Putih tidak selalu suci, hitam pun tidak selalu kotor. Dalam kalimat sederhana itu, terdapat rahasia besar dalam dua dimensi. Dimana selama ini kau melihatnya hanya satu.
Membingungkan.
Jimin sendiri tidak bisa lekas mendapat titik terangnya.
Gadis...
⚠️ Aku gak mewajibkan kalian membaca scene psycho. Untuk kalian yang gak cukup siap membaca adegan berdarah dan penyiksaannya, bisa skip aja sebagian scene pertama chapter ini. Di tengah nanti aku akan kasih tanda —kalo scene psychonya selesai. Yang jelas kalian gak boleh melewati scene pertama bagian akhir. Jadi untuk kalian yang ingin menghindari adegan 'jus strawberry', boleh langsung baca dibawah tanda warning selanjutnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— Wait! Agaknya ada sesuatu yang janggal. Tapi, seharusnya itu bukan apa-apa 'kan? ..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan mendekat!"
Hoseok —luar biasa bagaimana pemberontakannya menciptakan keributan, ketakutan setengah mati menyulut diri tidak lagi peduli dipandang rendah sebab menangis histeris.
Bersumpah, ia tidak ingin berakhir mengenaskan seperti Taehyung. Aku ingin lepas! Tetapi sial bagaimana pergesekan lilitan rantai justru semakin kuat dan menimbulkan nyeri.
Bukh*
Sebuah wadah besar berbahan alumunium yang mendarat pada lantai, sedikitnya menginterupsi riuh jerit tangis Hoseok untuk terhenti sepersekian sekon. Dimana tepat di hadapan kaki, gadis itu merunduk, membuka wadah alumunium itu dan ..
.. Hoseok total membelak, melihat jejeran pisau bedah beragam ukuran. Telak menransfer tayangan mengerikan masa depan atas nasib dirinya di tangan psycho girl itu.
"Sudah memutuskan permainan apa yang kau inginkan?" Sesantai seudara tanya diajukan, selaras tangan memilah pisau sesuai yang dibutuhkan.
"Tawaran pertama, .. " HILANG MATA. ".. atau tawaran kedua?" KELUAR ISI PERUT.
Hoseok ingat keduanya, dan jelas.. ia menggeleng rusuh. Upaya melepaskan diri kembali terjadi, tetapi sia-sia. Teriak permohonan tuk dilepaskan pun jelas hanya menjadi angin lalu, sementara gadis itu telah mendapatkan pisau yang sesuai. Hoseok merupakan mahasiswa fakultas kedokteran, dan ia tahu pasti fungsi pisau itu.