"Kakek, sampai kapan akan mengawasi kami berdua? Aku jadi tidak bisa konsentrasi." Rutu Jemi.
Sejak diadakannya kegiatan kerja kelompok di sore hari itu, Bayu setia terduduk di kursi ruang tamu. Pun sesekali mengawasi cucunya sembari membaca koran terkini. Ini semua juga atas permintaan Panji, mengingat Jemi sering sekali mengusili asisten rumah tangga nya itu.
"Konsentrasi apanya? Jelas-jelas dari tadi kau tak membantu. Kau malah membiarkan Sandara mengerjakan tugas nya sendirian. Benar-benar kau ini." Satu pukulan tongkat meleset ke arah bahunya, membuat Jemi mengaduh kesakitan.
"Salah dia sendiri. Sejak awal aku sudah menawarinya untuk menggunakan jasa joki tugas. Tapi Sandara menolaknya mentah-mentah. Ya sudah, kalau begitu kerjakan saja sendiri.... Aku sedang malas juga." Elak Jemi, sejak awal dia sudah malas dengan laporan tugas ini. Acara kerja Kelompok ini hanya sekedar alasan Jemi agar ia bisa dekat-dekat dengan Sandara.
Satu hal yang pasti, semua ini tak sesuai dengan ekspektasi nya. Harusnya Jemi membawa Sandara ke rumah nya, sekedar untuk berpura-pura mengerjakan tugas. Bukan malah berada di sini, di rumah Bayu yang justru malah dapat pengawasan langsung dari sang kakek. Jika sudah seperti ini, maka rencananya gagal total.
"Tapi Tuan, jika kita menggunakan joki tugas, tentu saja kita tidak akan bisa nantinya. Bukan kah minggu depan kita perlu mempresentasikan nya di depan dosen?!" Sela Sandara. Sebenarnya ia kesal pada Jemi, laki-laki itu hanya bisa duduk manis tanpa peduli pada Sandara, pun tak mau berkontribusi langsung dengan tugas laporan ini.
Padahal Sandara kalang kabut menyusun setiap materi dari tumpukan buku yang berserakan di hadapannya. Sebelum itu ia juga harus membantu Bi Suti untuk membereskan rumah Bayu Dirgantara, dan dilanjutkan dengan tugas yang menumpuk seperti ini. Membaca, merangkum, dan menyalin nya ke dalam microsoft word.
"Dengar itu, Jemi! Kau tak akan bisa jika hanya diam saja. Dasar, mengapa cucu ku yang satu ini begitu pemalas, sungguh membuat ku jenuh. Jika seperti ini terus, sampai kapan aku harus mengawasi mu. Ck..." Bayu benar-benar tak habis pikir, perilaku Jemi ikut membuat nya pusing.
"Aku akan tidur, selesai kan tugasmu Jemi! Jangan terlalu menyusahkan Sandara. Dan kau Sandara, kalau Jemi menjahili mu lagi, laporkan saja kepada ku." Ucapnya. Sang kakek memutuskan untuk pergi, sekedar ingin membaringkan punggung nya yang pegal di atas kasur.
"Baik Tuan!" Angguk Sandara.
"Biar ku antar, Kakek. Kenapa kau tak pergi dari tadi saja! Apa kata ku, mengawasi kita hanya akan sia-sia." Jemi kegirangan, akhirnya ia bisa menikmati momen berdua nya bersama Sandara. Tapi sebelum nya ia harus memastikan dulu bahwa sang kakek telah masuk ke dalam kamar dan tertidur.
"Kau benar-benar cucu sialan!" Maki Bayu, tapi masih tetap menggenggam jemari Jemi untuk tumpuan berjalan.
Mungkin hanya lima belas menit saja ia menemani sang kakek di dalam kamarnya. Seperti membatu membaringkan nya agar sang kakek tidur dengan nyaman, menyelimuti nya, pun menghidupkan mesin pelembab udara. Setelahnya hanya duduk sebentar mengawasi wajah tua sang kakek. Meski dinobatkan sebagai cucu yang sering membangkang, tak dipungkiri kalau Jemi masih setia menaruh rasa sayang pada sang kakek.
"Kakek tidur lah yang nyenyak, dan jangan pukul aku lagi dengan tongkat mu itu. Aku juga ingin seperti Panji yang selalu kau puji-puji." Racaunya kecil, mungkin tak akan terdengar di telinga Bayu.
Kembali ke ruang tamu untuk menghampiri Sandara, Jemi malah menemukan sang gadis sedang terlelap dalam lipatan tangan nya di atas meja, layar laptop pun masih setia menyala dengan laporan yang baru digarap setengah nya.
Benar, mungkin Sandara amat kelelahan, mengingat sudah hampir tiga jam dari semenjak mereka menggarap laporan ini. Dan faktanya gadis itu hanya berusaha sendirian. Napas yang berguruh dari sang gadis itu juga terdengar sangat nyenyak. Jemi tak tega untuk sekedar membangunkan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
History Blue (PARK JEONGWOO) by Pupuriri30
Fanfiction"Aku beli perempuan ini, di aplikasi burung biru..." Panji 🔞 ➡️Jeongwoo as Panji Kharisma ➡️Tokoh lain akan menyusul Penulis: Pupuriri30 100% hasil penulis. Fiktif / hanya karangan belaka. Tidak ada sangkut paut dengan kehidupan nyata tokoh. (M...