Jemi tersenyum merekah, tak tahu bagaimana menyimpulkan rasa bahagia yang ia rasakan saat ini. Sejak tadi malam, netranya tak pernah lepas dari layar ponsel yang ia genggam, memperlihatkan sebuah potret antara Panji dan gadis asing tengah bercumbu mesra di suatu tempat.
Anggap saja, semua ini karena ulah orang suruhan Jemi, ia pula yang mengirimkan gambar tersebut pada Sandara, untuk membuat sang gadis patah hati dan semakin ragu pada hubungan nya dengan Panji.
Perlu diketahui, sejak awal mengetahui kalau Sandara menjalin kekasih dengan Panji, rasanya ia frustasi, marah dan kesal bercampur menjadi satu. Mengapa harus Panji yang selalu menyaingi hidupnya. Dari kecil, Panji selalu lebih unggul dari pada Jemi. Dan sekarang terjadi lagi pada Sandara. Sosok gadis yang entah mengapa diperebutkan oleh nya dan sepupunya sendiri. Sungguh, ini membuat Jemi kesal setengah mati.
Apa yang Jemi tidak ketahui tentang kehidupan mereka? Yang jelas Jemi secara diam-diam memata-matai keluarga Prita yang katanya hendak menjodohkan Panji dengan orang lain. Hal ini menjadi kesempatan besar untuk Jemi memecahkan hubungan Panji dan Sandara.
Tak perlu terburu-buru, yang jelas lambat-laun Sandara akan kembali ke pelukannya.
"Tuan, Nyonya Karina mencari mu!" Ucap Glen, menghampiri sang tuan yang asik bersantai di pinggiran kolam renang.
"Mm, aku akan ke sana!"
Menepikan urusan ini untuk sementara waktu, kini Jemi memilih untuk menghampiri sang ibu di dalam sana. Kebetulan Karina memang sudah masuk lebih dulu ke dalam kamar Jemi sebelum sang anak itu tiba. Di atas kasurnya, Karina sudah menyiapkan beberapa tote bag berisi baju yang diperuntukkan untuk Jemi, putra kesayangannya.
"Jemi kemari lah! Ayo coba semua baju ini! Ini baju untuk kuliah mu sehari-hari. Aku sudah menyesuaikannya dengan fashion anak muda zaman sekarang. Bagus bukan?" Ucap Karina, sibuk menentengkan helaian baju di hadapan Jemi.
"Mengapa ibu membeli baju seperti ini?" Tanya Jemi, keningnya mengerut bingung. Jujur saja ini bukan fashion yang disukai Jemi. Ia lebih suka menggunakan baju kemeja kasual dengan jas simple beserta dasi favoritnya saja. Baju-baju yang disiapkan Karina untuk nya terlalu berkesan anak muda. Jika dikenakan oleh Jemi, akan hilang citra kewibawaan nya selama ini. Mungkin saja akan berganti menjadi laki-laki imut yang kekanak-kanakan.
"Ayolah putraku sayang! Aku sedikit terganggu dengan pakaian kuliah mu itu. Kau adalah seorang mahasiswa, bukan seorang direktur perusahaan. Jadi sesuai kan saja pakaian mu dengan anak muda. Putra ku ini kan masih muda. Harusnya lebih sering menggunakan pakaian seperti ini. Ayo dicoba, aku tunggu di sini." Titah Karina kekeuh, mendorong tubuh Jemi untuk masuk ke dalam ruang ganti.
Jemi ragu, jika ia berganti fashion, ia tak akan menakutkan lagi seperti dulu. Di mana rambut cepak yang ia sisir ke belakang, berganti menjadi poni yang menutupi kening.
Jemi menurut. Mungkin ia masih bisa membantah pada sang ayah, tapi tidak dengan Karina. Sedikitpun Jemi tak bisa mengelak keinginan sang ibu. Akhirnya ia mau mencoba semua baju-baju itu dengan berat hati.
"Tuh kan, kau cocok sekali dengan baju-baju ini." Karina kegirangan. Wajah Jemi menjadi imut dan juga tampan. Kaos trendy dengan jeans sebatas lutut nya benar-benar menawan. Cocok dengan usia Jemi yang masih muda. Terlebih lagi, Karina ikut merapikan rambut Jemi ke arah depan.
"Imutnya anak ku!" Puji Karina lagi.
"Bu, ku mohon...! Di mana harga diri ku sebagai Jemi Girana yang keren dan sangar itu jika harus mengenakan baju seperti ini." Rengek nya tak dipedulikan sama sekali oleh Karina. Wanita paruh baya itu malah sibuk memilah baju lain.
"Bagaimana menurut mu, Glen? Jemi tampak seperti mahasiswa sungguhan kan?" Tanya Karina pada Glen yang diam-diam menahan tawa. Sang bodyguard itu amat tahu bagaimana perasaan Jemi saat ini. Anak itu pasti sangat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
History Blue (PARK JEONGWOO) by Pupuriri30
Fanfiction"Aku beli perempuan ini, di aplikasi burung biru..." Panji 🔞 ➡️Jeongwoo as Panji Kharisma ➡️Tokoh lain akan menyusul Penulis: Pupuriri30 100% hasil penulis. Fiktif / hanya karangan belaka. Tidak ada sangkut paut dengan kehidupan nyata tokoh. (M...