataukah malahan menimbulkan tafsir yang berbeda untuk koleganya itu.

"Cerai? Dan lo nggak mau pisah?"

Rupanya Argan sudah memahami.

Sebagai bentuk respons pertama, kepala pun digelengkannya. Ia masih memikirkan cara merespons yang paling benar, terlebih ini adalah masalah pribadi baginya.

"Kalau boleh gue tahu, kenapa dia minta cerai? Kalian punya masalah yang serius?"

"Kalian tidak punya penyelesaiannya?"

Belum sempat dikeluarkan balasan, Argan sudah membombardir dengan pertanyaan.

"Kalau lo nggak mau cerai, lo bilang ke istri lo, Bung. Lo nggak bisa diam saja."

"Pernikahan itu rumit."

"Kalau dua orang tidak ingin bersama, akan tetap sulit bertahan dalam pernikahan harmonis menurut gue, Bung."

"Gue mesti gimana?"

Saking merasa buntu, ia tidak bisa berpikir dengan lebih jernih untuk membuat solusi tertepat bagi rumah tangganya.

"Lo cinta istri lo kan, Bung?"

Nusra diam.

Apakah ia memiliki perasaan khusus pada Acintya setelah tiga tahun menikah?

Terakhir kalinya, saat hati diserahkan pada Mahira sepenuhnya, wanita itu mendua di belakangnya hingga ia trauma akan cinta.

"Kalau lo nggak cinta dengan dia, begitu juga sebaliknya, gue kira berpisah adalah langkah yang tepat untuk diambil."

Nusra menggeleng spontan, menunjukkan ketidaksetujuan atas saran koleganya.

"Gue akan tetap bertahan."

Ya, inilah keputusan finalnya.

Acintya harus dibuatnya jatuh cinta. Dengan begitu pernikahan akan tetap bisa dijaga. Arjuv harus punya keluarga yang bahagia dengan dirinya dan Acintya sebagai orangtua untuk anak mereka.

==========

Peran Ayah PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang