Dia tersenyum lebar melihat kekasihnya yang sedari tadi menatapnya. Tidak bisa dipercaya tapi dia benar-benar berakting dengan sangat natural semenjak hubungan mereka berjalan baik beberapa hari yang lalu. Sakura merasa dia kembali seperti dirinya yang dulu saat pertama kali menjalani hubungan dengan Sasuke. Itu cara yang paling tepat agar Sasuke tidak memperlakukan dirinya dengan kasar.
Jujur saja, semenjak mereka baikan menurut pandangan Sasuke. Sakura juga merasakan betul bagaimana pria itu bersikap lembut padanya, setiap tindakan penuh cinta itu mungkin untuk dirinya yang dulu akan merasa sangat bahagia, kalau untuk sekarang ia muak. Ada rasa ingin memukul wajah Sasuke habis-habisan, tapi ia sadar itu adalah keinginan yang sangat sulit dipenuhi.
"Apa yang sedari tadi kau lakukan hm?" Tanya Sasuke. Dia berpindah tempat di samping Sakura yang kala itu kembali fokus pada laptopnya.
"Ada beberapa laporan yang harus ku kerjakan" jawab Sakura, dia berusaha menunduk berpura-pura melihat layar laptopnya lebih dekat, tapi kalah cepat dengan Sasuke yang lebih dulu mendorong kepalanya dari samping hingga bibir mereka bertemu dan berciuman.
Sakura berusaha cepat menjauh dari Sasuke dan mencari alasan yang masuk akal, "Aku harus mengerjakan ini dulu Sasuke, maaf ya" dia memperlihatkan wajah menyesal.
Dan beruntung pria itu tidak curiga, dia mengangguk tanda setuju. Selanjutnya dia hanya memainkan rambut pink Sakura yang panjang.
Meski dalam hati Sakura mewanti-wanti jika permainan rambut itu akan berubah jambakan jika ia salah sedikit saja.
"Oh ya, sepertinya minggu depan aku akan pergi ke luar negeri" Sasuke kembali membuka pembicaraan.
Menghentikan sejenak kegiatan mengetiknya, Sakura terkejut itu bukan ekspresi sengaja, dia benar-benar terkejut karena tidak tahu akan hal itu. Biasanya sebulan sebelum Ceo dinas luar akan ada pemberitahuan.
"Berapa lama?" Bodoh tidak seharusnya dia langsung bertanya seperti itu.
Pria itu nampak mengernyitkan alisnya mendengar pernyataan yang sangat cepat keluar dari mulut kekasihnya.
Sakura gelapan sendiri, "maksudku, aku tidak ingin kau berlama-lama diluar negeri, aku tidak suka berjauhan denganmu"
"Ah menyebalkan" gumam Sakura dalam hati.
"Mungkin sekitar seminggu" jawab Sasuke.
"Lumayan lama juga" Sakura mencibir dengan mulut bebek, "apa aku tidak boleh ikut, kalau aku merindukanmu bagaimana"
"Tidak, ku mohon jawab tidak"
"Tidak bisa" Sasuke mendekat lagi, kali ini dia melingkarkan tangannya di pinggang kekasihnya, dan mencium pipi wanita itu dari samping, "Pain ikut denganku, kau yang akan menggantikannya untuk sementara waktu"
"Syukurlah demi apapun" dia bersorak kegirangan dalam hati.
"Hm menyebalkan, sekarang aku marah karena kau tidak mengijinkanku ikut" ini menjengkelkan tapi dia harus berpura-pura merajuk seperti anak paud.
Dan benar saja pria itu memeluk dan membujuknya, dia seperti percaya dengan apa yang dikatakan Sakura tadi. Padahal tidak tahu saja hati Sakura sedang bersorak kegirangan. Dalam kepala wanita itu sudah menyusun strategi untuk melarikan diri.
***
"Kau tidak makan di restoran depan kantor?" Itu pertanyaan Ino yang baru saja duduk di hadapan Sakura.
Sakura tidak langsung menjawab, dia menatap lama wajah Ino, memeriksa setiap sudut wajah tersebut untuk mencari luka atau lebam. Dan beruntung dia tidak mendapatinya, Sakura tersenyum lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHIP CRACKS
Hayran KurguHarusnya Sakura sadar jika ini bukan cinta, melainkan obsesi pria itu pada dirinya.