Sudah sebulan dia bekerja di perusahaan tersebut, semuanya berjalan lancar tanpa ada hambatan. Seniornya pun sangat baik mengajarkan semuanya tanpa terkecuali, apalagi dia ditempatkan bersama Ino. Sahabatnya itu sudah lebih dulu bekerja di perusahaan ini jadi dia tahu banyak dan selalu membantu Sakura jika sedang mengalami kesulitan.
Seperti saat ini, ketika atasan mereka bertanya tentang beberapa laporan barang ekspor yang tidak disebutkan Sakura, Ino langsung menjawabnya, karena melihat Sakura yang masih gugup, ini rapat pertamanya setelah bekerja disini.
Dan beruntung atasan mereka tidak banyak protes, mereka menyelesaikan rapat tersebut dengan cepat.
Tapi merasa janggal ketika akan keluar dari ruangan, mereka semua dibiarkan pergi terkecuali Sakura. Wanita itu bingung sekaligus takut, tapi tidak ada pilihan selain mengiyakan.
"Aku ingin mengajakmu makan siang" ucap pria tersebut yang tidak lain adalah Sasuke. Dia tidak basa-basi dan langsung to the point.
Sakura bingung harus merespon seperti apa. Pria di hadapannya itu terkenal tegas dan tak pandang bulu. Mendengar ajakannya barusan tentu Sakura merasa was-was. Ya meskipun dalam hati kecil senang, ayolah ini Sasuke pria yang sebentar lagi akan menjadi Ceo di perusahaan ini, belum lagi dia tampan idaman semua orang. Bohong jika Sakura bilang tidak tertarik padanya.
"Ba-baiklah Sasuke-san"
Sakura terkejut karena setelah itu tangannya digenggam Sasuke dan mereka berjalan bersama keluar dari ruangan rapat itu.
Hati Sakura menjadi tak menentu, tanpa dia tahu jika itu adalah awal dari semuanya.
***
Sakura merasa hubungannya dengan Sasuke terjalin sangat cepat dari apa yang dia pikir. Sebulan setelah Sasuke mengajaknya makan siang, pria itu menembaknya pada saat makam malam di salah satu restoran terkenal di kota tersebut.
Dia tidak bisa menolak, bukan karena paksaan tapi dia merasakan cinta pada pria itu. Yang selalu memperlakukannya dengan baik dan lembut, seolah dia adalah barang berharga.
Saat ini dia memperhatikan wajah Sasuke yang tertidur pulas, tangannya yang bebas mengelus pipi pria itu. Hubungan mereka sudah berjalan tiga bulan, dan baik-baik saja tidak ada hambatan. Begitu juga dengan hubungan sex mereka melakukannya rutin, itu bukan paksaan, baik dai dan Sasuke sama-sama menyukainya.
Mereka baru selesai bercinta, hampir pecah pagi kalau dia tidak mengeluh pada pria itu jika besok pekerjaannya sangat padat. Sasuke lumayan maniak sex, mereka bisa sampai berkali-kali melakukannya jika sedang hari libur. Tapi Sakura bersyukur sejauh ini, pria itu setia dia tidak terlihat genit dan dekat dengan perempuan lain.
"Kau belum tidur?" Suara serak itu menghentikan tangan Sakura.
Sakura tersenyum manis, dia mendekat dan masuk ke dalam pelukan hangat kekasihnya. Mereka sama-sama tidak memakai apapun, jadi kehangatan itu terasa jelas.
"Aku memperhatikan wajahmu"
"Aku tahu aku tampan" ucap Sasuke, dia menjauhkan wajahnya dan mencium gemas bibir menggoda kekasihnya. "Tidurlah besok hari kerja"
"Aku tidak bisa tidur" Sakura sedikit merengek sambil memainkan jari-jarinya di dada bidang kekasihnya.
"Bagaimana ku bacakan dongeng supaya kau bisa tertidur pulas" Sasuke menawarkan diri.
"Hey aku bukan anak kecil lagi"
"Kalau lanjut bercinta lagi bagaimana? Apa kau akan tertidur?" Godaan yang bernada menyebalkan itu membuat Sakura tak bisa menahan tangannya untuk tidak memukul dada Sasuke. Tidak puaskah Sasuke.

KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHIP CRACKS
Fiksi PenggemarHarusnya Sakura sadar jika ini bukan cinta, melainkan obsesi pria itu pada dirinya.