Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut pria itu, dia diam tapi tetap menatap wajah penuh tanya Sakura dengan tatapan mengandung sesuatu.
Sakura jelas tahu jika pria itu membunyikan banyak hal darinya, melihat dia banyak berubah beberapa bulan terakhir pasti ada yang tidak beres pada pria itu.
"Jawab pertanyaanku dulu" ucap Sakura pelan, dia menuntut tapi tidak ingin menyinggung Sasuke. Takut saja jika pria itu bertindak kasar lagi padanya.
"Aku tidak punya jawaban" jawab Sasuke lirih.
Dan Sakura berani bersumpah jika dia melihat raut sedih walau hanya sedetik dari wajah Sasuke sebelum dia kembali datar.
"Kau sangat aneh sungguh, terakhir kali kau bilang karena belum siap mempunyai anak, kau takut anak itu mengganggu karirmu. Tapi Sekarang kau kebingungan menjawabnya" skak mat. Ucapan Sakura bagaikan peluru yang menusuk dada Sasuke.
Mematung di tempat, ekspresi terkejut tidak bisa dia sembunyikan. Kata-kata Sakura membuat dia sedikit takut. Sasuke bahkan langsung beranjak dari duduknya, dia berbalik siap pergi kalau saja tangan Sakura tidak lebih dulu menarik pergelangan tangannya yang berurat gagah tersebut.
"Jawab aku Sasuke"
"Aku harus menyelesaikan pekerjaanku dulu" dia berusaha melepas pegangan Sakura yang tidak main-main kuatnya.
"Jangan mencari alasan untuk menghindar, kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu"
Mengikuti langkah Sasuke memasuki kamar, meski dia memegang pergelangan tangan pria itu tetap berjalan untuk menghindar.
"Aku sibuk--"
"Aku yang akan ikut denganmu dinas ke luar negeri" ucapnya cepat, dan benar saja itu lagi-lagi membuat Sasuke terkejut, "Pain tetap disini"
Sakura tahu idenya ini gila, dia bukan tidak ingin berjauhan dari pria itu. Hanya saja ia ingin mencari tahu apa yang Sasuke sembunyikan darinya, paling tidak alasan Sasuke membunuh anaknya bisa dia tahu sebelum dia meninggalkan pria itu.
"Ti-tidak bisa Sakura"
Tatapan wanita pink itu seketika datar, dia melepas pegangannya dan berjalan mundur, "Kalau begitu aku resign dari perusahaanmu"
"Tidak, kau tidak boleh resign"
"Kenapa?"
Sasuke menghembuskan napasnya kasar, "baiklah akan aku pikirkan lagi" itu bukan tentang resign tapi dinas ke luar negeri.
"Pikirkan saja dulu, biarkan aku ikut denganmu atau aku resign"
***
Ino hampir mengumpati sahabatnya itu ketika menceritakan tentang rencananya yang berubah, dia tidak habis pikir dengan isi kepala Sakura. Dari awal dia bersusah payah untuk kabur dari Sasuke, tapi sekarang dia malah menawarkan diri untuk mengikuti pria itu dinas keluar negeri.
Tidak tahu lagi harus merespon dengan apa, dia hanya bisa tersenyum menyebalkan mendengar penjelasan Sakura. Harusnya dia mengetuk kepala itu agar kembali berpikir jernih.
"Ino aku mengerti tatapanmu, tapi aku ingin mencari tahu alasannya kenapa dia membunuh bayiku" ucap Sakura berusaha membela diri dengan alasannya.
Mereka berdua saat itu sedang berada di ruangan divisi logistik, hanya mereka karena yang lainnya mempunyai pekerjaan di lapangan, jadi mereka bisa berbicara dengan bebas tanpa ada yang menguping pembicaraan tersebut.
"Sakura kau tidak perlu mencari tahu alasannya, yang harus kau lakukan adalah pergi jauh-jauh dari kekasihmu" Ino sampai menjambak rambutnya sendiri karena ada perasaan dongkol pada sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHIP CRACKS
FanfictionHarusnya Sakura sadar jika ini bukan cinta, melainkan obsesi pria itu pada dirinya.