Putih tidak selalu suci, hitam pun tidak selalu kotor. Dalam kalimat sederhana itu, terdapat rahasia besar dalam dua dimensi. Dimana selama ini kau melihatnya hanya satu.
Membingungkan.
Jimin sendiri tidak bisa lekas mendapat titik terangnya.
Gadis...
⚠️ Scene terakhir akan ada sedikit adegan berdarah, termasuk tindak psycho tapi tidak parah. Menurutku masih aman. Jadi aku sarankan, jangan skip apapun di chapter ini. Karena keseluruhan chapter ini sangat penting. Jikapun ingin tetap menghindari, tolong hanya skip beberapa bagian kata yang menurut kalian tidak aman saja. Jangan skip banyak kalimat, apalagi paragraf. Lagipula, sudah aku usahakan untuk seminim mungkin menggunakan kata-kata 'berbahaya' disini, soenjoy aja ya yeorobun..🙏🏻
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— Apapun yang kau pikirkan tentangku ..this i am ..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bukanweekend, tetapi tanggal yang tercatat merah ..Jimin memiliki waktu santai pagi ini. Meski yeah.. bukan serta-merta berniat bermalas-malasan. Setidaknya ada pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan, terkhusus membuat sarapan.
Tetapi terpaksa Jimin harus bertahan di tempat tidur, oleh kuncian sepasang tangan cantik itu. Malam —ketika ada Seokjin, dipaksa tidur terpisah dan beralih ke kamar tamu. Maka semalam ..atas absennya Seokjin kembali ke Busan, Sejeong seperti ingin balas dendam untuk terus melekat dengan Jimin.
Usai membersihkan diri setelah kembali dari luar —Jimin tidak tahu si gadis Im itu usai dari melakukan apa. Melihat Jimin yang telah siap pergi tidur, Sejeong sigap ikut bergabung. Tidur sembari memeluk Jimin, telak tidak melepaskannya hingga pagi.
Dan kini, sejujurnya Sejeong sudah bangun sekitar tiga puluh menit lalu. Tetapi dekapan terlalu sempurna —kepala Sejeong bersandar penuh di dada bidang Jimin, membuat si pemuda Han total tidak bisa beranjak. Sudah banyak alasan dibuat, seperti ..
"Nuna, aku harus mandi."
"Nuna, aku belum mencuci pakaian sejak kemarin."
"Nuna, tidakkah lapar? Aku pergi memasak, ya?"
"Nuna tidak merasa gerah 'kah? Ayo bangun, dan mandilah."
Semuanya telak diabaikan, Sejeong masih terlalu betah berada di posisinya. Bahkan dia menarik tangan Jimin tuk berada di pinggangnya, tanpa kata tapi Jimin mengerti ..gadis itu meminta usapan.